Di sisi lain, Larry sepertinya sudah tahu benar bahwa raja tidak akan
menyetujui hubungannya dengan sang putri. Larry pun menulis sebuah
surat untuk Jennice dan menyelipkannya di sebuah album foto Jennice.
Jennice pun tiba di kamar Larry, dan membuka pintu kamar Larry yang
tidak dikunci.
' Larry, Larry . Kamu harus pergi dari istana , kalau tidak besok kamu
akan dihadapkan ke raja '
' Pergilah Jennice, saya tidak akan meninggalkanmu. Hari ini akan
menjadi hari yang indah untuk saya dan akan terukir kenangan ini '
(sambil menggandeng Jennice keluar dari kamarnya )
Jennice sangat terharu mendengar perkataan Larry dan juga sedih karena
apa yang akan dihadapi Larry besok.
Pagi pun tiba, Larry dijemput oleh pengawal-pengawal raja untuk
berhadap kepada raja. Larry pun sudah terlihat sangat siap untuk itu.
Tibalah di hadapan raja, Larry tunduk dan berlutut di hadapan raja.
' Apa yang membuatmu begitu lancang untuk mencintai putri saya ? '
Tanya raja dengan nada keras.
' Manusia hidup karena cinta, saya juga hidup untuk cinta, cinta saya
kepada putri merupakan keberanian saya untuk menghadap raja '. Jawab
Larry dengan bijak.
' Kalau begitu, apakah kamu bersedia dihukum mati karena cintamu dengan putri? '
' Itu sudah menjadi konsekuensi saya, hidupku adalah pengorbanan
cintaku kepada putri. '
' Baiklah ! Pengawal ! Bawa pelayan ini ke pemancungan ! Saya akan
menghukum mati dirinya! '
Mendengar perkataan itu, Jennice menangis dan memohon agar ayahnya
mengampuni Larry dan membiarkannya tetap hidup.
Tetapi karena keputusan raja sudah bulat, Larry dibawa ke pemancungan.
Kepalanya akan dipancung karena melanggar hukum istana yang tidak
boleh terjadi kisah percintaan antara putri dengan golongan bawah
seperti pelayan.
Sebelum dipancung, raja memberikan kesempatan untuk Larry berbicara
dengan Jennice.
Larry pun mendekati Jennice serta menggengam tangan Jenice dan berkata
: ' jagalah dirimu baik-baik disini. Jangan mengulangi kejadian ini
lagi. Biarlah saya yang menjadi terakhir dari hal ini '