Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Hispopadia, Kelainan Yang Dialami Serda Aprilia Manganang

9 Maret 2021   19:54 Diperbarui: 19 Maret 2021   21:13 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aprilia Manganang, eks atlit voli putri Indonesia, dikonfirmasi mengalami kelainan Hispopadia dalam jumpa pers yang digelar TNI AD pada Selasa (9/3/2021). Konferensi pers yang dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa, merupakan upaya TNI AD menjawab desas desus jenis kelamin dari Aprilia yang berstatus sebagai Sersan Dua (Serda).

TNI AD akan memfasilitasi corrective surgery yang akan dijalani oleh Aprilia Manganang sebanyak dua kali. Juga, pengurusan administrasi yang sebelumnya menyatakan Aprilia berjenis kelamin perempuan telah mulai diproses di Pengadilan Negeri Tondano, mengikuti alamat tinggal Serda Manganang dan kedua orang tua.

Andika dalam pernyataan menampik operasi tersebut merupakan pergantian alat kelamin. Dari pernyataan yang dikutip, dia mengatakan: "Manganang sejak lahir adalah laki-laki dan tidak ada pergantian secara fisik yang mungkin tadinya dari organ-organ kelamin wanita menjadi pria. Itulah penegasan saya."

Jumpa pers ini juga menjelaskan bahwa kelainan yang dialami Aprilia memang baru diidentifikasi beberapa waktu terakhir. Dari rekam medis yang dilakukan pada 3 Februari, diketahui hormon testosteron Aprilia lebih tinggi disertai ketiadaan organ tubuh yang menunjang identitas perempuan.

Aprilia Manganang dinyatakan sebagai perempuan saat lahir disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua dan paramedis pembantu persalinan. Hal tersebut ikut menimbulkan ketidaknyamanan bagi Aprilia dalam perjalanan hidupnya, ditambah munculnya persekusi / bully yang mempertanyakan feminitasnya.

Aprilia yang berumur 28 tahun mengucapkan rasa syukur atas diagnosis hispopadia dan bantuan corrective surgery yang diberikan oleh TNI AD. "Ini momen yang sangat saya tunggu-tunggu, bahagia banget. Puji Tuhan Yesus saya bisa lewati momen ini, dan saya bersyukur Tuhan pertemukan saya dengan bapak dan ibu sekalian," tutur Aprilia Manganang lewat virtual yang ditampilkan pada jumpa pers di Mabes TNI AD tadi sore (9/3/21).

Aprilia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada jajaran pimpinan TNI AD dan tenaga medis RSPAD Gatot Subroto yang memfasilitasi hingga corrective surgery bisa dilakukan. "Saya terima kasih ke dokter yang sudah bantu saya, saya sangat bahagia, selama 28 tahun saya menunggu keinginan saya dan akhirnya tahun ini tercapai," jelas Aprilia.

Menjelaskan Hispopadia Untuk Awam

Hispopadia adalah kelainan yang mempengaruhi saluran berkemih, penis, dan kulit penis dari laki-laki. Menurut lansiran Universitas Indonesia, Hipospadia merupakan fenomena lazim dan terjadi pada kelahiran 1/250-300 bayi laki-laki. Angka kemungkinan bayi mengalami hispopadia bisa meningkat 13 kali lebih tinggi jika terdapat laki-laki berstatus saudara dan/atau orang tua mengalami hal yang sama.

Hipospadia terjadi ketika perkembangan saluran lubang kemih dan kulit penis terganggu waktu di dalam kandungan. Diagnosa penyakit bawaan ini baru dapat dilakukan ketika bayi lahir lewat pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan penunjang lainnya.

Kelainan hipospadia yang sering ditemukan antara lain:

  • Lubang kemih (uretra) terletak di bagian bawah kepala penis, dalam kasus sedang-berat berada di bagian bawah batang penis atau di area skrotum (buah zakar),
  • Penis yang melengkung ke bawah/menekuk ke dalam; dan
  • Kulup yang menutup secara berlebihan lubang penis.

Baca juga: "Mengejutkan, Aprilia Manganang Pensiun" oleh Ali Suwarno.

Untuk mengatasi hipospadia, terapi pembedahan direkomendasikan agar dapat mengkoreksi tekukan pada penis, membentuk saluran kemih dan menempatkan lubang penis ke lokasi seharusnya jika memungkinkan. Operasi dapat mulai dikerjakan saat usia anak 6 bulan dan diharapkan operasi selesai sebelum usia sekolah.

Bila tidak dilakukan operasi rekonstruksi, hipospadia dapat menimbulkan masalah berkemih pada anak, serta dapat mengganggu aktivitas seksualnya saat ia tumbuh dewasa. Perlu diingat agar jangan menyunat anak sebelum operasi rekonstruksi dilakukan, karena dokter Urologi akan memerlukan cangkok dari kulit penis, untuk membuat saluran kemih baru.

Hipospadia yang dialami Aprilia Manganang dapat menjadi pembelajaran bagi awam untuk tidak langsung menghakimi seseorang terkait identitasnya yang bisa saja membutuhkan asistensi medis di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun