Mohon tunggu...
Muhammad Wildhan Pamungkas
Muhammad Wildhan Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calon Penulis Masa Depan

Berbicara dengan tulisan, aku akan mengubah setiap pengalaman menjadi kisah yang menginspirasi dan penuh makna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

3106 Hari sebagai Warga Jakarta!

22 Juni 2022   21:10 Diperbarui: 23 Juni 2022   03:30 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CFD 19 Juni 2022. Dokumentasi Pribadi

Suatu ketika sebuah keputusan yang besar oleh kedua orang tuaku setelah tinggal di kota Tasikmalaya, Jawa Barat yaitu memilih kota Jakarta sebagai tempat mengadu nasib orang tuaku. Pada langkah yang diambil oleh orang tua ini agar kehidupan yang lebih baik lagi namun secara bertahap.

Saya sebagai anak ketiga dari empat saudara yang saat itu baru saja menginjak bangku kelas 7 smp harus menyelesaikan satu semester lebih dahulu dan tinggal bertiga dengan dua kakak perempuanku sedangkan orang tuaku dan adikku sudah bertolak di Jakarta lebih dahulu.

Tak pernah membayangkan banyak sekali hal hal yang mengejutkan selama tinggal di Jakarta. Pada saat itu teringat pada pengambilan rapot pada Desember 2013 yaitu dimana hari terakhir menjadi siswa smp dan meninggalkan kota Tasikmalaya. 

Bahkan teman-temanku tidak mengetahui atas rencana kepindahanku saat itu. Dan malamnya kami bertiga menyusul untuk bertolak ke Jakarta.

Pada hari pertama dan baru saja keluar dari rumah yang baru saja ditinggali sebagai rumah pertama di Jakarta dalam status mengontrak. 

Ada sebuah kejadian dimana membuat saya kebingungan yaitu dimana seorang ibu memanggil saya dalam sebutan "Neng", dan adikku "Tong".

Pada saat itu diriku yang baru saja meninggalkan tanah sunda cukup heran dan berpikir. Mengapa diriku dipanggil Neng yang memiliki arti panggilan untuk anak perempuan, tetapi saya tak mengambil pusing pada saat itu.

Setelah beberapa bulan tinggal di Jakarta. Saya pun menjadi siswa angkatan baru dan terpaksa mengulang dari nol kembali dan di sekolah pertama benar-benar tidak mengetahui apapun dan kenal siapapun.

Namun, harus tetap dijalani hingga saya menemukan culture shock kembali yaitu dimana orang orang berkomunikasi dengan kata "Gue", " Lu ", dan saya berpikir pada saat itu mereka berkomunikasi dengan cara itu namun lebih mengarah bahasa gaul jakarta namun hingga saat ini saya jarang menggunakan kata Gue ataupun Lu karena sudah sebuah kebiasaan saya menggunakan kata Saya dan Kamu.

Bahkan teman teman mempertanyakan mengapa menggunakan kata Saya dan Kamu. Saya pun menjawab karena memang sudah sebuah kebiasaan dari tanah sunda bahkan hingga kini saya mempertahankan hal ini.

Ada hal yang unik dimana seseorang berkomunikasi dengan saya pun tak malu menggunakan kata Saya dan Kamu. Saya bukannya tidak ingin bergaul dengan kata Gue dan Lu melainkan memang bukanlah sebuah kebiasaan dalam hidupku. 

Lalu melewati hari hari sebagai siswa MTs pada saat itu banyak sekali lika-liku yang dirasakan tentang warga sekitar, teman teman, kebiasaan, budaya hingga jalanan di Jakarta. 

Saya merasakan jalanan di Jakarta begitu berbeda dengan apa yang ada di Tasikmalaya. Apabila kita salah belok masih bisa belok manapun dan akan kembali ke tempat awal namun itu yang saya rasakan di Tasikmalaya tanpa ragu untuk berpergian sendiri. 

Namun di Jakarta tentunya beda harus benar-benar mengetahui jalanan Jakarta yaitu apabila salah belok tentunya akan menuju jalan yang baru. 

Bagi orang yang baru tinggal pun pasti merasakan tersesat beberapa kali.

Lalu mengenai Jakarta setelah merasakan lingkungan Jakarta. Jakarta pula saat ini banyak sekali banyak tempat yang menarik dan transportasi yang memadai yaitu dimana ada KRL, MRT, LRT, TransJakarta bahkan untuk pesan ojek online berupa motor dan mobil pun telah didapatkan.

TransJakarta. Dokumentasi Pribadi
TransJakarta. Dokumentasi Pribadi
Stasiun Kota. Dokumentasi Pribadi
Stasiun Kota. Dokumentasi Pribadi
MRT. Dokumentasi Pribadi
MRT. Dokumentasi Pribadi

Selama tinggal di Jakarta banyak sekali pengalaman yang didapatkan dari seseorang pendatang yang tahu hingga belum tahu Jakarta sebagian. 

Dari naik TransJakarta saya mendapatkan pengalaman pertama ketika naik bersama dengan orang tua dan kakak saya yang membimbing saya untuk menaiki TransJakarta hingga akhirnya saya bisa naik seorang diri.

Lalu untuk KRL, saya diperkenalkan oleh teman saya dari SMK yang mengajari saya untuk menaiki KRL bagaimana dari cara naik, jalur jalur KRL. Dan akhirnya saya pun bisa naik seorang diri dari pengalaman tersebut pun akhirnya bisa menaiki MRT. 

Dari ketiga mode transportasi umum ini pun akhirnya saya telah mengelilingi Jakarta mengunjungi tempat yang menarik di Jakarta yang di antara lain :

Kota Tua di Kala Sepi. Dokumentasi Pribadi
Kota Tua di Kala Sepi. Dokumentasi Pribadi

Taman Cattleya. Dokumentasi Pribadi
Taman Cattleya. Dokumentasi Pribadi
Museum Bank Mandiri. Dokumentasi Pribadi
Museum Bank Mandiri. Dokumentasi Pribadi
Taman Menteng. Dokumentasi Pribadi
Taman Menteng. Dokumentasi Pribadi

Saya dan kedua sahabat saya di Taman Ismail Marzuki. Dokumentasi Pribadi
Saya dan kedua sahabat saya di Taman Ismail Marzuki. Dokumentasi Pribadi

Dari tahun 2017 hingga kini tak terhitung berapa banyak perjalanan menuju tempat yang menarik di Jakarta dengan bantuan transportasi umum.

Menurut saya tempat tempat yang di kunjungi ini banyak sekali yang dapat dikunjungi walaupun sebenarnya banyak yang belum saya kunjungi. Tetapi acara mingguan seperti CFD terkadang saya mengikutinya. 

CFD Jakarta 2018. Dokumentasi Pribadi
CFD Jakarta 2018. Dokumentasi Pribadi

CFD 19 Juni 2022. Dokumentasi Pribadi
CFD 19 Juni 2022. Dokumentasi Pribadi

Dan saya sebagai warga Jakarta selama 3106 Hari (8 tahun, 6 bulan, 2 hari) yang telah merasakan hal hal yang menarik dari tempat yang menarik, kulinernya dan merasakan lingkungannya, merasakan senang, sedih, kesal di kota ini dan saya berharap Jakarta selalu mengeluarkan terobosan terobosan yang terbarunya. 

Jakarta selalu panjang umurnya yang menjadi pemikat bagi orang perantauan, pekerjaan yang mudah di dapat, lowongan pekerjaan yang luas. Semakin canggih pula kota ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun