Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Apakah Inflasi Baik atau Buruk? Menghitung dan Memilih Investasi yang Tahan Inflasi

3 Juni 2021   16:47 Diperbarui: 3 Juni 2021   16:49 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika daya beli uang turun dari waktu ke waktu, maka mungkin ada insentif yang lebih besar untuk dibelanjakan sekarang daripada ditabung dan dibelanjakan nanti.

Ini dapat meningkatkan pengeluaran, yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu negara.

Pendekatan yang seimbang dianggap dapat menjaga nilai inflasi dalam kisaran yang optimal dan diinginkan.

Perubahan berurutan dalam daya beli dan harga (dikenal sebagai efek Cantillon) berarti bahwa proses inflasi tidak hanya meningkatkan tingkat harga umum dari waktu ke waktu, tetapi juga mendistorsi harga relatif, upah, dan tingkat pengembalian di sepanjang jalan.

Para ekonom pada umumnya memahami bahwa distorsi harga relatif jauh dari keseimbangan ekonomi mereka tidak baik untuk perekonomian, dan ekonom Austria bahkan percaya proses ini menjadi pendorong utama siklus resesi dalam perekonomian.

Mengontrol Inflasi

Regulator keuangan suatu negara memikul tanggung jawab penting untuk menjaga inflasi tetap terkendali.

Hal ini dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah melalui kebijakan moneter, yang mengacu pada tindakan bank sentral atau komite lain yang menentukan ukuran dan tingkat pertumbuhan jumlah uang beredar. Berikut langkah pengendalian inflasi seperti dikutip dari kompas.com.

Kebijakan moneter

Segala bentuk kebijakan yang diambil pemerintah di bidang moneter dikenal sebagai kebijakan moneter. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan moneter agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam kebijakan moneter terbagi menjadi beberapa hal, yaitu:

  1. Kebijakan penetapan persediaan kas. Hal ini diambil oleh bank sentral untuk mengurangi uang yang beredar. Caranya dengan menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank. Dengan mengurangi jumlah uang beredar, maka inflasi dapat ditekan.
  2. Kebijakan diskonto. Bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya agar masyarakat terdorong untuk menabung. Harapannya jumlah uang yang beredar dapat berkurang sehingga inflasi bisa ditekan.
  3. Kebijakan operasi pasar. Jumlah uang yang beredar juga bisa dilakukan dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara (SUN). Jika banyak surat berharga yang dijual, jumlah uang beredar berkurang dan inflasi bisa dikurangi.

Kebijakan fiskal

Untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah bisa dilakukan dengan kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal termasuk, sebagai berikut:

  1. Menghemat pengeluaran pemerintah. Pemerintah dapat menekan inflasi dengan mengurangi pengeluaran. Sehingga permintaan barang atau jasa bisa ditekan. Hasilnya harga barang atau jasa juga menurun.
  2. Menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tersebut dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga harga turun dan inflasi ditekan.
  3. Kebijakan lainnya. Cara lain dalam mengendalikan inflasi adalah sebagai berikut: Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar. Untuk menambah jumlah barang, pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan produksi. Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang. Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang. Sehingga inflasi dapat dikendalikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun