Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Format Baru Liga Champions: Semua yang Perlu Anda Ketahui

23 April 2021   23:28 Diperbarui: 24 April 2021   00:17 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembicaraan tentang European Super League sudah usai untuk saat ini, mari kita bicara format Liga Champions terbaru.

Per musim 2024-25, Liga Champions akan menggunakan "sistem Swiss" sebagai format kompetisi baru.

Model ini akan memberikan perubahan dramatis dibandingkan apa yang kita ketahui tentang Liga Champions, jadi saya akan membahas rinciannya.

Jadi apa yang dimaksud dengan "sistem Swiss" pada Liga Champions?

Sistem Swiss yang diambil Liga Champions mengambil model kompetisi dengan nama yang sama dalam olah raga catur.

Dengan demikian, jika pada format yang lama terdapat delapan grup yang berisi masing -- masing 4 klub, maka format terbaru akan menggabungkan seluruh peserta dalam satu grup besar.

Yang berbeda adalah UEFA akan mengundi keseluruhan lawan dari suatu klub pada putaran grup Liga Champions, berbeda dengan catur dimana hasil laga sebelumnya yang akan menentukan lawan berikutnya.

Sistem ini telah digunakan dalam sepak bola dalam kompetisi lain dengan jumlah peserta yang banyak, termasuk dalam kualifikasi CONCACAF Nations League.

Kompetisi tersebut memiliki format dimana setiap negara hanya memainkan empat pertandingan tetapi hasilnya dimasukkan ke dalam satu grup besar berisi 34 negara Amerika Utara, Karibia, dan Amerika Tengah.

Berapa banyak tim yang akan berlaga di Liga Champions yang baru?

Jumlah klub yang berpartisipasi di Liga Champions akan naik dari 32 menjadi 36 klub.

Format baru ini memberikan jaminan bahwa setiap tim minimal akan bertanding sebanyak 10 12 pertandingan dalam putaran grup.

Dari mana asal 4 tim tambahan?

1) Tim peringkat ketiga liga dengan koefisien UEFA terbaik ke-5 akan langsung lolos ke babak grup (pada format sekarang, klub tersebut harus memainkan dua babak kualifikasi).

Saat ini Prancis, dengan Ligue 1 dalam posisi kuat tetapi Portugal juga berpeluang untuk finis di peringkat 5 ketika kompetisi Liga Champions musim 2024-25 dimulai.

2) Tim tambahan melalui rute kualifikasi "Jalur Champions", yang menampilkan klub juara dari liga diluar 10 besar Koefisien Negara UEFA.

Untuk memberikan gambaran tentang siapa yang bisa diuntungkan, klub yang kalah di babak kualifikasi terakhir musim ini adalah Maccabi Tel Aviv, Molde, Omonia Nicosia dan Slavia Prague.

Awalnya, jatah tiket ini akan diberikan kepada juara dengan peringkat tertinggi dalam koefisien UEFA yang belum lolos ke babak grup.

Namun, UEFA mengubah ketentuan bahwa yang akan diuntungkan adalah klub yang telah mengikuti kualifikasi.

Hal ini cukup adil mengingat, secara otomatis, Shakhtar Donetsk akan lolos ke Liga Champions karena koefisien klub mereka sendiri yang tinggi, tetapi koefisien liga Ukraina yang terus turun.

3 & 4) Sejauh ini, jalur kelolosan klub yang satu ini cukup kontroversial.

Dua tempat disediakan untuk klub dengan koefisien UEFA tertinggi yang gagal lolos ke Liga Champions.

Namun, klub tersebut harus sudah lolos ke Europa League atau Europa Conference League berdasarkan posisi di klasemen liga mereka bermain.

Baca juga: "Apa Motivasi di Balik Format Baru "The Swiss Model" Liga Champion oleh UEFA?" oleh Reno Dwiheryana

Ini berarti klub tersebut tidak bisa ikut Liga Champions jika benar -- benar finis di peringkat non-Eropa pada musim sebelumnya.

Berdasarkan skenario ini dan hasil musim 2020-21 hingga 22 April, Borussia Dortmund dan Liverpool masing-masing lolos ke UCL, walau secara klasemen mereka hanya lolos Europa League dan Europa Conference League.

Mengapa dua klub mendapatkan tempat berdasarkan prestasi masa lalu?

