Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Metaverse

"Olympic Virtual Series", Harapan Baru E-Sports untuk Olimpiade?

22 April 2021   19:23 Diperbarui: 22 April 2021   19:38 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana peluang E-Sports diintegrasikan ke dalam Olimpiade? Berikut perkembangan terbarunya (Kompas/Syaiful Rijal Yunus)

Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah mengumumkan serangkaian acara olahraga virtual baru yang akan berlangsung menjelang Olimpiade Tokyo, yang disebut 'Olympic Virtual Series'.

Acara ini tidak akan membuat League of Legends atau Counter-Strike: Global Offensive diakui sebagai olahraga Olimpiade - yang terjadi adalah IOC bermitra dengan lima federasi olahraga internasional untuk menyelenggarakan kompetisi virtual dalam permainan yang menampilkan olahraga mereka.

'Olympic Virtual Series' akan dimulai pada 13 Mei dan akan berlangsung hingga 23 Juni.

Berikut adalah daftar federasi dan game apa yang akan mereka adakan untuk acara, seperti yang kita ketahui sejauh ini:

  1. Fedration Internationale de l'Automobile akan menyelenggarakan kompetisi Gran Turismo
  2. Union Cycliste Internationale akan menyelenggarakan kompetisi untuk Zwift, yang menawarkan kursus bersepeda dan lari virtual untuk digunakan dengan olahraga dalam ruangan
  3. The World Baseball Softball Confederation akan menyelenggarakan kompetisi untuk Konami's eBaseball Powerful Pro Baseball 2020
  4. World Sailing akan menjadi tuan rumah kompetisi untuk Virtual Regatta, sebuah game simulasi berlayar dan regatta online
  5. World Rowing belum secara resmi melansir game apa yang akan digunakan; siaran pers hanya mengatakan secara samar bahwa akan ada game untuk olahraga satu ini.

Tentu, masih banyak detil tersembunyi dari 'Olympic Virtual Series'.

Masih belum jelas siapa yang akan bertanding, bagaimana Anda (awam) dapat mencoba mendaftar untuk berkompetisi, hadiah apa yang akan ditawarkan (apakah seseorang akan menjadi peraih medali emas Gran Turismo?) dan, tentu saja, jadwal kompetisi.

IOC berjanji bahwa detail lebih lanjut akan segera diumumkan.

Lebih banyak olahraga bisa terlibat dalam seri virtual masa depan dengan FIFA, the International Basketball Federation, the International Tennis Federation, and World Taekwondo telah "mengkonfirmasi kegembiraan dan komitmen mereka untuk menjajaki penyertaan dalam edisi mendatang OVS," kata IOC.

Baca juga: "Olimpiade Tokyo 2021 Berlangsung dalam Kegamangan"

Gambaran Umum Hubungan Esports dan Olimpiade

Meski tidak dianggap sebagai olahraga sejati oleh banyak orang, sudah ada inisiasi untuk memasukkan ESport sebagai bagian dari program Olimpiade.

Pada 2016 dan 2018 ada demonstrasi 'olahraga' yang diadakan sekitar waktu Olimpiade dengan eSports akan menjadi salah satu ajang yang memperebutkan medali pada Asian Games 2022 di Hangzhou, Cina.

Asian Games ke-19 di Hangzhou 2022 akan menjadi debut E-Sports sebagai ajang kompetisi bermedali (KOMPAS.com/Galuh Putri Rianto)
Asian Games ke-19 di Hangzhou 2022 akan menjadi debut E-Sports sebagai ajang kompetisi bermedali (KOMPAS.com/Galuh Putri Rianto)
Ketika Esports telah berkembang menjadi industri internasional bernilai miliaran dolar,  di saat yang sama, Komite Olimpiade Internasional masih ragu untuk menempatkan video game di panggung kompetisi terbesar di dunia.

Pada 2017, IOC mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa permainan kompetitif "dapat dianggap sebagai aktivitas olahraga" dan bahwa esports dapat membantu anak-anak muda di seluruh dunia mengenal lebih lanjut Olimpiade.

Tetapi pernyataan setelah KTT Olimpiade ke-8 menyebutkan bahwa komite Olimpiade lebih memilih untuk fokus pada permainan video yang mensimulasikan olahraga tradisional.

Komite tersbut juga melayangkan kemungkinan merangkul video game yang menggunakan virtual atau augmented reality untuk menambahkan komponen fisik ke gameplay.

Meskipun beberapa video game olahraga memiliki liga profesional seperti "FIFA" dan "NBA 2K", esports paling populer berakar pada genre video game itu sendiri.

IOC, sayangnya, lebih melihat sisi negatif dimana kekerasan dan konten eksplisit lainnya dalam video game dapat bertentangan dengan nilai-nilai Olimpiade.

Permainan strategi yang didasarkan pada kekayaan intelektual perusahaan dan permainan menembak dengan kekerasan militeristik juga dianggap menjadi wilayah yang rumit bagi IOC dan keanggotaannya yang beragam.

"Kita bisa memahami bahwa game seperti Counter-Strike: Global Offensive memang memiliki citra dan terminologi yang tidak terlalu bersahabat dengan penonton kasual global yang menonton Olimpiade setiap empat tahun sekali." - penulis

Poin penting untuk diperhatikan kedepannya:

1. Apakah pandemi COVID-19 bisa mendorong lagi Olimpiade untuk mempertimbangkan E-sports sebagai cabang olahraga sebenarnya?

2.  Bagaimana kesuksesan 'Olympic Virtual Series' serta Esport sebagai ajang olahraga kompetitif di tingkat regional mempengaruhi upaya masuknya E-Sports, dalam harapannya, pada Olimpiade Paris 2024.

Mari kita tunggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun