Wacana akan sebuah kompetisi bernama European Super League (Liga Super Eropa) semakin dekat menjadi kenyataan dengan pengumuman yang direncanakan pada hari Minggu (18/04/21) malam waktu Eropa.
Walaupun pengumuman resmi akan kompetisi baru ini belum ada, rencana Liga Super Eropa sudah mengundang kecaman dari UEFA dan otoritas Liga dari klub pengusung kompetisi baru tersebut.
Kemunculan Liga Super Eropa akan menjadi ancaman langsung terhadap rencana UEFA untuk merombak Liga Champions per 2024, yang diharapkan akan diumumkan secara resmi pada hari Senin (19/04) waktu Eropa.
Sebagaimana yang dilaporkan oleh surat kabar The Times dan New York Times, enam klub besar Inggris sudah menandatangani kesepakatan untuk terlibat dalam kompetisi kontinental yang tidak lagi melibatkan UEFA.
12 klub yang diisukan akan menjadi bagian dari Liga Super Eropa antara lain:
- Arsenal (Inggris)
- Chelsea (Inggris)
- Liverpool (Inggris)
- Manchester City (Inggris)
- Manchester United (Inggris)
- Tottenham Hotspurs (Inggris)
- AC Milan (Italia)
- Inter Milan (Italia)
- Juventus FC (Italia)
- Atletico Madrid (Spanyol)
- FC Barcelona (Spanyol)
- Real Madrid (Spanyol)
PSG dan Bayern Munich sama-sama menolak untuk bergabung dengan proyek Liga Super Eropa untuk saat ini.
12 klub yang telah disebutkan di atas akan bergabung sebagai bagian dari 15 klub pendiri Liga Super Eropa yang akan didukung oleh modal sebesar 6 triliun dari investor perbankan global.
Dalam rencana kompetisinya, akan ada 15 klub pendiri beserta 5 klub dari proses kualifikasi yang akan berlaga dalam 2 grup untuk menghasilkan 8 klub yang akan diwujudkan di babak sistem gugur.
Dilaporkan pada Januari yang lalu, klub partisipan Liga Super Eropa menikmati pendapatan minimum sebesar 130 juta Pound (Rp 2,6 triliun dengan 1 Pound = Rp 20.000) dan bisa mencapai 216 juta Pound (Rp 4,32 triliun) berdasarkan penampilan dan nama besar klub tersebut.
Besaran angka tersebut dua kali lebih besar dari pendapatan maksimal yang didapat klub yang berlaga di Liga Champions musim 20-21.