Babak perempat final Liga Champions sudah usai.
Di bawah ini, saya membedah poin pembicaraan terbesar dari aksi leg kedua minggu ini dan melihat apa yang penting diperhatikan menuju semifinal.
Neymar mengingatkan semua orang siapa bosnya
Neymar mendapat banyak kritik.
Beberapa di antaranya bisa dijustifikasi: Dia adalah "aktor drama" yang produktif di lapangan, sering melakukan kontak yang berlebihan, dan beberapa aksi jenakanya dapat membuat orang lain kesal.
Tapi penampilannya pada Selasa malam waktu Eropa adalah pengingat bahwa, di atas segalanya, pemain Brasil yang sering dikritik tersebut adalah pesepakbola spektakuler.
Dia memang sudah luar biasa di leg pertama melawan Bayern Muenchen dengan memberikan 2 assist pada pertandingan itu, dia melakukan lebih di leg kedua dengan melakukan segalanya untuk membantu Paris Saint-Germain membalas dendam dan mencapai semifinal.
Sementara Neymar entah bagaimana tidak juga berhasil mencetak gol memasuki pertandingan kedua, kemampuan menggiring bola, kreativitas, dan bakatnya menjadi aktraksi yang memukau pada malam itu di Paris.
Usahanya yang keras, memburu para pemain Bayern dan mengejar bola-bola lepas di menit-menit akhir, juga patut dipuji.
Entah itu karena dia bermain di Prancis, dianggap sulit beradaptasi sepanjang kariernya, atau hanya karena orang-orang tidak menyukainya, sepertinya pemain berusia 29 tahun itu tidak pernah dihargai dengan baik.
Jika Neymar diperhatikan serius dan dia sukses membantu PSG memenangkan Liga Champions, semoga pandangan negatif atasnya akan berubah.