Mohon tunggu...
William Henry
William Henry Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kampanye Bentuk Kekuatan Masa untuk Menjaga Lingkungan Hidup

7 Maret 2016   09:20 Diperbarui: 7 Maret 2016   09:33 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini merujuk pada sebuah model kampanye tentang pentingnya mencinai alam. Menggunakan dua kutipan besar dari beberapa jurnal. Yang pertama dari Renne J. Bator dan Robert B. Cialdini tentang “The Application of Persuasion Theory to the Development of Effective Proenvironmental Public Services Announcements”. Dan tulisan kedua ini untuk menunjukan contoh dari keberhasilan kampanye (kekuatan masyarakat) melawan sebuah perusahaan minyak terbesar Shell. Tulisan diambil dari Ragnar E. Lofstedt and Ortwin Renn tentang “The Brent Spar Controversy: An Example of Risk Communication Gone Wrong”. 

Secara lebih singkat isi dari tulisan ini akan mencoba me-review dua tulisan besar di atas menjadi sebuah tulisa untuk menyampaikan paparan tentang materi tentang kampanye, dan lingkungan. Isu tentang pemanasan global mungkin bukan lagi hal baru. Manusia sekarang sudah merasakan dampak yang cukup besar dari pemanasan global. Mulai dari perubahan iklim, dan cuaca yang sangat drastis, Suhu yang sangat tinggi, dsb. Maka dari itu mulai muncul beberapa masyarakat yang sadar akan pentingnnya menjaga lingkungan. Sudah berbagai cara dilakukan namun tidak kunjung mengalami perubahan. Seperti kasus yang terjadi di Indonesia tentang pembakaran hutan di Riau. Maka dari itu penulis mencoba memberikan bukti yang menarik tentang kampanye perubahan lingkungan yang cukup berhasil.

Pertama penulis akan memaparkan beberapa informasi terkait kampanye. Berangkat dari tulisan pertama dari Bator dan Cialdini. Dalam tulisan ini yang di kutip dari Mendelson (1973) menyebut bahwa kampanye yang sukses memiliki keberhasilan untuk menghipnotis audience jika 1) Campaign developers assume that most audience are likely to be only midly interested in the message dengan kata lain langsung menyamaikan isi dan tujuan tidak bertele-tele, 2) Midle-range goals are set(e.g., developers feel confident that simle message exposure will lead to the desired information gain or change in behavior), 3) the target audience is thoroughly invested in term of demographics, lifestyles, values, and mass-media habits. 

Dari tiga point di atas menunjukan bahwa dengan adanya pemikiran bahwa kampanye memperhatikan audience secara lebih personal akan meningkatkan penyampaian pesan dan mampu mengerakan kekuatan masyarakat. Tercantum jelas di point ketiga yang menyebutkan kondisi geografis, gaya hidup, nilai-nilai yang di percayai, dan media massa. Individu di lihat secara lebih intest. Sebagai contoh kenapa pont-point kondisi geografis, gaya hidup, dsb. Merupakan point penting karena coba bayangkan ketika kita pergi kesuatu tempat jauh dan kita sendirian. 

Lalu secara tidak sengaja kita bertemu dengan orang yang juga sama-sama traveler yang ternyata berasal dari daerah yang sama dengan kita. Kita lalu merasa ada kedekatan karna kondisi daerah asal, tanpa sadar kita lalu menyapa menggunakan bahasa atau logat daerah asal. Kondisi ini yang mungkin coba dijelaskan yaitu ketika kita ingin melakukan kampanye, artinya kita akan mengumpulkan individu demi individu yang akhirnya harus menjadi satu kelompok kampanye dengan sebuah pemikiran atau paham yang sama. 

Kesamaan-kesamaan yang mendasar ini yang ternyata menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Yang akhirnya membuat sebuah keberhasilan dari pembentukan kampanye dan secara lebih lanjut mampu mengerakan masa yang lebih besar untuk mengubah isu-isu yang diangkat. Karena dalam tulisan ini mencba berfokus pada isu-isu lingkungan. Dengan kata lain diharap kampanye-kampanye dengan tema lingkungan mampu membangun kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan. 

Tidak berhenti hanya pada pemahan di atas secara lebih lanjut masih dari artikel yang sama. Menurut McGuire (1989) aspek lain dalam penyampaian kampanye juka melingkupi : Aspects of the message such as the source (age, gender, socioeconomic, status, ethnicty, credibility, and attractiveness), message factors (delivery style, length, repetition, speed of speech, and vividness), chanel factors (television, radio, newspapaer, or magazine, as well as specifics within these), receiver factors (age, education, gender, lifestyle), and finally target behaviors at which the communication is aimed-these are called the destination factor (immediate versus long-term change, trying to encourage a new behaviors or stop a current habit). Penjelasan ini tidak berbeda jauh dari yang sebelumnya, akan tetapi dalam penjelasan singkat ini lebih terperinci. Mulai dari memikirkan audience, cara pembuatan model kampanye (bahasa, kecepatan pemyampaian, secara langsung atau tidak langsung). Penjelasan yang menunjukan bahwa pembuatan model kampanye harus memikirkan tentang proses dari awal hingga akhir. 

