Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Amankah Vaksin AstraZeneca? Fakta Bagian Kedua

16 Maret 2021   14:19 Diperbarui: 19 Maret 2021   12:00 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksin AstraZeneca ditunda penggunaannya di Indonesia (Credit: flickr via kompas.com)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa Indonesia resmi masuk daftar negara yang menangguhkan vaksin AstraZeneca pada Senin (15/3/2021).

Baca bagian pertama: Ada Apa dengan Vaksin AstraZeneca? Fakta Bagian Pertama

Tulisan ini akan memberikan informasi lebih lanjut terkait produk vaksin dari AstraZeneca. Setelah penulis menjelaskan fakta awal terkait AstraZeneca, baiknya kemudian menjelaskan fakta terkait penggunaan dan efek yang ditimbulkan dari vaksin produksi AstraZeneca yang kemudian ramai diperbincangkan.

1. Seberapa besar tingkat efikasi vaksin AstraZeneca? Siapa yang bisa divaksin dengan dosis dari AstraZeneca?

Vaksin AZD1222 melawan COVID-19 memiliki efikasi 63,09% melawan gejala infeksi SARS-CoV-2 berdasarkan lansiran Organisasi Kesehatan Dunia (akronim: WHO).

Pemberian dosis vaksin yang dianjurkan untuk agar vaksin lebih efektif adalah dua dosis yang diberikan secara intramuskular (masing-masing 0,5ml) dengan interval 8 sampai 12 minggu.

WHO telah merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk orang yang berusia 18 tahun ke atas, termasuk orang yang berusia 65 tahun ke atas.

"Dengan mempertimbangkan totalitas dari bukti yang tersedia, WHO merekomendasikan vaksin untuk digunakan pada orang yang berusia 65 tahun ke atas," tulis WHO dalam rekomendasi sementara untuk vaksin AstraZeneca.

Lembaga Kesehatan Eropa (akronim: EMA) mengatakan sejauh ini belum ada penelitian yang cukup untuk menjelaskan seberapa baik vaksin akan bekerja untuk usia lanjut.

Hal ini masih bisa dimengerti selagi vaksin masih memberikan imunitas yang terukur pada kelompok usia ini dan berdasarkan penggunaan vaksin lainnya. 

Beberapa negara seperti Kanada mengantisipasi dengan hanya memberikan AstraZeneca untuk penerima dalam rentang usia 18-64 tahun.

2. Apakah vaksin AstraZeneca dapat melindungi penerima dari varian baru?

Jonathan Van Tam yang mewakili pemerintah Inggris mengatakan ada banyak bukti bahwa vaksin AstraZeneca efektif melawan varian coronavirus dari Britania Raya.

Walau begitu, masih sedikit bukti terkait perlindungan AstraZeneca terhadap varian coronavirus lain, seperti varian Afrika Selatan.

Sebuah uji coba dengan 2.000 orang di Afrika Selatan menemukan bahwa vaksin AstraZeneca memberikan "perlindungan minimal" terhadap penyakit COVID-19 ringan dan sedang dari varian virus corona B.1.351, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan. Varian ini menyebabkan sebagian besar infeksi di negara tersebut.

Perlu dipahami bahwa varian coronavirus yang bermutasi menyebabkan antibodi yang terbentuk dari vaksin sedikit mengalami kesulitan mengenali protein virus yang harus dilawannya. Apa yang dialami vaksin AstraZeneca juga dialami oleh Moderna dan BioNTech-Pfizer.

Kepala kelompok penelitian Oxford, Sarah Gilbert, mengatakan kepada BBC bahwa vaksin AstraZeneca harus melindungi dari penyakit parah. 

Tetapi pada saat yang sama, Gilbert mengatakan peneliti sedang mengerjakan vaksin yang dimodifikasi untuk memerangi varian Afrika Selatan dan kemungkinan besar akan siap pada Q3-Q4 2021.

3. Adakah hubungan antara vaksin AstraZeneca dengan kasus pembekuan darah?

Tidak ada indikasi bahwa vaksin Oxford-AstraZeneca tidak aman. Per 10 Maret, ada 30 laporan pembekuan di antara hampir lima juta orang yang diberi vaksin di seluruh Eropa - kurang dari jumlah yang diharapkan terjadi secara alami.

Badan Obat Eropa (European Medicines Agency / EMA), Organisasi Kesehatan Dunia dan regulator obat Inggris semuanya mengatakan vaksin aman untuk diberikan. Walau begitu, 13 negara untuk sementara menghentikan penggunaan vaksin tersebut.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunda sementara penggunaannya. 

"Untuk konservativismenya, BPOM menunda dulu implementasi AstraZenca sambil menunggi konfirmasi dari WHO. Mudah-mudahan dalam waktu singkat dapat keluar," ujar Budi.

Baca juga: "Pengalaman Pertama Ketika Menerima Vaksinasi Covid-19" oleh Kris Fallo

Tenaga kesehatan telah menganjurkan pemberian vaksin agar manusia mendapat perlindungan yang lebih besar dibandingkan tidak divaksin sama sekali. 

Setelah divaksin, para penerima tetap dianjurkan untuk menjalankan protokol kesehatan hingga nanti ketika vaksinasi sudah mencapai tingkat imunitas yang memuaskan untuk dimulainya proses normalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun