Maksudnya, seperti apa situasi dan kondisi pada saat orangtua dan anak mengalami konfliklah yang kemudian mengakibatkan anak remajanya menunjukkan perilaku bermasalah di kemudian hari.
Pertanyaannya, memang seperti apa dinamika konflik orangtua-anak yang berpotensi menghasilkan remaja dengan perilaku bermasalah?
Tujuannya kan supaya kita bisa belajar hal-hal apa yang perlu kita perhatikan pada saat kita berkonflik dengan anak, sehingga kita tidak menghasilkan anak yang nantinya akan mengalami perilaku bermasalah.
Penelitian tersebut menggunakan alat ukur psikologi yang disebut The Parent-Child Relationship Scale, khususnya 12 pertanyaan yang mengukur dinamika konflik orangtua-anak. Alat tes ini diisi oleh orangtua yang diminta untuk menilai kualitas relasinya dengan anak.
Kita akan membahas satu persatu pertanyaannya dan mengambil pelajaran dari 12 pertanyaan tersebut. Dari sana kita bisa mempelajari tanda-tanda adanya dinamika konflik yang tidak sehat di dalam hubungan orangtua-anak.
1. My child and I always seem to be struggling with each other.
Ngomong apapun dengan anak biasanya berakhir konflik. Orangtua dan anak sulit untuk berdiskusi dan bertukar pikiran. Kalau ada perbedaan pendapat, sulit untuk mencari middle ground.Â
Artinya orangtua dan anak sudah hampir kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Â
2. My child easily becomes angry at me.
Anak kelihatannya mudah marah dengan orangtua. Salah bicara sedikit, dia marah. Beda pendapat sedikit, dia juga marah. Diberi nasihat sedikit, langsung anak tidak senang.Â
Biasanya ini terjadi karena anak menyimpan kemarahan dan ketidakpuasan terhadap orangtua atas situasi-situasi konflik di masa lalu.