Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Liga Champions: 5 Hal Penting Setelah Manchester City dan Chelsea Lolos dari Semifinal

6 Mei 2021   17:32 Diperbarui: 6 Mei 2021   17:38 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah Manchester City dan Chelsea lolos, apa yang bisa kita pelajari dari semifinal Liga Champions 20-21? (AFP/Paul Ellis via kompas.com)

"Hal yang paling membuat saya senang bukanlah clean sheet. Tim lawan bahkan tidak membuat satu tembakan ke gawang. Hal yang paling memberi saya kesenangan adalah bahwa kiper saya tidak perlu melakukan penyelamatan," jelas Dias dalam wawancara dengan Jack Gaughan dari The Daily Mail pada bulan Januari.

Paris Saint-Germain tidak mencatatkan tembakan tepat sasaran di leg kedua saat Riyad Mahrez mencetak dua gol dalam kemenangan City 2-0.

Di leg pertama, Kylian Mbappe untuk pertama kalinya dalam pertandingan Liga Champions gagal mengarahkan satu tendangan pun ke gawang.

Hampir sepanjang pertandingan, PSG dinetralkan.

"Jika bukan saya, lalu siapa lagi yang akan bangga bertahan? Ini membuat saya senang membuat tim lain merasa tidak berdaya," kata Dias.

City tidak pernah bermain seperti ini, dan ini adalah penghargaan atas kemampuan adaptasi Guardiola untuk menyadari bahwa lini belakangnya perlu melakukan tugas dasar dengan baik selagi melalui musim yang padat ini.

Dicari Orang Hilang: Mauro Icardi

Ketidakdisiplinan permainan PSG sangat menarik untuk dibedah setelah eliminasi dari Liga Champions.

Betapa bingungnya pasukan Mauricio Pochettino disorot oleh fakta bahwa salah satu pemain dengan sifat kalem yang menonjol, Angel Di Maria, adalah pemain yang di kartu merah di Etihad Stadium.

Pemain Argentina itu kehilangan kesabarannya untuk kemudian dia menerjang Fernandinho.

Namun, meskipun rekan senegaranya Di Maria, Mauro Icardi, diganti lima menit sebelum kartu merah itu, ia pantas menerima lebih banyak cercaan atas penampilan buruknya yang mendahului kejatuhan mental PSG.

Mengganti Mbappe sejak awal adalah tugas yang tidak menyenangkan, tetapi Icardi mengindikasikan dia tidak sanggup melakukannya - atau bahkan menjadi striker di klub dengan aspirasi Liga Champions.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun