Babak baru perseteruan Meghan Markle dan Kerajaan Inggris dimulai lagi setelah Meghan mengeluarkan klaim mengejutkan dalam wawancara eksklusif baru-baru ini.
Didampingi oleh suaminya Pangeran Harry, Meghan mengatakan kepada interviewer kondang Oprah Winfrey bahwa institusi kerajaan gagal melindungi dia selama menjadi anggota resmi kerajaan.
Seperti yang telah diketahui, Meghan Markle dan Pangeran Harry telah lepas dari tugas sebagai anggota Kerajaan Inggris semenjak Maret 2020. Setelah melalui proses evaluasi selama 12 bulan, pasangan ini resmi melepas gelar kerajaan beserta tanggung jawab sosial dan publik atasnya.
Ketika kedua belah pihak mencoba saling memahami dalam perpisahan Februari seperti yang dilansir BBC; Â Pernyataan dari Istana Buckingham mengatakan Pangeran Harry dan Meghan "tetap menjadi anggota keluarga yang sangat dicintai" selagi pasangan itu mengatakan "pelayanan publik mereka bersifat universal" dan menawarkan diri untuk terus mendukung organisasi yang mereka wakili ketika menjadi anggota kerajaan.
Baca juga: "Lain William-Kate, Lain Pula Harry-Meghan" oleh Julio Norde Narodangin
Nada berbeda muncul dalam wawancara terbaru dengan Oprah, mengungkapkan sejauh mana keretakan hubungan Meghan dan Harry dengan Monarki Inggris.
Meghan dan Harry menuduh anggota Keluarga Kerajaan yang tidak disebutkan namanya melakukan tindak rasisme dengan bertanya 'seberapa gelap nantinya warna kulit' anak sulung mereka, Archie. Halangan juga terasa bagi Archie untuk mendapat titel kerajaan dan pengamanan khas bangsawan.
Pasangan ini kemudian menuduh institusi Kerajaan gagal melindungi Meghan yang merasa terisolasi dan ingin bunuh diri.
"Mereka tidak mau mengatakan yang sebenarnya untuk melindungi saya dan suami saya," ucap Meghan dalam wawancara yang disiarkan stasiun televise Amerika Serikat, CBS. "Sebaliknya, mereka bersedia untuk berbohong untuk melindungi anggota kerajaan lainnya," tutupnya.
Pangeran Harry secara khusus mengungkapkan ketiadaan dukungan finansial kepadanya dan Meghan Markle beserta keretakan hubungan dengan ayahanda Pangeran Charles dan kakaknya, Pangeran William. Walaupun begitu, pasangan ini tetap menyatakan kecintaan mereka terhadap anggota kerajaan yang mau mendukung mereka, termasuk Ratu Elizabeth II. Tekanan institusilah yang mendorong keputusan Meghan dan Harry untuk tinggal di Amerika. Bagaimana kemudian respon dari Kerajaan atas interview Oprah ini?
Wawancara ekslusif ini disiarkan 12 jam setelah sambutan Ratu Elizabeth II dalam peringatan Hari Raya Persemakmuran Inggris. Pernyataan yang digambarkan sebagai bom yang meledak untuk melukai institusi kerajaan telah menutup pesan optimis yang disampaikan Ratu kepada negara -- negara persemakmuran terkait dukungan material dan immaterial dalam bersama menghadapi pandemi COVID-19.
Istana Buckingham belum memberikan tanggapan resmi atas wawancara ini. Akan tetapi, bagian dari media Inggris dipimpin oleh pembawa acara Piers Morgan menyangkal tuduhan yang dialamatkan Meghan kepada Kerajaan Inggris.
"Wawancara ini adalah pengkhianatan yang sangat memalukan dari Ratu dan Keluarga Kerajaan. Saya mengharapkan semua omong kosong keji yang mementingkan diri sendiri dan merusak dari Meghan Markle - tetapi Harry melakukan hal yang memalukan dengan ikut menjatuhkan Monarki dan keluarganya sendiri," begitu isi twit dari Piers Morgan.
Baca juga: "Belajar Kepemimpinan dari Ratu Elizabeth II" oleh Rionanda Dhamma Putra
Asosiasi Editor Media Inggris Raya juga mengecam apa yang mereka sebut "serangan kepada pers" selama wawancara Harry dan Megan dengan Oprah. Asosiasi dalam pernyataan resmi mengatakan, "Media Inggris bukanlah orang -- orang fanatic dan akan terus menjalankan peran dalam meminta pertanggungjawaban dari mereka yang kaya dan berkuasa setelah serangan terhadap pers oleh Duke dan Duchess of Sussex (gelar lama kerajaan Harry dan Meghan)."
Meghan beserta Pangeran Harry memang memiliki masalah tersendiri atas sorotan pers Inggris terkait kehidupan pribadi dan peran publik sebagai anggota kerajaan. Masing -- masing dari mereka menyelesaikan sengketa dengan harian Mail on Sunday setelah surat pribadi Meghan kepada Thomas Markle diungkap pers kepada publik pada Januari 2019.
Di luar respon balasan atas wawancara ini nantinya, interview Meghan dan Harry dengan Oprah akan menjadi salah satu wawancara paling eksplosif terkait kerajaan Inggris. Gambaran yang dilukis oleh Sussex tentang monarki Inggris sebagai sebuah institusi yang kurang mendukung pasangan ini ketika menjadi bagiannya, dengan Meghan sebagai seorang wanita dengan kulit berwarna merasakan adanya pelecehan yang hampir mendorong dia kepada jurang kematian.
Wawancara Meghan bisa dikatakan setara dengan apa yang diungkap oleh Putri Diana pada 1995. Seperti yang dikatakan Harry dalam klip yang dibagikan secara luas sebelum wawancara dengan Oprah ditayangkan, dia takut sejarah terulang kembali. Ibunya telah berbicara tentang keinginan bunuh diri yang dialaminya saat mengandung Harry, dan kurangnya dukungan yang dia terima. Seperti Diana, Meghan merasa terjebak dan sendirian.
Ketika Diana meninggal di umur 36 tahun dalam kecelakaan mobil yang menurut juri salah satunya disebabkan paparazzi, publik Inggris berharap hubungan rumit nan menyakitkan antara Kerajaan Inggris, pers, dan publik dapat diubah. Namun, 20 tahun lebih kemudian dan kematian Diana tidak menghasilkan legasi positif.
Baca juga: "Pangeran William Bakal Gantikan Ratu Elizabeth II?" oleh Tuhombowo Wau
Apa yang diungkap Harry dan Meghan menunjukkan bahwa ada kontradiksi besar dalam Kerajaan Inggris. Mungkin wawancara mereka dengan Oprah akan mendorong gelombang perubahan besar. Akan tetapi, perubahan tersebut tidak dapat dijamin dalam institusi berumur ribuan tahun dan masih memiliki pengaruh besar atas Inggris. Babak baru perseteruan Meghan Markle dan Kerajaan Inggris akan berbuntut panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H