Ini semua adalah hasil dari negosiasi antara UEFA, Asosiasi Klub Eropa (ECA) dan klub elit Eropa dalam upaya untuk mencegah hadirnya European Super League.

Dengan menyisihkan dua tempat berdasarkan performa klub selama lima tahun terakhir, jatah ini menjadi jaket penyelamat bagi klub-klub besar yang mengalami musim domestik yang buruk.

Jikalau di musim ini yang diuntungkan adalah Dortmund dan Liverpool, tetapi klub lain seperti Arsenal, Tottenham Hotspurs, AS Roma, dan Lyon yang memiliki koefisien tinggi bisa diuntungkan di masa depan ketika format ini mulai bergulir.

Lebih lagi, Liga Premier Inggris yang memiliki "Big Six" selagi hanya ada 4 tiket pada kompetisi tertinggi Eropa memiliki kemungkinan besar untuk terus lolos sehingga membuat 5 klub Inggris dapat tampil di Liga Champions setiap tahunnya.

Tapi mereka sudah mencoba membentuk Liga Super Eropa alias berkhianat?

Hal itu benar terjadi, dan ketika UEFA mengumumkan format UCL yang baru pada Senin 19 April, dikatakan bahwa "perubahan format yang sudah disepakati dapat dilakukan jika diperlukan."

Jadi, bisa saja, UEFA menghapus dua tiket UCL berdasarkan sejarah performa klub, yang dalam teori akan didukung oleh hampir semua klub yang tersisa di ECA (klub non-ESL)

Baca juga: "Liga Super Eropa: Wacana 12 Klub Besar Mengganti Liga Champions"

Di tahun 2024, 44 juara nasional harus berjuang melalui delapan pertandingan kualifikasi untuk meraih satu dari 5 tempat di babak penyisihan grup - namun ada 2 tiket wildcard untuk tim-tim besar yang mengalami musim buruk.

UEFA bisa saja sekarang memberikan tempat-tempat ini kepada para juara liga dengan koefisien yang lebih rendah, seperti Republik Ceko, Denmark, dan Turki.

Bagaimana UEFA menentukan jadwal pertandingan?

UEFA akan membuat empat pot dari sembilan tim, hampir pasti berdasarkan koefisien klub dalam kurun lima tahun.

Setiap tim akan memainkan 10 tim pilihan (lima tuan rumah, lima tandang) yang diambil merata dari setiap pot sehingga, dalam teori, tidak ada klub yang mendapat jadwal lebih mudah -- sulit daripada yang lain.

Tim-tim di Pot 1 akan bertemu dua klub lain dari Pot 1, tiga dari Pot 2 dan 3 dan dua lainnya dari Pot 4.

Tim dari asosiasi yang sama tidak dapat bermain satu sama lain.

Berdasarkan skenario ini dan mengacu kepada tim yang lolos ke Liga Champions musim 2020-21,
Juara bertahan Liga Premier Inggris, Liverpool, dapat memiliki daftar lawan tanding di putaran grup sebagai berikut:
Bayern Munich, Juventus, Atletico Madrid, Shakhtar Donetsk, Ajax, FC Salzburg, Olympiakos, Krasnodar, Lokomotiv Moscow, Stade Rennes.

Jadi siapa yang lolos dan gugur dari putaran grup "Sistem Swiss"?

Peringkat 1-8 akan lolos langsung ke babak 16 besar.

Klub yang berada di peringkat 9 hingga 24 akan menjalani babak playoff dua leg, dengan pemenang lolos dan yang kalah masuk ke Liga Europa.

Klub peringkat 25 hingga 36 akan tersingkir dari kompetisi Eropa musim tersebut.

Kompetisi kemudian kembali ke format tradisional dari babak 16 besar dan seterusnya.

Sudah paham dengan format baru Liga Champions mulai musim 2024-25? Anda bisa mulai meramaikan diskusi di media sosial, kolom komentar tulisan ini, dan tentu saja, lewat tulisan Anda sendiri di Kompasiana.

ucl-swiss-model-6082f41ad541df287d4ae4d2.png
ucl-swiss-model-6082f41ad541df287d4ae4d2.png
Intisari dari UCL Swiss Model yang akan berlaku dari musim 2024-25 (poster buatan pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun