Dengan gelandang tengah yang paling dekat bergabung dengan pemain sayap untuk ikut menekan lawan yang menguasai bola, anggota tim lainnya secara fleksibel mengisi ruang kosong untuk menjaga formasi sekaligus memberi lebih banyak tekanan pada area yang dibutuhkan.
Di luar itu, Leipzig punya daya luar biasa untuk langsung menekan usai kehilangan bola.
Pemain seperti Sabitzer tak kenal lelah dalam bergegas kembali untuk mempertahankan formasi dan menutup serangan balik bahkan sebelum itu dilancarkan.
Tidak kaget untuk kemudian mengetahui tim asuhan Nagelsmann menjadi salah satu rezim pertahanan terbaik di Bundesliga selama lima musim terakhir.
Selama lima musim Nagelsmann menangani tim Bundesliga, ia finis di paruh atas dalam statistik paling sedikit kebobolan kecuali di musim 2017/2018.
RB Leipzig saat ini memimpin statistik tersebut dan berpeluang memenangkan gelar Defensive Team of the Year untuk musim ini.
Memang hanya ada selisih tujuh gol antara mereka dan VfL Wolfsburg, tetapi mengingat rata-rata Leipzig hanya kebobolan 0,8 gol per pertandingan dan tidak pernah kebobolan lebih dari tujuh gol dalam tiga pertandingan berturut-turut musim ini, segalanya terlihat sudah ditakdirkan.
Meski begitu, ada alasan yang cukup bagus mengapa ada bercak hitam dalam statistik pertahanan dari klub yang dilatih Julian Nagelsmann.
Musim 2016/2017 adalah musim yang epik bagi pertahanan Hoffenheim dan semuanya bubar pada jendela transfer musim panas 2017.
Meskipun membawa bek seperti Nico Schulz dari Borussia Mnchengladbach, tidak ada kualitas yang cukup untuk menggantikan empat pemain yang dijual: Jeremy Toljan ke Dortmund, Fabian Schr ke Deportivo La Corua, dan Sebastian Rudy dan Niklas Sle ke Bayern Munich.