Hari Perawat Nasional di Indonesia jatuh bersamaan dengan Hari Perawat Internasional yang diperingati yang setiap tahunnya diperingati pada 12 Mei.
Mengapa diperingati pada 12 Mei? Karena Hari keperawatan dunia tak lepas dari peran Florence Nightingale. Florence Nightingale yang lahir di tanggal yang sama tepat 200 tahun yang lalu merupakan pelopor keperawatan modern.
Nightingale memulai kampanye akan standar perawatan ketat dengan fasilitas kesehatan yang lengkap dan bersih di tengah Perang. Karya kesehatan dan upaya politiknya selama Perang Krimea dan kemudian berlanjut setelah perang lewat Nightingale School of Nursing di St. Thomas Hospital di London menjadi tonggak awal modernisasi keperawatan.
Florence Nightingale di kemudian hari tidak hanya dikenal sebagai perawat modern pertama. Florence melakukan karyanya sebagai perempuan yang lahir di era Victoria alias sebelum abad ke-19. Perempuan pada saat itu tidak biasa untuk belajar dalam bidang yang biasa ditekuni laki -- laki, namun Florence menabrak batasan yang ada.
Sebagai wanita dengan latar belakang monarki dan religiusitas yang tinggi, Florence berhasil mengadaptasi nilai -- nilai positif keagamaan dalam karyanya. Bukti nyata daripada itu adalah bagaimana Florence sangat mengasihi kaum miskin papa untuk dapat dirawat sepenuh hati dan dengan kualitas pelayanan yang tidak kalah dengan orang kaya dan bangsawan di saat itu.
Florence juga yang memperkenalkan praktik cuci tangan sambil merawat tentara selama Perang Krimea. Sepanjang karirnya, dia memperjuangkan kebersihan sebagai hal penting untuk menghentikan penyebaran penyakit. Kebersihan juga yang jadi salah satu kunci dalam penanganan COVID-19 saat ini.
Baca juga: "Peran Perawat bagi Keselamatan Pasien dan Tenaga Medis dalam Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia" oleh Anya Happy Celica
Tetapi pengaruhnya terhadap keperawatan modern jauh melampaui kebersihan: Pada tahun 1871, Florence Nightingale menerbitkan sebuah studi revolusioner yang meneliti kematian ibu setelah melahirkan, sebuah masalah yang terus menjadi perhatian komunitas medis. Dia melakukan penelitian keperawatan dan memperkenalkan praktik berbasis bukti sedini mungkin.
Praktik berbasis bukti, yang berarti bahwa perawatan pasien dipandu oleh bukti terbaik yang tersedia, adalah prinsip dasar keperawatan modern. Tenaga kesehatan hingga kini terus mencari cara yang lebih baik untuk merawat pasien.
Sepanjang hidupnya, Florence bekerja dengan tim interdisipliner, termasuk dokter, arsitek, insinyur, dan ahli statistik, untuk membantu mendesain ulang pemberian perawatan kesehatan. Saat ini, perawat semakin dikenal sebagai mitra penting dalam tim perawatan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di masyarakat.
Epilog