Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

3 Sifat yang Lahir di Ramadhan 2020 dan Bisa Diadaptasi Kembali

14 April 2021   12:39 Diperbarui: 14 April 2021   13:00 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembatasan sosial yang menyulitkan komunitas berkumpul di Masjid jangan dijadikan soalan untuk tidak merayakan semangat Puasa (Afdhal Haris/Pixabay)

Kata Ramadhan berasal dari akar kata Arab ramad, yang berarti terbakar, atau panas yang menyengat.

Selama 30 hari, dari matahari terbit hingga terbenam, Umat Islam melakukan puasa dan mengupayakan amalan spiritual dan menjauhi godaan duniawi; kita meninggalkan apa yang tidak kita butuhkan dan membangun jalur spiritual yang membawa kita lebih dekat kepada Allah.

Ketika fisik melemah selagi menjalani puasa, Anda kemudian lebih mampu memfokuskan energi yang tersisa untuk memenuhi kebutuhan spiritual, emosional dan fisik kita.

Puasa adalah proses pemurnian yang lalu diberatkan oleh pandemi COVID-19 yang merebak di tahun 2020 yang lalu.

Puasa memang adalah ibadah serta penciptaan integritas dan disiplin yang bersifat pribadi, namun di saat bersamaan juga merupakan suatu unjuk komunitas.

Pembatasan sosial di tahun 2020 menyebabkan puasa tidak hanya masalah makanan dan minuman, namun juga dari pertemuan fisik - bagian integral Ramadhan.

Di tengah pandemi global ini, banyak masjid di seluruh dunia ditutup dengan komunitas yang biasanya bersatu dan saling membantu di setiap bulan Ramadhan lalu terpisah.

Pembatasan sosial janganlah kemudian menjadi alasan untuk tidak menyambut Puasa dengan gegap gempita.

Bulan Ramadhan bisa kemudian dimaknai sebagai upaya menemukan kedamaian dalam diri sendiri.

Dari sana, Pengorbanan, kesabaran, dan empati menjadi bagian tak terpisahkan dari diri kita selama bulan suci ini.

3 sifat tersebut dapat membantu kita mengatasi saat-saat yang tidak biasa ini selama pandemi COVID-19 dan yang terjadi kedepannya.

Pengorbanan

Pengorbanan adalah sesuatu yang sering kita renungkan selama Bulan Ramadhan.

Biasanya, seluruh jadwal makan dan tidur kita berubah total - namun pekerjaan, sekolah, dan komitmen kita tetap sama.

Banyak orang begadang sampai larut malam untuk berdoa, atau bangun pagi untuk makan sebelum matahari terbit.

Umat Islam mengubah rutinitas untuk menghabiskan lebih banyak waktu membaca Alquran atau melayani orang lain.

Demikian pula selama pandemi ini, seluruh hidup kita telah berubah, dan keadaan normal baru kita dipenuhi dengan pengorbanan

 Namun dalam kedua contoh tersebut Umat Islam masih bisa melakukan kebaikan yang lebih besar.

Saat kita tinggal di rumah, atau memakai masker di depan umum, kita melakukannya tidak hanya untuk perlindungan kita sendiri, tetapi untuk melindungi orang lain.

Kesabaran

Ramadhan juga mengajari banyak orang kesabaran.

Berpuasa selama 13-14 jam sehari sambil bekerja dan melanjutkan kehidupan normal bukanlah tugas yang mudah.

Baca juga: "Ramadhan di Tengah Pandemi: Ada Sesuatu yang Berbeda dari Tahun Lalu namun Punya Makna yang Sama" oleh Hery Sinaga

Kita harus sabar dengan diri kita sendiri, rekan kerja dan orang yang kita cintai.

Kesabaran adalah sesuatu yang sering diingatkan pada diri sendiri dan orang yang kita cintai selama pandemi ini.

Saat kita menghadapi ketidakpastian akibat pandemi COVID-19, kita harus belajar untuk memiliki kesabaran dan mengasumsikan niat positif satu sama lain dan para pemimpin kita.

Kasih sayang

Kasih sayang adalah sesuatu yang diajarkan dan diingatkan kepada kita dalam banyak hal sepanjang hidup kita dan  sesuatu yang ditekankan dalam Islam dan diperkuat selama Ramadhan.

Menghabiskan bulan Ramadhan untuk refleksi diri dan pelayanan mendorong kita untuk melihat kehidupan di luar diri kita sendiri.

Kasih Sayang mendorong kita untuk sering memikirkan orang lain dan dalam-dalam, mendoakan mereka berkat yang sama yang kita harapkan untuk diri kita sendiri.

Pandemi ini telah mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita.

Sementara beberapa berduka atas penyakit dan kematian orang yang dicintai, yang lain kesal dengan anjuran #dirumahsaja karena mereka merasa virus ini tidak akan menyerang mereka.

Welas asih untuk orang lain dan keadaan mereka sangat membantu kita semua.

Baca juga: "Ramadan di Tahun Kedua Pandemi Tak Seambyar Tahun Pertama" oleh Erni Purwitosari

Saat kita menantikan waktu di mana kita dapat kembali berkumpul, berbagi makanan, dan dengan bebas menghabiskan waktu bersama orang lain, Ramadhan 2020 dan pandemi COVID-19 telah mengajari kita akan sifat kesabaran, pengorbanan, dan kasih sayang terhadap orang lain dan diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun