Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Setahun Pandemi: Kerja dari Rumah Mengaburkan Waktu

18 Maret 2021   12:14 Diperbarui: 19 Maret 2021   12:12 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nilai akan waktu menjadi kabur ketika bekerja di rumah (Tumisu/Pixabay)

Di sisi lain, perusahaan juga harus mempersiapkan perubahan drastis atas kantor mereka. Mulai dari elevator tanpa sentuhan dan kubikel yang lebih akomodatif untuk pembatasan sosial, perusahaan harus memikirkan akomodasi tersebut ketika aktivitas on-site kembali.

Kembali lagi, bisnis bisa saja menghemat jutaan untuk utilitas dan sewa kantor dan produktivitas lebih terukur ketika semua orang bekerja di rumah tanpa diselingi rapat atau kumpul di kantor. Tapi kerugian dari menjadikan WFH permanen sama besarnya.

Mereka yang baru memulai karier mengalami kelelahan setelah berjuang keras untuk menjadi produktif saat bekerja dari rumah. Dan penelitian menunjukkan bahwa kontak tatap muka masih cukup penting untuk menghasilkan ide-ide baru. Gmail, Google News, dan Street View semuanya berkembang dari obrolan melalui makan siang gratis di Kantor Pusat Google.

Namun pada akhirnya, WFH akan jadi budaya dari dunia kerja modern.

Makna akan waktu

Banyak orang menggambarkan bahwa setiap hari pandemi adalah Groundhog Day. Seperti yang dialami Bill Muray dalam film dengan judul yang sama, kita terbangun dan menyadari bahwa kita dipaksa melakukan rutinitas yang sama.

Pandemi telah membuat kita sulit merasakan peristiwa penting dalam hidup kita --pekerjaan, sekolah, kencan, acara sosial, acara olahraga, perjalanan, hal - hal yang akan melahirkan memori yang terus kita ingat senantiasa. Hidup cenderung kabur tanpa jangkar itu, Ruth Ogden dari John Moores University, Liverpool, menjelaskan.

Bagi orang yang telah dapat bekerja dari rumah selama pandemi, efek disorientasi tersebut diperparah oleh runtuhnya batas antara pekerjaan dan rumah, dan hari kerja bukan lagi 9-17, namun 24 jam sepenuhnya; Anda tidak pernah benar-benar dapat meninggalkan kantor selama pandemi.

Teknologi, tentu saja, mulai mengikis tembok antara pekerjaan dan rumah beberapa dekade yang lalu, membagi karyawan menjadi dua jenis: "segmenters" yang menyukai batas dan "integrator" yang lebih fleksibel ---tetapi para ahli, seperti Nancy Rothbard, profesor manajemen di Wharton School University of Pennsylvania menunjuk bahwa pandemi semakin mengikis batas jelas antara rumah dan kantor.

Studi menunjukkan pekerja jarak jauh bekerja lebih lama. Sebuah tim dengan Harvard Business School, menggunakan rapat dan metadata email dari sekitar 3,1 juta karyawan di seluruh dunia, menemukan bahwa hari kerja selama pandemi rata-rata lebih lama 48,5 menit. Dalam sampel karyawannya, Microsoft menemukan bahwa mereka lebih sering bekerja di malam hari, saat makan siang, dan selama akhir pekan.

Namun, bagaimana kita mengalami perjalanan waktu selama pandemi lebih bersifat pribadi, kata Ogden. Dalam studinya selama lockdown kedua di Inggris Raya pada musim dingin ini, sekitar 40% responden merasakan bahwa waktu berlalu lebih lambat dari biasanya. 40% lainnya merasa itu bergerak lebih cepat. (Dan 20%, mungkin pekerja esensial, tidak mengalami perubahan.)

Perbedaan, menurut Ogden, berasal dari beberapa faktor. Untuk orang-orang yang sibuk, yang puas dengan interaksi sosialnya, dan yang tidak stres, waktu kembali bergerak cepat. Kebalikannya, bagi mereka yang kesepian, bosan, serta mengalami kecemasan dan depresi, waktu bergerak perlahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun