Setiap malam kau datang sebagai orang asing
atau semacam bentuk lain, mengendap
dalam benak, lalu memahat namamu
pada dinding, menjadi semacam prasasti
Â
Aku menunggu di beranda rumah
tempat kita dulu pernah duduk disini
jauh hari sebelum kemarin, benar-benar jauh
sejauh gelinding bola salju
Ingatanku terlalu pendek
demi mengingat seluruh kenangan
yang panjang, benar-benar panjang
sepanjang masa putaran bintang
Namun, pada lembaran buku
yang biasa kita baca kala senja
ada beberapa tertinggal polos tak beraksara
Sepertinya, tuhan telah sengaja
meninggalkan beberapa lembaran kosong
pada buku takdirku, memberimu kesempatan
menulis dengan tintamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H