Jika membahas tentang peran perempuan mungkin ada banyak hal yang akan terlitas. Seperti tentang kesetaraan gender, ataupun tentang peran perempuan dalam melestarikan lingkungan. Sebenarnya kedua hal di atas merupakan dua hal yang saling terkait. Jika melihat masalah sekarang mungkin berbicara tentang peran perempuan dalam melestarikan lingkungan belum terlalu besar “mengapa demikian?”. Sebenarnya pernyataan ini merupakan kesalahan di mana sebenarnya peran perempuan sudah cukup besar dalam upaya untuk memperdayakan lingkungan. Namun dengan besarnya kultur patriarki yang dianut oleh Indonesia peran perempuan seolah-olah menjadi tidak nampak dipermuakaan. Seperti yang ditunjukan ariva dalam ( Sarwono, 2010:179) biasanya kegiatan penyuluhan penyediaan air bersih dari PDAM, di Palu, Sulawesi Tengah, hanya diberikan kepada kaum laki-laki; tetapi sejak tahun 1997 kaum perempuan sebagai pengguna dan pengelola air mulai dilibatkan dalam kegiatan tersebut dan telah menunjukan efektivitasnya. Dari kutipan di atas sebenarnya juga dapat menunjukan bahwa ternyata akhirnya ketika kaum perempuan dilibatkan dalam kegiatan penyuluhan menunjukan dampak yang lebih positif. Bagaimana hal ini dapat terjadi, bagaimana seorang perempuan membuat perubahan pada lingkungan dan berhasil. Kembali pada kebudayaan patriarki, di mana dalam kebudayaan ini derajat laki-laki dilihat lebih tinggi dari pada perempuan. Dalam segi pekerjaan pula kaum perempuan lebih banyak menjadi ibu rumah tangga atau sektor domestik, sedangkan sang pria lebih bekerja pada sektor publik. Dengan kata lain perempuan lebih dekat dengan urusan rumah seperti mencuci, membersihkan rumah, menyediakan makanan, dsb. Pekerja-pekerjaan ini yang akhirnya cukup dekat dengan pencemaran lingkungan berupa sampah rumah tangga. dari segi resiko pula perempuan akhirnya yang lebih merasakan dampak dari sebuah pencemaran . sebagai contoh adalah tentang pasokan air bersih untuk memasak dan mencuci. Logika dan contoh ini juga pernah dikemukakan dalam (aliedha: 2010; 3-4). Pada akhirnya kegiataan para perempuan tidak dapat terlepas dari lingkungan. Ada juga beberapa alasan mengapa perempuan sangat terikat dengan lingkungan. Menurut Dwi ( Sarwono : 2010; 179 ) ada empat alasan yaitu : pertama, secara fisiologis perempuan terlibat dalam waktu yang lebih lama dengan spesies kehidupan di mana perempuan-lah yang merawat masa depan manusia. Kedua, posisi perempuan di wilayah domestik merupakan tempat bayi-bayi ditransformasikan menjadi makhluk kultural. Ketiga, psikologi perempuan sebagai ibu membuahkan cara berpikir yang lebih relasional, konkrit dibanding dengan laki-laki. keempat, kaum perempuan yang bertanggung jawab terhadap wilayah domestik punya banyak andil dalam mengurangi jumlah sampah dengan melakukan program 4R: reduce, reuse, recyle, dan restore.
Setelah membahas tentang bagaimana hubungan antara kebudayaan, gender, dan peran perempuan dalam lingkungan. Mungkin pembahasan selanjutnya adalah tentang tingkat kesadaran perempuan. apakah perempuan pada akhirnya memiliki kesadaran dalam melestarikan lingkungan tempat ia hidup. Penulis memiliki asumsi bahwa kesadaran menjaga lingkungan hidup tidak terlepas dari pengetahuan yang di dapat semasa menempuh sekolah. Dengan asumsi ini maka penulis mencari data tingkat pendidikan berdasar gender. Berpekal data dari BPS dengan judul tabel “Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas menurut Tipe Daerha , Jenis Kelamin, dan Ijazah/STTB Tertinggi yang Diperoleh, 2009-2013”. Menunjukan data bahwa yang tidak memiliki ijazah baik dari daerah perkotaan dan pedesaan. perempuan lebih banyak yang tidak memiliki ijazah dengan persentase 27,86%. Untuk yang memiliki ijazah dengan tingkat pendidikan SD perempuan juga lebih unggul dengan persentase 29,21%. Untuk ijazah smp laki-laki lebih unggul 0,69% dengan persentase perempuan 17,79 %. Untuk Tingkat SMA masih didominasi oleh kaum laki-laki dengan keunggulan sebesar 3,03% dengan persentase perempuan 14,80%. Sedangkan SMK perempuan masih tertinggal 2,44% dengan persetanse perempuan 4,22. Untuk Dipl I/II perempuan lebih unggul dari laki-laki dengan persentase 0,64%. Dan terakhir dari Akademi/ Dipl III/IV/S1/S2/S3 lagi-lagi laki-laki lebih unggul dengan persentase laki-laki 5,58% dan perempuan 5,49%.. Pada akhirnya dari data ini menunjukan bahwa banyak sekali perempuan yang tidak bisa bersekolah. dan untuk jenjang-jenjang pendidikan yang lebih tinggi lebih didominasi oleh kaum laki-laki. Data yang penulis gunakan adalah data untuk tahun 2013 yang merupakan data terakhir yang penulis dapatkan dari BPS. dengan kata lain dengan menggunakan data ini penulis melihat jika dari faktor kesadaran mungkin saja kaum perempuan juga masih kurang. Contoh lain yang cukup menarik adalah tentang kuota keikut sertaan perempuan dalam DPR minimal 30%. Pada akhirnya kota ini dibuat dengan tujuan akhir agar perempuan juga lebih aktif dalam pembentukan-pembetukan kebijakan yang mungkin bisa berdampak dalam segala hal termasuk lingkungan. Sebenarnya dari penyediaan kuota ini pada akhirnya menunjukan rendahnya partisipasi dari kaum perempuan.
Dalam tulisan ini sebenarnya bukan ingin merendahkan pihak manapun. Namun tujuan utama tulisan ini adalah menunjukan beberapa tulisan dari beberapa narasumber tentang kuatnya peran perempuan. dengan tulisan ini penulis berharap bahwa dengan adanya tulisan ini dapat lebih meningkatkan lagi kesadaran para kaum perempuan terutama dalam menjaga lingkungan hidup. Terlepas dari hal ini jika dilihat lagi dalam data BPS di atas untuk jenjang Dipl I/II perempuan lebih unggul, dan untuk jenjang selanjutnya Dipl III/IV/S1/S2/S3 perempuan tidak jauh berbeda dari kaum laki-laki. dari data ini penulis memiliki asumsi bahwa sebenarnya dari segi kemampuan perempuan tidak kalah dari kaum laki-laki. bahkan dari sumber-sumber yang akan penulis paparkan hasil tulisannya, penulis merasa bahwa akhirnya kaum perempuan lebih memiliki potensi dalam segala bidang, termasuk pelestarian lingkungan. Ada juga mungkin contoh dari penulis sendiri yang mungkin sedikit keluar dari masalah lingkungan yaitu tentang Grameen Bank. Sebagian besar pasti sudah tahu bahwa ini merupakan organisasi kredit mikro ciptaan Muhammad Yunus. Kaum yang tergabung di dalamnya adalah para kaum perempuan, mengapa bisa demikian. Penulis berasumsi bahwa akhirnya mengapa para perempuan yang ingin diperdayakan. Karena kaum perempuan lebih bisa terintegrasi dengan baik, mereka pandai mengelola pembiayaan, pandai untuk mengurusi sesuatu. Dengan contoh ini penulis hanya ingin menunjukan bahwa kekuataan perempuan sangatlah besar, para perempuan memiliki potensi yang leih baik. dalam tulisan ini penulis juga akan memaparkan sebuah hasil kegiatan penyuluhan yang menunjukan tingkat kesadaran dan pengetahuan perempuan. Terutama dalam hal peran perempuan untuk melestarikan lignkungan hidup.
Tulisan Pertama yang merupakan skripsi yang dibuat oleh Aliedha Noorrafisa Putri yang berjudul “Partisipasi Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah Melalui “bengkel Kerja Kesehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat Di dusun Badegan Bantul”. Bengkel kerja Kesehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat ini di singkat BKKLBM. Penggagas ide BKKLBM ini adalah Bpk Bambang Suwerda, SST, M.Si. beliau merupakan dosen atau staff pengajar di politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan DIY. Untuk jabatan yang ada di BKKLBM sendiri ada Bpk Agus Sugiantoro sebagai direktur. Dalam tulisan ini menceritakan secara detail dari awal mulanya sebelum terbentuknya BKKLBM ini warga di dusun Badengan memiliki kebiasaan untuk membakar sampah. Pembakaran sampah atau kegiatan yang terkait dengan sampah dilihat sebagai kegiatan kaum laki-laki. biasanya kaum laki-laki menggali terlebih dahulu jungangan (lubang) lalu meletakkan sampah di lunang itu dan memnakarnya pada sore hari, dan menimbunnya. Atau opsi lain yang diceritakan di sini adalah ketergantungan warga terhadap TPA piyungan, atau ada beberapa lahan-lahan kosong ang dijadikan TPA seperti rumah, atau tanah kosong. Secara lebih lanjut dalam tulisan ini juga menyebutkan peran perempuan dalam kegiatan BKKLBM ini. awalnya warga dusun tidak tertarik dengan adanya ide pembuatan BKKLBM ini, butuh waktu sekitar 3 bulan untuk meyakinkan penduduk. Namun pada akhirnya warga tertarik dengan iming-iming tambahan penghasilan. Dan perempuan juga termasuk di dalamnya sebagai bagian dari kegiataan BKKLBM, karena sebagian besar pekerjaan domestik rumah tangga dilakukan oleh perempuan. yang cukup menarik juga dari artikel ini adalah sang penulis memaparkan beberapa Partisipas perempuan dalam pengelolaan sampah yaitu : pertama, kemuan memilih dan memilah sampah rumah tangga. Kedua, kemauan mendorong anggota keluarga untuk menyadari pentingnya memilah sampah. Ketiga, selalu ikut serta dalam setiap kegiatan BKKLBM. Keempat, Ikut serta dalam proses daur ulang sampah plastik menjadi sebuah kerajinan. Kelima, Ikut serta dalam kegiatan penyuluhan/menjadi penyuluh. Bagian lain yang bisa menjadi contoh baik adalah halaman 108 di mana itu merupakan pemaparan hasil pengamatan secara empiris oleh penulis skripsi ini yaitu: dalam hal kesehatan lingkungan, tumpukan sampah liar menjadi berkurang drastis sejak didirikannya BKKLBM. Bahkan angka penderita DB juga menjadi berkurang. Bagian ini menunjukan keberhasilan dari program BKKLBm yang tidak bisa terlepas dari peran perempuan.
Tulisan Kedua juga membahas hal yang sama tentang pentingnnya peran perempuan. tulisan berjudul “PERAN STRATEGI PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT BERNILAI EKONMI” Karya cipta AL. Sentot Sudarwanto, Sh., MH. Dalam jurnal ini menulis bahwa peran perempuan terutama di indonesia semakin menjadi sorotan utama. Mengapa peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan hidup menjadi sorotan utama. Belia menulis karena perempuan memiliki perhatian, dan keterlibatan dan peran serta yang lebih dibandingkan dengan kaum laki-laki. secara lebih lanjut jurnal ini juga menulis tentang peran penting dari seorang perempuan bernama Erna Witoelar. Beliau merupakan pendiri Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). Pelopor gerakan lingkungan hidup di Indonesia. Yang tidak kalah penting dari jurnal ini yaitu, beliau menulis tentang potensi perempuan yang perlu dikembangkan. Selaian jumlah perempuan yang banyak, juga ada banyak bukti tentang keberhasilan kaum perempuan dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup. Lebih lanjut lagi beliau menulis bahwa perempuan hanya dijadikan objek, sebagai pemakai bahan-bahan konsumsi rumah tangga, tanpa diberi pengetahuan tentang bahaya dari bahan-bahan itu terhadap dirinya, keluarga dan lingkungan. Penjelasan berikut yang kiranya cukup menarik adalah bahwa pemberdayaan kaum perempuan diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup kaum perempuan dan peran serta aktif di masyarakat dalam pencegahan/pengendalian dampak pencemaran dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar melalui sosial budaya dengan mengangkat kearifan lokal setempat. Manfaat dari memperhatikan peran perempuan dalam pengelolaan limbah padat rumah tangga mampumembantu sistem perekonomian keluarganya sendiri.
Tulisan Ketiga yang merupakan hasil laporan dari sebuah kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh dosen-dosen jurusan olmu pemerintahan fisip universitas Lampung. Beliau-beliau ini yang tertidiri dari Ari Darmastuti, pitojo Budiono, Tabah Maryanah, dan Dwi Wahyu Handayani. Tulisan ini berjudul Peningkatan Kesadaran Perempuan Terhadap Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir di Kelurahan Bumi Waras Bandar Lampung. Dalam laporan hasil kegiatan ini menulis tentang rancangan kegiatan yang ingin dilakukan oleh empat orang dosen di atas sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Dalam tulisan ini menjelaskan tentang tingkat kesadaran peran perempuan dalam menjaga lingkungan hidup yang masih rendah. Data yang di dapatkan juga menunjukan bahwa kesadaran tentang rentannya perempuan dan anak terhadap resiko kerusakan lingkungan juga terbilang masih rendah. Akan tetapi dalam tulisan ini tidak hanya memaparkan tentang lingkungan saja. Namun juga memaparkan tentang makna kesetaraan gender. Karena dalam tulisan ini juga memuat budaya patriarki yang menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi dan pemahaman perempuan dalam menjaga lingkungan hidup. Namun hasil akhir dari kegiataan penyuluhan ini adanya peningkatan pemahaman peserta. Hasil di dapatkan dengan melakukan dua tes baik sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan. Setelah penyuluhan terjadi peserta menjadi lebih paham tentang makna kesetaraan gender. Sebaliknya untuk dampak kerusakan lingkungan bagi perempuan dan anak, pentingnya peran perempuan dalam memperhatikan lingkungan, dan isi UU No.32 tahun 2009 tentang tuntutan peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan peserta masih belum memahami.
