Pertemuan Manchester City melawan Chelsea di final Liga Champions bisa menjadi showcase talenta dari para pemain Muslim terbaik di dunia
Di tengah pertandingan bertajuk "All English Final," kehadiran pemain beragama Islam di dalam kedua klub memberikan pengaruh penting dalam perjalanan kedua tim musim ini.
Terdapat delapan pemain dengan agama Islam di final Liga Champions, dengan Chelsea memiliki 5 pemain berbanding Manchester City yang memiliki tiga.
Setelah bagian pertama bercerita tentang pemain beridentitas Muslim yang bermain untuk Chelsea musim ini, cerita berlanjut ke sisi Manchester City.
Baca juga: "Delapan Pemain Muslim di Final Liga Champions: Bagian Chelsea"
3 Pemain Muslim Manchester City
Benjamin Mendy
Alasan utama Benjamin Mendy bergabung Manchester City adalah keberadaan pelatih kelas dunia Pep Guardiola, namun dia juga mengungkap alasan lain yang terkait dengan keyakinannya.
"Khaldoon Al-Mubarak selaku chairman berbicara dengan saya bersama pemilik Sheikh Mansour bin Zayed Al-Nahyan yang juga seorang Muslim. Ini adalah salah satu aspek yang sangat besar bagi saya untuk datang ke Manchester City karena saya juga seorang Muslim, "kata pemain berusia 24 tahun itu.
"Religiusitas itu penting. Dengan para pemain dan manajer, kami adalah satu keluarga besar dan sangat cocok bekerja di sini. Ini adalah keluarga yang sangat besar, semua orang dekat, semua orang menginginkan hal yang sama, "lanjutnya.
Bek asal Perancis senilai $ 68 juta memang memiliki kontribusi terbatas untuk City hingga saat ini akibat cedera kambuhan yang dideritanya.
Walaupun begitu, Mendy berambisi membantu Citizens dan dirinya sendiri meraih target pribadi dengan meraih Liga Champions.
Ilkay Gundogan
Ilkay Gundogan pindah ke City setelah mendapatkan reputasi sebagai gelandang yang energik dan cerdas selama karir di negara asalnya, Jerman.
Selain karir yang diwarnai piala dan kejayaan, dia tidak melupakan asal usulnya sebagai imigran Turki beragama Islam.
Gundogan, bekerja sama dengan komunitas Manchester City Supporters Club Indonesia (MCSCI), menggelar kegiatan berbagi takjil. Agenda tersebut dilakanakan selama bulan Ramadhan 2021.
"Kami dihubungi melalui email sebelum bulan Ramadhan dan persiapan dengan pihak Gundogan dengan rapat via zoom. Saya pikir hanya dengan perwakilannya. Tetapi ternyata sang pemain yaitu Gundogan sendiri yang ikut rapat melalui zoom," kata Endri Waluyo, ketua Umum MCSCI seperti yang diungkap Goal Indonesia.
Gundogan juga memberikan pesan agar komunitas besutannya membantu program yang berasal dari inisiatif pribadinya sendiri.
"Dia menyatakan, 'saya punya program Ramadhan untuk membagikan makanan buka puasa di Jakarta. Tolong dibantu kegiatan ini ya, selebihnya kamu bisa berkomunikasi dengan manajer saya' begitu katanya," ucap Endri.
Dimulai di Jakarta dan sekitarnya, bagi-bagi takjil gratis kemudian meluas ke chapter MCSCI lain di Makassar, Lamongan hingga Sampit.
Total 3000 makanan dibagikan oleh MCSCI bekerjasama dengan Ilkay Gundogan hingga laporan Goal Indonesia diturunkan.
Selain bagi-bagi takjil, ada juga program membagikan makanan sahur. "Tiga hari setelah berpuasa kami juga masih mendukung program bagi-bagi makanan ini sesuai amanah dari pihak Gundogan," tuturnya.
Selain makanan, Gundogan juga membagi-bagikan jersey asli Manchester City. MCSCI mengaplikasikannya ke yayasan sosial dan panti asuhan.
Riyad Mahrez
Lahir dan dibesarkan di Sarcelles, pinggiran kota Paris, Riyad Mahrez telah menjadi salah satu pemain terkemuka di generasinya.
Dia menjadi pemain penting bagi Leicester City dalam perjalanan mereka meraih gelar juara Liga Premier 2015-16.
Manchester City merekrut Mahrez untuk memperkuat tim mereka pada tahun 2018 saat mereka memenangkan Liga Premier, Piala FA, dan Piala EFL.
Sekarang berusia 30 tahun, pemain sayap itu telah menjadi pemain kunci untuk City musim ini, mencetak gol melawan Borussia Dortmund dan Paris-Saint Germain dan bermain selama 90 menit saat tim asuhan Pep Guardiola mengalahkan Tottenham Hotspur di final Piala Liga Inggris.
Dia juga memenangkan Piala Afrika bersama Aljazair, negara tempat ayahnya beremigrasi ke Prancis.
Apa yang membuat Mahrez sukses sebagai pemain berasal dari keyakinan atas dirinya sendiri.
"Dia berhutang kesuksesan sepenuhnya pada dirinya sendiri. Dia memiliki kepercayaan diri yang teguh. Beberapa orang mungkin berpikir itu arogansi, tapi sebenarnya tidak demikian," jelas Mohamed Coulibaly, yang menjalankan klub lokal tempat Mahrez bermain.
"Riyad adalah orang yang dihormati dengan disiplin fisik dan mental yang patut dicontoh. Dia adalah sumber inspirasi bagi masyarakat Sarcelles," kata Patrick Haddad, walikota kota itu.
Dia menganugerahi Mahrez medali Sarcelles pada 2019 dan stadion yang menyandang nama Mahrez direncanakan akan beroperasi per 2021.
Punya keyakinan kuat, mempraktikannya secara langsung dalam kehidupan nyata, dan tidak lupa kepada sesama menjadi teladan baik untuk diikuti dari para pemain Muslim Manchester City.
Baca juga: "Jalan ke Final, Momen Manchester City Mencari Pengakuan dan Pembuktian Diri Pep Guardiola" oleh Gobin Dd
