Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengingat Teladan Florence Nightingale dalam Hari Perawat Nasional

16 Maret 2021   15:38 Diperbarui: 19 Maret 2021   12:01 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Florence Nightingale sebagai patron Hari Perawat Internasional (Gordon Johnson/Pixabay)

Hari Perawat Nasional di Indonesia jatuh bersamaan dengan Hari Perawat Internasional yang diperingati yang setiap tahunnya diperingati pada 12 Mei.

Mengapa diperingati pada 12 Mei? Karena Hari keperawatan dunia tak lepas dari peran Florence Nightingale. Florence Nightingale yang lahir di tanggal yang sama tepat 200 tahun yang lalu merupakan pelopor keperawatan modern.

Nightingale memulai kampanye akan standar perawatan ketat dengan fasilitas kesehatan yang lengkap dan bersih di tengah Perang. Karya kesehatan dan upaya politiknya selama Perang Krimea dan kemudian berlanjut setelah perang lewat Nightingale School of Nursing di St. Thomas Hospital di London menjadi tonggak awal modernisasi keperawatan.

Florence Nightingale di kemudian hari tidak hanya dikenal sebagai perawat modern pertama. Florence melakukan karyanya sebagai perempuan yang lahir di era Victoria alias sebelum abad ke-19. Perempuan pada saat itu tidak biasa untuk belajar dalam bidang yang biasa ditekuni laki -- laki, namun Florence menabrak batasan yang ada.

Sebagai wanita dengan latar belakang monarki dan religiusitas yang tinggi, Florence berhasil mengadaptasi nilai -- nilai positif keagamaan dalam karyanya. Bukti nyata daripada itu adalah bagaimana Florence sangat mengasihi kaum miskin papa untuk dapat dirawat sepenuh hati dan dengan kualitas pelayanan yang tidak kalah dengan orang kaya dan bangsawan di saat itu.

Florence juga yang memperkenalkan praktik cuci tangan sambil merawat tentara selama Perang Krimea. Sepanjang karirnya, dia memperjuangkan kebersihan sebagai hal penting untuk menghentikan penyebaran penyakit. Kebersihan juga yang jadi salah satu kunci dalam penanganan COVID-19 saat ini.

Baca juga: "Peran Perawat bagi Keselamatan Pasien dan Tenaga Medis dalam Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia" oleh Anya Happy Celica

Tetapi pengaruhnya terhadap keperawatan modern jauh melampaui kebersihan: Pada tahun 1871, Florence Nightingale menerbitkan sebuah studi revolusioner yang meneliti kematian ibu setelah melahirkan, sebuah masalah yang terus menjadi perhatian komunitas medis. Dia melakukan penelitian keperawatan dan memperkenalkan praktik berbasis bukti sedini mungkin.

Praktik berbasis bukti, yang berarti bahwa perawatan pasien dipandu oleh bukti terbaik yang tersedia, adalah prinsip dasar keperawatan modern. Tenaga kesehatan hingga kini terus mencari cara yang lebih baik untuk merawat pasien.

Sepanjang hidupnya, Florence bekerja dengan tim interdisipliner, termasuk dokter, arsitek, insinyur, dan ahli statistik, untuk membantu mendesain ulang pemberian perawatan kesehatan. Saat ini, perawat semakin dikenal sebagai mitra penting dalam tim perawatan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di masyarakat.

Epilog

Dunia kesehatan modern tentu berhutang kepada perawat kesehatan yang bahu membahu dengan dokter dan tenaga kesehatan lain dalam menjaga kesehatan individu - individu yang dirawat oleh mereka. Setiap negara memiliki bentuk penghormatan tersendiri dalam menyambut Hari Perawat Nasional masing - masing, bahkan memulainya seminggu sebelum hari puncak.

Perayaan dalam jangka waktu seminggu digunakan untuk memberikan edukasi akan peran penting perawat dan juga untuk menarik minat masyarakat untuk beberapa diantaranya masuk dalam sekolah keperawatan dan menjadi garda terdepan dunia kesehatan modern.

Tentu, menghormati peran perawat tidak terbatas pada saat 12 Mei, namun harus dilakukan sepanjang tahun. Peran mereka yang semakin penting di kala COVID-19 melanda dunia dan Indonesia hingga sampai mengorbankan nyawa.

Patutlah pengorbanan para tenaga kesehatan dihormati dengan menjaga agar mereka aman secara fisik, psikis, dan finansial selagi kita sendiri yang dirawat mereka terus berusaha menegakkan protokol kesehatan.

Baca juga: "Pak Menkes, Tolong Mudahkan Rekrutmen Perawat Relawan Covid-19" oleh Akhir Fahruddin

Peran dari Florence Nightingale dan perawat modern wajib untuk diperingati dan diingat umat manusia walau Hari Perawat Nasional telah berlalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun