Mohon tunggu...
Muhammad Wildhan Pamungkas
Muhammad Wildhan Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calon Penulis Masa Depan

Berbicara dengan tulisan, aku akan mengubah setiap pengalaman menjadi kisah yang menginspirasi dan penuh makna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dunia Pertemanan Online yang Tipu-Tipu

11 Oktober 2022   08:02 Diperbarui: 11 Oktober 2022   08:09 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Car Free Day Daerah Jakarta Pusat | Dokumentasi Pribadi

Saya akui memang benar. Aku dengan bodohnya menunjukan sifat asli dengan nama asli pula dihadapan orang asing. Pernah kejadian, aku berpikir kebetulan ada teman online yang tinggalnya tak terlalu jauh dari rumah. Saya pun berkoar-koar yuk ketemu yang masih satu daerah (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Tetapi hasilnya ternyata orang itu membohongi saya yang mengaku tinggal di Tangerang yang ternyata tinggal di Manado.

Padahal aku tidak meminta hal aneh aneh. Hanya bertemu karena saya sudah nyaman dengan pertemanan online. Ternyata bisa menipu begitu saja. Lalu ada satu lagi yang mengakui tinggal di Bali lalu tiba tiba berada di Bekasi lalu di Jakarta Selatan kemudian ke Bandung. Seperti sebuah narasi kebohongan yang dilakukan teman yang mengakui tinggal di Tangerang yang nyatanya di Manado.

Tentunya saya kecewa. Padahal saya sudah menunjukan sisi diri yang membuat orang nyaman, tidak membuat orang kesal karena saya menjaga sikap untuk bertindak ataupun mengeluarkan kata-kata.

2. Mudah termakan hoax

Ada suatu kejadian bahwa saya berteman dengan seseorang dan memang yang paling tidak enak itu berteman dengan yang jaraknya jauh. Padahal aku sudah merasa bahwa pertemanan yang dijalin sudah sangat nyaman. Tiba-tiba mendapatkan kabar bahwa temanku ini meninggal. Aku pun merasa kejanggalan.

Saya benar-benar mencari berita untuk mencari kevalidan berita yang diberikan. Lalu bertanya kepada teman yang tinggalnya kejadian tempat kecelakaan. Namun hasilnya nihil. Aku sudah mencari bukti berita tidak ada dimana pun hingga akhirnya ternyata berita itu hanyalah hoax.

Entah motif apa yang dilakukannya untuk membuat berita kematiannya sendiri. Lalu saya pun mempercayainya pula. Lagi-lagi menelan rasa kekecewaan. Sampai saat ini pun tetap aku tidak mengerti. Mengapa ada orang bisa memalsukan berita kematiannya sendiri.

3. Kamu Good looking?.. Kamu Aman

Mengapa demikian saya mengatakan ini. Jujur saja ada seseorang yang bisa di bilang memang good looking. Tetapi orang ini merendah untuk meroket mengenai dirinya good looking. Hingga akhirnya setiap harinya pun orang-orang di grup lebih menyukai orang ini. Tentunya tiba-tiba saja keberadaan saya tidak dianggap oleh mereka.

Aku pikir lucu sekali ya. Good looking saat dimana-mana menempati semua segala tempat. Bahkan dalam circle kecil pun yang paling di puja-puja, di segani. Aku merasa aku percuma adanya di grup ini apabila hanya melihat goodlooking yang merendah merendah tuk meroket.

4. Musuhan.. Lalu Menghilang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun