Ini berarti klub tersebut tidak bisa ikut Liga Champions jika benar -- benar finis di peringkat non-Eropa pada musim sebelumnya.
Berdasarkan skenario ini dan hasil musim 2020-21 hingga 22 April, Borussia Dortmund dan Liverpool masing-masing lolos ke UCL, walau secara klasemen mereka hanya lolos Europa League dan Europa Conference League.
Mengapa dua klub mendapatkan tempat berdasarkan prestasi masa lalu?
Ini semua adalah hasil dari negosiasi antara UEFA, Asosiasi Klub Eropa (ECA) dan klub elit Eropa dalam upaya untuk mencegah hadirnya European Super League.
Dengan menyisihkan dua tempat berdasarkan performa klub selama lima tahun terakhir, jatah ini menjadi jaket penyelamat bagi klub-klub besar yang mengalami musim domestik yang buruk.
Jikalau di musim ini yang diuntungkan adalah Dortmund dan Liverpool, tetapi klub lain seperti Arsenal, Tottenham Hotspurs, AS Roma, dan Lyon yang memiliki koefisien tinggi bisa diuntungkan di masa depan ketika format ini mulai bergulir.
Lebih lagi, Liga Premier Inggris yang memiliki "Big Six" selagi hanya ada 4 tiket pada kompetisi tertinggi Eropa memiliki kemungkinan besar untuk terus lolos sehingga membuat 5 klub Inggris dapat tampil di Liga Champions setiap tahunnya.
Tapi mereka sudah mencoba membentuk Liga Super Eropa alias berkhianat?
Hal itu benar terjadi, dan ketika UEFA mengumumkan format UCL yang baru pada Senin 19 April, dikatakan bahwa "perubahan format yang sudah disepakati dapat dilakukan jika diperlukan."
Jadi, bisa saja, UEFA menghapus dua tiket UCL berdasarkan sejarah performa klub, yang dalam teori akan didukung oleh hampir semua klub yang tersisa di ECA (klub non-ESL)
Baca juga: "Liga Super Eropa: Wacana 12 Klub Besar Mengganti Liga Champions"