Lanjut pada tulisan kedua di mana penulis ingin memaparkan sebuah contoh bentuk kampanye yang cukup besar dan berhasil, tentu masih dalam lingkup keberhasilan kampanye untuk menjaga menjaga lingkungan. Berangkat dari tulisan Ragnar E. Lofstedt dan Ortwin Renn. Dalam tulisan ini menceritakan tentang sejarang kontrofersi yang terjadi di perusahaan minyak Shell dan Exxon. Problem utama dalam kontrofersi ini adalah pembungan pelampung tempat peyimpangan minyak hasil dari pengeboran dasar laut. Pelampung Tempat penyimpanan minyak ini dalam tulisan disebut The Brent Spar. Keberadaan dari pelampung tempat pemyimpanan ini berada di laut atlantik utara. 

Pelampung ini sebenarnya dimiliki bersama baik dari pihak Shell maupun Exxon. Namun yang memiliki pengendalian penuh atas kepemilikan adalah pihak Shell. Pelampung yang memiliki berat lebih dari 4000 ton (berat aktual adalah 14.500 ton) berdasarkan tulisan ini. sudah tidak beroperasional atau tidak di gunakan lagi kurang lebih 5 tahun. Perusahaan berpikir bahwa akhirnya pelampung ini sudah tidak berguna atau sudah menjadi sampah. Dengan kata lain perusahaan akan membuang pelampung ini. akan tetapi yang menjadi kendala adalah tempat dari pembuangan pelampung yang berat ini. pihak Shell sebagai aktor utama yang diberi kewenangan memiliki beberapa opsi untuk pembungan pelampung ini. 1)dispol on land, 2) Sinking the buoy at its current location, 3) Decomposition of the buoy on the spot, 4) deep sea dumping (but within U.K. waters). 

Akhirnya pihak Shell membuat surat izin pembungan kepada pemerintah U.K., dan izinpun diberikan. Namun setelah beberapa saat kontrofersi pembuangan ini diketahui oleh berbagai pihak. Akhirnya kementerian lingkungand an pertanian Jerman mengajukan protes terhadap pemerintahan U.K yang memberikan izin. Namun pemerintah U.K tidak memberikan repon terhadap protes itu. Dan mulailah terjadi aksi pengumpulan tanda tangan untuk tidak membuang The Brent Spar ke laut dalam. Bahkan aksi ini terus berlanjut hingga terjadi boikot terhadap stasiun pengisian gas Shell. Berdasar artikel ini juga aksi boikot ini sangat berhasil di Jerman dengan hasil 74% dari populasi Jerman bersedia untuk memboikot SPBU Shell. Pada akhirnya karena mendapat tekanan terus menerus dari berbagai negara yang ikut bergabung dengan jerman. Bahwa mendapat kritik-kritik pedas dari media massa. Bahkan Shell mengalami penurunan nilau jual yang sangat besar hingga 20% di bawah rata-rata penjualan. Akhirnya pembuangan pelampung, dan tempat penyimpanan minyak di laut dalam dihentikan. 

Dari contoh di atas menunjukan sebuah model kampanye yang sangat sukses. Bahkan jka membaca tulisan ini cukup membuat penulis terpukau karena bagaimana bisa menyatukan sebuah pikiran yang mampu mengerakan masa sebanyak itu. Tidak hanya satu atau dua kelompok, namun bisa menggerakan beberapa negara sekaligus dalam satu pola pikir. Dengan pertimbagan dari contoh ini maka penulis masih berasumsi bahwa kampanye memiliki kekuatan untuk mengubah lingkungan. Kampanye memiliki efektifitas dari segi pemberian dampak yang sangat besar bagi pihak yang di jadikan target untuk kampanye. Jika dari contoh di atas Shell mengalami penurunan penjualan sebesar 20% dari rata-rata.

 

 

 

Daftar Pustaka :

Bator, J.Renee., Robert B. Cialdini. 2000. The Application of Persuasion Theory to the Development of Effective Proenviromental Public Service Annoncements. Jurnal of Social Issues, vol 56 (3). 

Lofstedt, E.Ragnar., Ortwin Renn. 1997. The Brent Spar Controversy : An Example of Risk Communication Gone wrong. Risk Analysis. Vol 17(2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun