"Kami menduga bahwa sistem melebih-lebihkan dengan menghitung dua gempa terpisah sebagai satu gempa besar," kata seorang pejabat.
Rekaman televisi menunjukkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memeriksa ponselnya saat alarm bergema di sekitar kantornya.
Lembaga penyiaran publik NHK juga memperingatkan warga untuk melindungi diri mereka sendiri dan menjauhi furnitur yang tidak stabil.
Peringatan Dini Gempa dikirim ke telepon genggam, speaker publik, radio dan televisi di semua wilayah yang diprediksi akan mengalami guncangan kuat.
Ini bukan pertama kalinya alarm palsu memicu kepanikan di Jepang. Pada Agustus 2016, sebuah peringatan memperingatkan gempa bumi berkekuatan 9,1 besar yang tidak pernah datang.
Jepang adalah salah satu daerah yang paling aktif secara seismik di Bumi, terhitung sekitar 20% gempa global berkekuatan 6,0 atau lebih besar. Rata-rata, seismometer merekam beberapa jenis peristiwa di negara itu setiap lima menit.
Setelah BMKG dan Indonesia melalui kesalahan peringatan gempa, pelajaran penting bisa diambil dari Amerika Serikat dan Jepang yang mengalami hal yang sama dalam rentang waktu tidak berjauhan.
Baca juga:
"Peralatan yang Dimiliki oleh Stasiun Klimatologi BMKG" oleh Ary Abdul Hafidh
"BMKG Vs Met Office dalam Menjelaskan Anomali Cuaca" oleh Arie Yanwar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H