Mohon tunggu...
Willy Sitompul
Willy Sitompul Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja sosial

Hanya pekerja sosial biasa, senang menulis dan membaca. Lihat juga tulisan saya di: www.willysitompul.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Putus Sinyal di Wamena? Tak Perlu Khawatir, Gunakan Indosat!

6 Desember 2012   10:33 Diperbarui: 4 April 2017   17:47 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu saya sedang memimpin rapat bulanan di kantor kami di Asrama Mandiri. Kantor ini terletak di kawasan yang agak jauh dari pusat kota Wamena. Butuh waktu agak lama dari rumah menuju kantor ini karena lokasinya yang agak di luar kota Wamena. Bicara soal Wamena yang berlokasi di pegunungan tengah Papua tentu tak lepas dari berita kerusuhan. Lihat saja berita di televisi, ketika bicara soal Papua ujung-ujungnya pasti ada nama Wamena disebut. Saya masih ingat siituasi hari itu sangat mencekam. Saya dan rekan-rekan termasuk pada grup orang-orang yang khawatir saat itu. Kami tidak tahu apa yang terjadi. Berita datang simpang siur, silih berganti, baik via sms maupun via telepon (HP). Rapat bulanan pun terpaksa dipersingkat. Teman-teman dari luar kota yang menginap di hotel terpaksa dibonceng satu persatu dengan motor yang ada. Isu saat itu hanya satu, “Tentara ngamuk!”.

Menuju rumah, jalanan sudah dipenuhi oleh orang-orang asli Wamena. Asap hitam membumbung tinggi ke udara. Gila! Pikirku. Harus cepat sampai rumah. Apa daya motor pun tak bisa dikebut. Masyarakat terlalu banyak sehingga kalau motor berlari agak cepat bisa memancing masalah baru. Bisa jadi pusat perhatian dan kalau sudah demikian, bisa ditebak apa yang akan terjadi. Saya bisa diberhentikan di jalan. Motorpun ada kemungkinan diambil dan dibakar begitu saja di jalan.

Sampai di rumah istriku sudah khawatir. Tetangga sebelah tak bisa pulang, katanya. Dia terjebak di kantor. Sehabis memasukkan motor ke dalam rumah, suara tembakan terdengar berentetan. Tirai jendela kami tutup. Lampu dipadamkan. Suasana sangat mencekam. Hampir 1 jam suara tembakan membahana memecah kesunyian kota. Dalam bayanganku, para tentara bergerak maju dan menembaki siapa saja yang mereka temui. Kacau! Kalau aparat keamanan malah masuk kota dan mengamuk. Sehabis itu suasana sepi. Hujan rintik-rintik mulai turun. Lebih lengkap lagi, saat itupun listrik satu kota mati. Makin lengkaplah suasana mencekam itu. Untung sekitar jam 8 malam (kalau saya tak salah mengingat) lampu kembali menyala. Memang masih hujan deras, tapi paling tidak kalau lampu menyala masih agak meringankan situasi saat itu.

Apa yang sebenarnya terjadi? Ternyata ceritanya bermula dari beberapa tentara yang mengendarai kendaraan bermotor kemudian menyenggol orang Wamena sehingga terluka (di kemudian hari ternyata diketahui bahwa orang yang disenggol tersebut adalah orang Lanny Jaya, jadi sebenarnya bukan orang Wamena). Orang Wamena tersebut membalas tentara tadi hingga kabarnya tentara tersebut tewas. Akhirnya tentara satu batalyon mengamuk, turun ke kota dan marah membabi-buta. Sayang, yang jadi korban tak hanya orang Wamena. Satu toko milik pendatang (suku Batak) porak-poranda, barang-barang kiosnya habis dijarah massa, satu gudang becak dibakar, sekian honai (rumah khas Papua pegunungan) dibakar di sekitar wilayah Gunung Susu, sekian orang terluka, sekian orang tewas. Suatu pengorbanan yang tidak perlu jika aparat bisa menahan diri. Suatu pengorbanan yang terlalu mahal yang berujung “terlihat arogan” di mata orang Wamena. Setelah peristiwa itu muncul pula kekhawatiran baru, dengan banyaknya korban orang Wamena akibat ngamuknya tentara, apakah orang Wamena akan membalas?

Yang paling parah adalah sinyal HP. Entah mengapa begitu mati lampu di sore hari itu semua sinyal HP mendadak hilang kecuali satu, sinyal kuat Indosat. Untung saya menggunakan provider ini sehingga beberapa informasi via sms dari rekan-rekan di luar Wamena masih dapat saya terima dengan baik. Sebagai penyedia layanan seluler utama di Indonesia, memang Indosat selalu meningkatkan pelayanan demi kepuasan pelanggan. Salah satu layanan canggih Indosat yang sudah bisa dinikmati oleh pelanggan adalah teknologi 3G Plus yang memisahkan frekuensi lalu lintas suara dan data, sehingga keduanya bisa dinikmati tanpa distorsi apapun. Pantas saja suaranya lebih jelas, bahkan masih cukup jelas hingga ke luar kota Wamena. Teknologi Indosat ini memungkinkan aku dan stafku yang lain masih bisa berkomunikasi dengan baik sehingga informasi apapun bisa diketahui dengan jelas oleh semua staf.

Esok harinya suasana masih mencekam. Hampir semua kantor terpaksa meliburkan karyawannya. Sinyal HP masih tetap, hanya Indosat yang berfungsi. Sampai waktu itu, muncul status di Facebook yang diforward berulang kali, “Ganti simcard dengan Indosat, masih tersedia di toko….”. Untungnya saya sudah pakai. Agak siang di hari itu situasi sudah mulai membaik. Sms berantai dari aparat pemerintah dan kepolisian masuk di HP-ku. Ternyatatidak ada aksi balasan dari orang Wamena. Orang-orang mulai beraktifitas seperti biasa walau masih sedikit lengang. Saya tak akan pernah melupakan hari itu. Hari dimana saya sempat bersyukur sebagai pengguna Indosat.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun