Posisi ini muncul setelah laporan Parlemen Inggris yang menyebutkan bahwa 9 dari 67 juta populasi penduduk Inggris di tahun 2017 merasakan kesepian.
Setelah 3 tahun berlalu, Kementerian ini telah menghasilkan inisiatif berbasis digital dan langsung agar masyarakat mau lebih terbuka membicarakan kesepian dan mendistribusikan anggaran hingga lebih dari 20 juta Pounds untuk melawan kesepian.
Menarik untuk melihat efektivitas kementerian ini, apalagi setelah di tahun 2021 ini, negara seperti Jepang juga menciptakan posisi setingkat Menteri untuk menangani masalah kesepian dan kesehatan mental.
2. Kementerian Yoga, India
Pada tahun 2014, pemerintah yang dipimpin Narendra Modi menciptakan sebuah kementerian baru yang secara khusus mempromosikan praktik medis tradisional India dan Yoga.
Shripad Naik diangkat sebagai menteri AYUSH - singkatan dari Ayurveda, Yoga, Unani, Siddha dan Homeopati.
Sementara pembentukan kementerian ini menimbulkan kontroversi, efek langsung - tidak langsung dari kementerian Yoga terasa dengan pemecahan rekor peserta Yoga terbanyak yang diselenggarakan di India yang melibatkan 100.984 peserta pada Juli 2018 dan bertepatan dengan Hari Yoga Internasional.
3. Kementerian Kebahagiaan, Uni Emirat Arab
UEA tidak membiarkan warganya sendirian mencari kebahagiaan dan mereka menunjukkan keseriusan dengan membentuk kementerian kebahagiaan pada Februari 2016.
Ohood Al Roumi dilantik menjadi Menteri pertama dari Kementerian ini dan pernyataan pembukanya cukup tegas.
Ia mengatakan bahwa pekerjaannya bukanlah bahan tertawaan --- dia harus memikul tanggung jawab yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menjadikan negara itu di antara lima negara paling bahagia di dunia pada tahun 2021 dengan menyelaraskan semua rencana, program, dan kebijakan pemerintah.
Berdasarkan Laporan Kebahagiaan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021, UEA hanya menempati peringkat ke-25 di antara 149 negara.
Baca juga: "Bisakah Kita Belajar Bahagia dari Skandinavia?"