"Justice League" versi Zack Snyder akan mulai diputar pada hari Kamis (18/03/21) di layanan streaming HBO Max.
Snyder Cut adalah anomali dalam industri hiburan. Didorong oleh kampanye media sosial yang digerakkan oleh penggemar selama beberapa tahun terakhir, Zack Snyder mendapat kesempatan kedua untuk mewujudkan "Justice League" versinya.
Dibuat dari rekaman lama yang tidak terpakai pada versi awal dan adegan yang baru difilmkan,WarnerMedia, yang dimiliki oleh AT&T, merestui "Justice League" yang "baru" sebagai cara untuk memenangkan hati penggemar serial DC Comics dan memberikan HBO Max suatu konten eksklusif.
Memang, Justice League Synder Cut kelihatannya akan sulit impas dengan biaya produksi yang dikatakan mencapai 70 juta Dolar Amerika (1 triliun Rupiah). Film ini dalam rencana awal akan berlanjut menjadi sekuel, namun situasi terkini tidak memungkinkan Justice League 2 untuk dibuat. Ini berarti tidak ada konten baru terkait DC Extended Universe dalam waktu dekat.
Biaya sebesar itu untuk mereboot film pertama yang gagal dapat dibenarkan jika WarnerMedia bisa menjaring banyak pelanggan baru HBO Max sembari berharap mayoritas diantaranya mau bertahan lebih dari 1 bulan untuk menggunakan layanan ini, ungkap analis media dan streaming Dan Rayburn.
Apa yang dapat membantu HBO Max mempertahankan pelanggan baru mereka nanti adalah beberapa rilis film dengan hype cukup tinggi di bulan Maret dan awal April. Pada 31 Maret, "Godzilla vs. Kong" akan mulai tersedia dan, pada 16 April, "Mortal Kombat" akan dirilis. Masing-masing akan menghabiskan sekitar satu bulan di HBO Max sebelum menuju ke layanan video on demand dengan biaya sewa.
Pada akhirnya, inti dari kelahiran Justice League Snyder Cut adalah upaya WarnerBros. memenangkan hati penggemarnya kembali dan berharap mereka mau sabar menunggu film lain bertemakan superhero DC Comics muncul kembali. Dan tanda awal menunjukkan upaya tersebut berhasil.
I.
"Saya yakin para penggemar akan senang," kata Erik Davis, redaktur pelaksana Fandango.
Davis, yang dapat melihat "Justice League" baru sebelum peluncurannya di HBO Max, mengatakan Snyder Cut adalah "versi film yang jauh lebih baik."
Snyder Cut pada dasarnya menghapus keterlibatan sutradara Joss Whedon dari film tersebut. Whedon diangkat setelah para eksekutif menolak keras versi awal film Snyder pada 2017 dan mengambil alih ketika Snyder meninggalkan proyek tersebut setelah kematian putrinya.
Whedon mengurangi versi Snyder yang berdurasi 214 menit dan mengisinya dengan momen lucu, sesuatu yang diinginkan Warner Bros. untuk meniru gaya komedi yang sukses di Marvel Cinematic Universe.
Karena versi Whedon mengubah begitu banyak hasil kerja dari Snyder, penggemar yang tidak puas dengan "Justice League" versi pertama memulai kampanye online untuk dapat melihat versi dari Synder yang dianggap paling terbaik.
Pada Mei 2020, WarnerMedia mengabulkan keinginan itu dan berinvestasi dalam membawa Snyder kembali untuk menyelesaikannya.
Meskipun penggemar akan senang akhirnya mendapatkan Snyder Cut, ada kesalahan besar dalam rencana Warner Bros. ketika merilis film ini.
Saat Snyder mengembangkan "Justice League" lima tahun yang lalu, DCEU diharapkan terus berkembang mengikuti apa yang dilakukan MCU. Film solo akan dibangun untuk melengkapi keping puzzle cerita yang telah disajikan oleh "Justice League".
Pada waktu itu, Ben Affleck seharusnya sudah memiliki film Batman-nya sendiri dan Snyder sudah membicarakan tentang sekuel "Justice League".
Namun, rencana berbeda terjadi di 2021. Semua cameo dan detil cerita dalam Snyder Cut kemungkinan besar tidak akan dikembangkan lebih jauh menjadi film -- film terpisah.
Affleck memang masih terkait dengan proyek film "Flash" yang akan datang, tetapi dia belum pasti akan menggawangi peran lamanya sebagai pria bertopeng. Apalagi, Warner Bros. telah membuat film Batman baru yang dibintangi Robert Pattinson, yang tidak terhubung dengan film "Justice League" maupun seri Batman sebelumnya.
Sedangkan untuk Superman, Henry Cavill masih terikat dengan peran tersebut, tetapi tidak jelas kapan atau di mana karakternya akan muncul selanjutnya.
Warner Bros. sendiri memiliki rencana untuk reboot Superman dari penulis Ta-Nehisi Coates dan dengan J.J. Abrams masuk sebagai produser. Namun, tidak jelas siapa yang akan berperan sebagai Kryptonian atau kapan film itu akan diputar di bioskop.
Juga, Ray Fisher, yang memerankan Cyborg, memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan studio film tersebut. Aktor itu menuduh Whedon melakukan perisakan di lokasi syuting dan penyelidikan masih dilakukan.
Fisher juga menyimpan penilaian yang cukup negatif terhadap pimpinan DC, Hamada, yang dia klaim melindungi tindakan Whedon. Ray kemudian bersumpah dia tidak akan berpartisipasi dalam film apa pun yang terkait dengan Hamada. Warner Bros. kemudian perlu menyusun ulang peran tersebut jika mereka ingin memunculkan Cyborg ke dalam struktur cerita.
Keputusan Warner Bros. untuk mendanai dan merilis "Justice League" baru ini mungkin menenangkan para penggemar, tetapi tidak melakukan apa pun untuk memajukan dunia sinematik dari franchise tersebut.
Baca juga: "Breakdown Trailer Zack Snyder's 'Justice League'" oleh Frengky Septiyan
Disney, yang memiliki Marvel, telah menggunakan layanan streaming Disney+ untuk memperluas rilis teatrikalnya. Serial seperti "WandaVision", "The Falcon and the Winter Soldier", dan "Loki" semuanya terkait langsung dengan MCU dan harus ditonton untuk memahami semua nuansa film fitur yang akan datang.
Snyder Cut berbeda dengan keluaran terbaru MCU dimana film ini berdiri di ruang hampa dan memang hadir hanya untuk membantu HBO Max.
II.
Adapun para fans akan berbondong-bondong mengambil paket HBO Max untuk menonton Justice League Snyder Cut sehingga mendongkrak jumlah pelanggan, idealnya kemudian adalah mereka terus bertahan menggunakan layanan ini.
"Apakah ini bisnis yang bagus? Mungkin." kata Shawn Robbins, kepala analis di Boxoffice.com. "Sebagai rilis satu kali, Snyder Cut dapat meningkatkan langganan HBO Max untuk sementara, tetapi layanan streaming hanya menarik perhatian jika memiliki konten episodik dan mingguan yang membuat konsumen biasa mau menggunakan mereka kembali."
Robbins mencatat bahwa "Justice League" adalah film dengan demografi penonton yang akan didominasi orang muda dan laki-laki yang diidentifikasi sebagai penggemar DC Comics. Pilihan mereka untuk menonton Justice League sulit memberi dampak kepada konten lain yang dimiliki HBO Max.
'Justice League' saja mungkin bukan jawaban untuk kebutuhan masa depan perusahaan, terutama karena merek DC sudah mulai bergerak ke arah lain secara kreatif, tetapi film ini akan dirayakan sebagai simbol kesuksesan fans menekan rumah produksi, "kata Robbins.
AT&T tampaknya merasa yakin tentang HBO Max. Perusahaan meningkatkan proyeksi pelanggannya minggu lalu ke kisaran antara 120 juta dan 150 juta untuk HBO Max dan HBO pada akhir 2025.
Pada Oktober 2019, perusahaan menetapkan target untuk mencapai 50 juta pelanggan AS pada tahun 2025, angka yang relatif rendah mengingat saluran kabel premium HBO sudah memiliki sekitar 33 juta pelanggan menjelang peluncuran layanan streaming.
Sayang, momentum peluncuran "Justice League" terjadi sebelum HBO Max memperkuat pasar globalnya. Platform ini akan dirilis di sekitar 60 pasar di luar AS tahun ini dan akan meluncurkan versi berbiaya rendah dengan iklan pada bulan Juni.
WarnerMedia bisa dengan mudah menggunakan "Justice League" sebagai bagian dari peluncuran layanan internasional HBO Max. Yang terjadi kemudian adalah film ini akan sulit meraih angka besar ketika masuk ke jaringan bioskop global karena sudah dibajak ketika masih terbatas di layanan streaming.
Baca juga: "Hype Sudah Terbangun, Akankah "Zack Snyder's Justice League" Berhasil Memuaskan Penggemar?" oleh Yonathan Christanto
"Justice League" versi pertama hanya mengumpulkan 658 juta Dolar Amerika (9 triliun Rupiah) dalam penjualan tiket internasional ditambah 230 juta Dolar (3 triliun Rupiah) dari penjualan tiket di Amerika. Justice League Snyder Cut malah berpeluang berada di bawah pendapatan film versi pertama, namun setidaknya proyek ini berhasil menyenangkan hati penggemar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H