Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

15 Fakta Memilih Tidak Punya Anak

17 Maret 2021   01:35 Diperbarui: 19 Maret 2021   12:06 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

12. Para pemimpin politik di AS, bahkan yang konservatif, tidak selalu mendorong wanita untuk memiliki banyak anak. Misalnya, pada tahun 1972, Presiden Nixon menciptakan Komite Pertumbuhan Populasi dan Masa Depan Amerika, yang "mencela tradisi kuno pronatalisme Amerika dan mendorong semua orang Amerika untuk melakukan KB."

13. Romantisasi menjadi ibu diuji dengan publikasi 1980 "Childless by Choice" oleh sosiolog Jean Veevers. Dari wawancaranya, Veevers menemukan bahwa banyak wanita yang tidak memiliki anak melihat keibuan sebagai "bukan pencapaian yang signifikan atau tindakan yang sangat kreatif....

Patut juga diapresiasi dan dihormati bahwa bagi beberapa perempuan melihat bayinya sebagai suatu pencapaian mengimbangi buku yang tidak pernah mereka tulis, gambar yang tidak pernah mereka lukis, atau kuliah yang tidak pernah mereka selesaikan. "

Baca juga: "Perlukah Menunda untuk Punya Anak?" oleh MomAbel

Kekhasan Pilihan Tidak Memiliki Anak

14. Saat ini, penting untuk membedakan antara status perkawinan dan status orang tua; banyak lajang memiliki anak dan banyak orang yang sudah menikah tidak memiliki anak. Namun, secara historis, status seseorang lebih cenderung tumpang tindih.

Wanita lajang biasanya tidak memiliki anak. "Pada periode modern awal, seseorang tidak memilih tidak memiliki anak sama seperti menolak (atau gagal mencapai) kelahiran maupun menikah. Suami dan anak datang dalam waktu yang hampir bersamaan."

15. "Para lansia tanpa anak sekarang lebih cenderung untuk tinggal sendiri atau di panti, dibandingkan dengan orang tua yang lebih cenderung untuk tinggal dengan pasangan atau anak."

Tetapi bahkan bagi orang yang memiliki anak, "tidak ada masa keemasan untuk merawat orang tua, setidaknya tidak dalam masyarakat yang terlambat menikah... Anak-anak beremigrasi atau bermigrasi; mereka mengatasi tekanan ekonomi, perselisihan perkawinan, dan masalah mereka sendiri. Mereka mungkin tidak punya apa-apa untuk diberikan. "

Baca juga: "Cocote Tonggo, Jangan Menggunakan Alat Kontrasepsi Sebelum Hamil" oleh Bayu Samudra

Menarik untuk memahami lebih jauh pilihan pasangan yang merencanakan anak sebelum hamil, tapi juga bagi mereka yang memilih tidak berketurunan. Fakta awal ini bisa menjadi start dalam diskusi selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun