Pada hari  Senin, 10 Oktober diperingati Hari Kesehatan Sedunia. Tentunya adanya peringatan ini pentingnya kesehatan jiwa tuk menjalani dunia yang tentunya tidak baik baik saja. Setiap manusia pasti merasakan sisi puncaknya atau sisi terendah sekali pun. Apalagi berhubungan dengan kesehatan jiwa, tentunya tidak bisa dianggap remeh.
Dari meremehkan hal ini saja sudah berapa banyak orang yang sudah melakukan mengakhiri hidupnya seorang diri yang disebabkan lingkungan yang tak mendukung atau tak punya seseorang yang dipercayai untuk membantu keluar dari masalah. Tetapi terkadang kita juga hanya perlu mendengarkan seseorang yang memilih masalah pun tak masalah, setidaknya bisa mengurangi niat seseorang untuk bunuh diri.
Untuk menjaga kesehatan jiwa itu sebenarnya tidaklah mudah loh!
Saya pun pernah mengalami dimana titik terendah. Tetapi saya selalu mengingat bahwa banyak sekali yang belum saya lakukan dan banyak sekali sebuah target yang ingin dilakukan untuk dilakukan di masa depan. Jalan satu-satunya ialah saat masalah muncul pada kehidupan saya terkadang saya mempercayai seseorang untuk mencurahkan hati. Saya pun berpikir tidak membutuhkan solusi hanya membutuhkan tempat mencurahkan saja seperti :
" Apa yang terjadi pada hari ini ? "
" Apa yang membuatku sedih?"
" Apa yang membuatku kesal?"
Atau hal lainnya yang bisa di ceritakan walau kadang sering oversharing. Tetapi setidaknya hati terasa lega. Namun ada dimana, saya merasa titik saya harus menghadapi masalah seorang diri tanpa ada seseorang membantu, kadang saya benar-benar menahan semua ekspresi apa yang saya rasakan dan memutuskan untuk tidak menceritakan apapun.
Dan ternyata setelah menahan semua ekspresi dan tidak menceritakan apapun kepada siapapun. Ternyata ada hari dimana, saya tidak melakukan apapun dan seketika airmata menetes sendiri, padahal tidak ada yang membuat sedih, ataupun menonton film ataupun series yang sedih.Â
Setelah mencari tahu ternyata airmata ini menetes akibat dari menahan semua ekspresi, tanpa menceritakan apapun. Yang pada akhirnya saya membiarkan airmata itu terus menetes hingga membuat diri sendiri lelah dan memutuskan untuk tidur.
Ada beberapa faktor tentunya yang membuat saya memilih tidak menceritakan suatu hal
1. Memikirkan pandangan seseorang (orang lain) kepada diri sendiri
2. Menceritakan isi hati yang membuat celah bagi seseorang untuk menjatuhkan saya
3. Menceritakan isi hati yang ternyata orang yang saya percaya, malah menceritakan ke orang lain
4. Membuat berbandingan nasib orang lain yang lebih sengsara
Padahal mencurahkan isi hati itu penting. Tentunya membuat diri sendiri itu merasa plong dan hilang semua yang dihadapi.. Lalu terkadang ada beberapa hal yang saya lakukan untuk tetap menjaga kejiwaan diriÂ
1. Memikirkan bahwa belum melakukan apapun untuk keluarga (Suatu hal yang menaikan drajat orang tua ataupun membuat keluarga bangga atas pecapaian)
2. Memikirkan bahwa tidak membuat keluarga khawathir
3. Menghibur diri dengan lagu atau series yang di sukai
4. Tak apa apa menangis. Kadang menangis lebih banyak agar hati merasa puas
5. Berbicara kepada diri sendiri
6. Berjalan-jalan seorang diri
Dan... tentu saja semua manusia mengalami masalah yang berbeda-beda. Tentunya tak perlu dibandingkan yang lebih parah, walau kita tahu dunia yang kita tinggali ini sudah semakin membuat kita gila. Tetapi ingatlah, kita tidak hidup sendirian dan mencoba mencari seseorang yang kita percayai ataupun kita datangi Psikolog untuk mencurahkan isi hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H