[caption id="attachment_322685" align="aligncenter" width="442" caption="(Dok : Pribadi)"][/caption]
Indonesia kembali berduka. Setelah sekian lama ditempa bencana, Indonesia harus kembali menderita dengan letusan Gunung Kelud. Gunung yang terletak di perbatasan antara Kediri dan Blitar ini meletus untuk yang pertama kali sekitar pukul 22.50 WIB, Kamis (13/2), kemudian disusul dengan letusan-letusan susulan. Letusan Gunung Kelud ini membawa penderitaan tidak hanya bagi masyarakat di sekitar Gunung Kelud itu sendiri, namun dampak letusan berupa abu vulkanik serta pasir yang diluncurkan Gunung Kelud juga mencapai daerah-daerah yang secara geografis jauh dari Gunung Kelud. Abu vulkanik yang dimuntahkan oleh Gunung Kelud mencapai beberapa daerah, yakni Jogja, Solo, Surabaya, Cilacap, bahkan Bandung. Namun dalam bencana seperti ini, ternyata ada suatu hikmah yang dapat kita ambil, seperti yang dilakukan oleh warga Srimulyo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ini. Bencana meletusnya Gunung Kelud, selain membawa penderitaan ternyata juga memiliki hikmah tersendiri yakni merekatkan hubungan antara masyarakat sendiri. Warga Srimulyo bersama-sama membersihkan jalan sekitar rumah mereka, bersama dengan para tetangga mereka. Moment seperti ini menurut mereka dapat menjadi moment silaturahmi satu sama lain, karena dalam keseharian, jarang memiliki waktu luang bersama dengan tetangga. Mereka bersama dengan tetangga melakukan gotong royong bersama, yang mungkin sudah jarang mereka lakukan. Gotong royong membersihkan bekas abu vulkanik sepertinya tidak hanya dilakukan oleh desa ini saja, namun juga desa-desa lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H