Kemudian datang Marlon Brando dan James Dean.
Pada tahun 1950, Marlon Brando terkenal mengenakan t-shirt putih sebagai Stanley Kowalski di A Streetcar Named Desire, hanya untuk diikuti oleh James Dean di Rebel Without a Cause tahun 1955.
Berkat dua trailblazer ini, popularitas t-shirt sebagai pakaian luar yang berdiri sendiri meroket.
Tidak hanya t-shirt sebagai pakaian luar menjadi diterima, tetapi juga dikaitkan dengan gerakan pemberontakan.
"(Mengenakan T-Shirt) Itu memberontak, karena T-shirt sebenarnya adalah pakaian dalam ... Itu adalah pernyataan politik yang keras," kata Dennis Nothdruft, kurator pameran berjudul T-shirt: Cult --- Culture --- Subversion, yang memamerkan sejarah radikal t-shirt di Fashion and Textile Museum di London tahun 2018.
Kaos Grafis dan Kelahiran Printer Kaos
Pada saat tahun 1950-an baru bergulir, sejumlah perusahaan di Miami, Florida mulai bereksperimen dengan dekorasi garmen, tetapi bidang itu masih jauh dari apa yang nantinya akan berubah menjadi industri pencetakan t-shirt bernilai miliaran dolar.
Thomas E. Dewey, seorang kandidat presiden dari Partai Republik, menciptakan apa yang mungkin merupakan kaos slogan pertama dengan kampanye "Do it with Dewey", tetapi di luar itu, tidak banyak contoh kaos berhias.
Kemudian di dekade yang sama, salah satu perusahaan percetakan yang disebutkan di atas, yang kemudian dikenal dengan nama Tropix Togs, memegang lisensi asli untuk mencetak karakter Walt Disney.