Kesimpula akhir dari tulisan ini bahwa perempuan-perempuan indonesia mungkin masih sedikit dalam tingkat kesadaran untuk melestarikan lingkungan. Penyebabnya bisa terjadi karena beberapa faktor. Di Indonesia sendiri faktor yang paling mendominasi adalah faktor kebudayaan. Kebudayaan patriarki yang lebih menjunjung tinggi derajat kaum laki-laki, dan derajat kaum peempuan berada di bawahnya. Dalam segi pekerjaan pula kaum laki-laki lebih mendominasi sektor-sektor publik. Sedangkan kaum perempuan berada di sektor domestik. Akan tetapi lambat laun, bahkan di zaman sekarang peran perempuan menjadi lebih dibutuhkan. Ketekunan, kemauan, integrasi, dan control diriyang kuat yang sudah ditunjukan banyak kaum perempuan. Membuktikan bahwa kaum perempuan memiliki kekuatan yang tidak kalah hebat dari kaum laki-laki. meski hanya membersihkan rumah, membuat makanan untuk keluarga, merawat keluarga namun tetap bisa mendapat pemasukan tambahan bagi keluarga. Siapa sangka limbah-limbah dari sampah rumah tangga akhirnya bisa dimanfaatkan sedemikian rupa menjadi bahan-bahan kerajinan seperti tas, dompet, kursi, dsb. Dengan kata lain perempuan memiliki peran lebih hebat dari kaum laki-laki. mereka memiliki peran yang tidak hanya peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah. Namun mereka juga memiliki peran menjadi agen perubahan sosial. bahkan perempuan juga bisa membantu mengurangi tingkat pengangguran. Sebagai contoh adalah bisnis daur ulang sampah menjadi kerajinan. Dengan meningkatkan pemesanan produk maka diperlukannya beberapa karyawan baru. Dengan kata lain berawal dari melestarikan lingkungan, membantu perekonomian keluarga, hingga membuka lapangan pekerjaan baru. Ini baru sampai pada level mikro, jika ingin membayangkan hingga pada level makro. Bahkan kegiataan pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh perempuan mampu meningkatkan pendapatan negara. Juga mendukung program yang di canangkan oleh Presiden Joko Widodo tentang pengembangan ekonomi kreatif. Mungkin pembahasan ini sudah terlalu jauh, akan tetapi penulis hanya ingin menunjukan bahwa peran perempuan dalam pelestarian lingkungan memberikan dampak yang sangat positif bagi lingkungan itu sendiri, maupun dampak positif bagi beberapa faktor seperti ekonomi.
Daftar Pustaka :
Badan Pusat Statistik (2016). Persentase Penduduk 10 Tahun Ke atas Menurut Tipe Daerah, jenis Kelamin, dan Ijazah/STTB Tertinggi yang Diperoleh, 2009-2013. https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1615. 19 April 2016 (18.00)
Darmastuti, A. Et al. 2012. PENINGKATAN KESADARAN PEREMPUAN TERHADAP PENGLOLAAN LINGKUNGAN WILAYAH PESISIR DI KELURAHAN BUMI WARAS BANDAR LAMPUNG. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=258355&val=7025&title=PENINGKATAN%20KESADARAN%20PEREMPUAN%20TERHADAP%20PENGELOLAAN%20LINGKUNGAN%20WILAYAH%20PESISIR%20DI%20KELURAHAN%20BUMI%20WARAS%20BANDAR%20LAMPUNG . 13 april 2016(16.00).
Putri, A.N. 2010. PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI ”BENGKEL KERJA KESEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT’ DI DUSUN BADEGAN BANTUL. https://core.ac.uk/download/files/478/12350270.pdf. 13 April 2016 (16.10).
Sudarwanto, Al.Sentot. 2010. PERAN STRATEGI PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT BERNILAI EKONOMI. https://core.ac.uk/download/files/478/12346261.pdf. 18 April 2016 (20.00).
Sarwono, B.K. 2010. Pemaknaan Isu Pemanasan Global dan Lingkungan di Media oleh Kaum Perempuan Urban. http://repository.upnyk.ac.id/758/1/Pemaknaan_Isu_Pemanasan_Global_dan_Lingkungan_di_Media_oleh_Kaum_Perempuan_Urban.pdf. 18 april 2016 (20.30).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H