Mohon tunggu...
Willy Sitompul
Willy Sitompul Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja sosial

Hanya pekerja sosial biasa, senang menulis dan membaca. Lihat juga tulisan saya di: www.willysitompul.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tahu Nggak? 28 Mei Hari Kebersihan Menstruasi!

27 Mei 2018   22:30 Diperbarui: 27 Mei 2018   22:51 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: jejaringampl.org

Hari Kamis (24 Mei 2018) lalu saya berkesempatan ikut dalam Diskusi Interaktif Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) 2018 di CGV Grand Indonesia. Wah ngapain sih seorang lelaki ikut-ikut ngebahas menstruasi? Nah, kalau pengen tau dan pengen tau banget baca terus deh ke bawah ya.. Oke? Yuks..

Berdasarkan penelitian Plan International Indonesia tahun 2018, ternyata 63% orangtua tidak pernah memberikan penjelasan tentang Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) kepada anak perempuannya. Bayangkan, sebagian besar anak perempuan kadang tidak siap ketika menstruasi pertama mereka datang. Bayangkan lagi, bagaimana kalau itu terjadi di sekolah, saat jam pelajaran misalnya. Wah, nggakkepikiran deh. Apalagi terjadi di jaman dimana bullying dapat kita temukan dimana saja dan kapan saja dan tidak mengenal rentang usia pula.

Karena itu tidak heran kalau satu dari enam siswa perempuan memilih untuk absen (tidak masuk sekolah) ketika menstruasi datang. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah (1) akses sanitasi di sekolah yang tidak memadai dan tidak nyaman, dan (2) malu dan takut apabila rekan siswa laki-laki mengetahui kalau mereka sedang dalam kondisi menstruasi. Untuk itu, sasaran MKM, sebaiknya tidak saja kepada siswa perempuan, namun juga siswa laki-laki.

Ada apa dengan sanitasi di sekolah? Hasil analisis Data Pokok Pendidikan (Dapodik) tahun 2017 menyebutkan 12,09% atau sekitar 25.835 Sekolah di Indonesia tidak memiliki jamban, dan rasio jamban secara nasional adalah 1 berbanding 122 untuk siswa laki-laki serta 1 berbanding 117 untuk siswi perempuan. Kondisi ini tentunya tidak menunjang bagi siswa perempuan untuk dapat mengelola kebersihan menstruasi di sekolah. Hal ini semakin menyulitkan ketika masih ada sekolah yang tidak memisahkan toilet laki-laki dan perempuan.

Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) di Indonesia merupakan bagian dari Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKS ini dikelola oleh lintas kementerian yaitu: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama. 

Perhatian khusus perlu diberikan kepada MKM, karena isu ini sangat terkait erat dengan pencapaian beberapa target Sustainable Development Goals, antara lain tujuan 3, kehidupan sehat dan sejahtera; tujuan 4, pendidikan berkualitas; tujuan 5, kesetaraan jender; dan tujuan 6, air bersih dan sanitasi layak. Untuk itu, diperlukan advokasi kepada penentu kebijakan dan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya MKM.

Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) atau secara internasional lebih dikenal dengan Menstrual Hygiene Management (MHM) merupakan upaya untuk menciptakan kondisi dimana perempuan dan gadis remaja memiliki pengetahuan yang benar dan pola hidup yang bersih dan sehat ketika menstruasi, seperti menggunakan pembalut (baik pembalut sekali pakai atau pembalut kain) yang dapat diganti sesering mungkin selama durasi periode menstruasi, menggunakan sabun dan air bersih, serta mempunyai akses ke fasilitas pembuangan untuk pembalut habis pakai.

Rata-rata setiap perempuan mengalami siklus menstruasi setiap 28 hari dan rata-rata durasi hari menstruasi dalam siklus tersebut adalah 5 hari. Oleh karena itulah, Hari Kebersihan Menstruasi dirayakan setiap tanggal 28 Mei di seluruh dunia. Gampang diingat kan? Angka 28 untuk siklus dan angka 5 untuk durasi hari menstruasinya. Walau perlu diingat juga bahwa tak semua perempuan mempunyai jumlah hari siklus dan durasi hari menstruasi yang sama.

Pada tahun 2017 untuk pertama kalinya kampanye Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) di Indonesia telah dilakukan melalui jejaring AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) dengan dukungan Yayasan Plan International Indonesia, Unicef, Simavi, SNV, SPEAK Indonesia dan Yayasan Wahana Visi Indonesia. Kegiatan ini dilakukan untuk menyebarluaskan isu-isu MKM melalui media sosial dan mendorong gerakan bersama dari kementerian dan mitra terkait di bidang sanitasi. 

Kenapa harus gencar mempromosikan MKM? Karena ternyata masih banyak mitos dan mispersepsi tentang menstruasi yang menghambat remaja perempuan untuk mengelola menstruasi secara bersih dan sehat. Contohnya, larangan keramas selama menstruasi. Apa hubungannya? Padahal saat menstruasi seringkali tubuh merasa gerah dan keramas sangat menolong untuk mengembalikan kenyamanan tubuh. 

Apa lagi mitos lainnya? Misalnya, larangan mengkonsumsi ikan dan daging selama menstruasi karena konon katanya akan menambah amis dan menambah banyak volume menstruasi. Padahal konsumsi ikan, daging, dan protein hewani lainnya justru sangat dibutuhkan saat menstruasi. Kenapa? Supaya tubuh dapat segera memperbaiki diri kembali. Menjamin agar siklus tetap berjalan normal dan pada akhirnya tercipta generasi selanjutnya yang baik pula.

Sumber: instagram and photocollage app by Vita
Sumber: instagram and photocollage app by Vita
Kok jadi bicara generasi selanjutnya? Tentu saja. Menstruasi terjadi karena luruhnya sebagian kecil jaringan rahim perempuan yang tadinya dipersiapkan untuk proses kehamilan. Selama usia reproduksi, seorang perempuan akan mengalami hal ini secara rutin. Sehingga jika proses rutin menstruasi berjalan baik tentu jika terjadi kehamilan yang direncanakan dengan baik akan mendapatkan keturunan yang baik pula. 

Saya banyak terinspirasi mengenai ide generasi mendatang ini dari Arie Keriting host acara yang saya hadiri tersebut. Beliau memang terkenal sangat peduli dengan perempuan dan giat mengkampanyekan banyak hal tentang isu-isu penting seputar perempuan. Misalnya tentang bagaimana menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan lain-lain.

Salah satu diskusi yang menarik dalam acara ini adalah keterlibatan banyak artis dan pegiat medsos dalam kampanye MKM. Keluarga Shahnaz Haque salah satunya. Dengan 3 anak perempuan dalam keluarga, Shahnaz memilih untuk bersikap terbuka membicarakan hal-hal terkait reproduksi pada anak-anaknya. 

Sikap terbuka menjadi pilihan jika melihat kondisi jaman dimana anak bisa tahu banyak hal dari internet dan sumber-sumber lainnya ketimbang dari orangtua sendiri. Shahnaz lebih memilih anak-anaknya mengetahui banyak hal dari dirinya dan tak ada yang tabu untuk dibicarakan termasuk berbicara tentang organ reproduksi. 

Beruntung bagi Shahnaz, suaminya Gilang Ramadhan sangat mendukung dan ikut andil dalam komunikasi dengan anak-anak sesuai porsi yang mereka berdua sepakati. Jadi, jangan berharap menemukan kata "burung" atau "bunga" dalam komunikasi tentang organ reproduksi di keluarga Shahnaz. 

Pengalaman lain tentang menstruasi datang dari Nadine Alexandra (Putri Indonesia 2010). Waktu itu, saat menstruasi datang, Nadine masih bersekolah. Karena sedang mens Nadine terpaksa sering minta ijin ke belakang. Hal ini sempat membuat suasana canggung terjadi antara dirinya dan guru yang sedang mengajar. Kebetulan guru yang sedang mengajar saat itu adalah laki-laki. Nah, mulai terasa kan kenapa laki-laki juga harus berperan dalam isu menstruasi?

Foto bareng Arie. Sukses terus ya!
Foto bareng Arie. Sukses terus ya!
Hal penting lainnya dari diskusi tersebut adalah adanya fakta bahwa sebagian besar fasilitas sanitasi di sekolah harus segera dibenahi. Mulai dari hal-hal kecil yang sebenarnya mudah dilakukan yaitu untuk memisahkan toilet laki-laki dan perempuan, kemudian menambah jumlah fasilitas sanitasi, memastikan jumlah air bersih yang tersedia, memastikan ketersedian fasilitas pembuangan bahan habis pakai dan banyak hal lainnya. Kalau melihat data sekolah di seluruh Indonesia seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, jujur saja, ternyata masih banyak pe-er yang harus kita kerjakan bersama.  

Oh iya, ada satu tagline yang menarik pada acara ini. Taglinenya adalah "Lelaki Sejati Peduli Menstruasi". So, kalau mau jadi lelaki sejati, harus mulai paham tentang menstruasi dan bagaimana kaum pria dapat memberi dukungan pada perempuan untuk menjalani proses menstruasi dengan baik. Tanpa harus risih apalagi tabu!

#MenstruasiBukanTabu

#BerdayaTanpaBatas

#MHD2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun