"bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum"
  —M.A.W Brouwer
sejak pertama kaki menapaki tanahmu yang adiwarna, telah ku jeratkan
sepasang kakiku pada rerumput perdu yang berjebah, kusematkan
renjana di balik ranum langitmu, sedap aroma hawa
yang kuhela, menyusup hingga rongga dada
tak sanggup aku bernapas tanpanya
kutambat hati di antara desau semilir anginmu
mengalir menyisir hangat udara swargaloka
manja tutur ramah laku santun etika para dara
mabuk aku terbuai pesona, serasa di negeri para dewa
pada setiap sudut ruangmu, terbebat berbingkai bahagia
pada candamu aku candu, berlimpah ceria penuh ruah
pada buaian lantun senandungmu, aku lelap tiada kesiap
bagaimana bisa kulangkahkan kaki dari sini
sedang sebelah jantungku telah berdegup seirama senandungmu
padamu kisah renjana tersurat, padamu kenangan lestari
Painan, 20 April 2016
Puisi lainnya: http://fiksiana.kompasiana.com/willy-akhdes/puisi-pisau-cukur_575acbbc149373b908dab9a8
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI