Selama diperjalanan tentunya kami bertiga sangat menikmati perjalanan sembari mengobrol ataupun melihat arah kaca kereta melihat pemandangan selama diperjalanan. Dan tepat setengah tiga kami bertiga sampai dan ternyata di luar sedang hujan. Tentunya diriku melindungi handphoneku dengan plastik.
Kami pun keluar dari Stasiun Purwakarta dan merencanakan hal yang ingin dilakukan. Diriku membeli cilok namun temenku langsung memeriksa tiket arah pulang ke Jakarta. Hingga akhirnya mendapatkan kabar bahwa tidak ada tiket untuk pulang karena pada saat kita turun sebenarnya ada kereta yang akan berangkat yang ternyata kereta itu menjadi keberangkatan terakhir yang artinya tidak ada lagi kereta yang akan ke jakarta pada saat itu.
Diriku yang dengan uang pas-pasan berpikir tidak kepikiran bahwa akan ada kejadian seperti ini. Dan saya baru ingat bahwa memiliki keluarga yaitu nenek dan bibi yang tinggal di Purwakarta yang tentunya diriku mengabari keluarga agar bibi menjemput kita bertiga tentunya dong aku kembali teringat bahwa peringatan orang tua bahwa tidak boleh main jauh jauh namun diriku nekat ke purwakarta.
Hingga akhirnya bibi sudah tahu keberadaan kita bertiga. Lalu bibi ku datang yang heran dan kaget akan kedatangan kita yang tentunya aku menjelaskan semuanya. Lalu kita bertiga diarahkan ke Pasar Rebo yaitu memiliki jarak 1 km dari Stasiun Purwakarta lalu diarahkan untuk naik angkot.
Bibiku sudah mengarahkan ke supir angkotnya untuk menuju rumah bibi. Aku merasa bersyukur setidaknya ada tempat tinggal untuh sehari saja. Dan rumah bibiku ini agak jauh dari stasiun dan medan jalanan purwakarta berbeda dengan Jakarta. Namun yang menarik dari purwakarta ialah sebenarnya dari rumah bibiku jika mengikuti jalan saja jika berbelok dapat mengarah ke Bandung.
Sesampainya di rumah bibi. Kami bertiga beristirahat dan mandi secara bergantian. Lalu hingga malam harinya kita bergantian untuk shalat maghrib dan isya. Lalu di rumah bibi saat jam setengah delapan ternyata rumah ini sudah menjadi sepi karena bibi dan nenek sudah tidur lebih dahulu. Yang tentu saja bukanlah kebiasaan kami bertiga tidur lebih awal.
Letak rumahnya pun dipinggir jalan tentunya suara kendaraan terdengar jelas meskipun rumah ini sepi. Kami bertiga memutuskan untuk tidur hingga akhirnya kebangun karena alarm dan ternyata masih jam setengah empat pagi.
Namun saya tidak tidur lagi sembari menunggu waktu subuh. Setelah subuh, kami shalat bergantian dan pagi harinya. Diriku mengajak temanku untuk berjalan kaki di pagi hari. Terasa angin sejuk pagi hari dan kita jalan kaki kira kira dua puluh menitan hingga akhirnya kembali ke rumah bibi.