Hidup memang penuh perjuangan. Pemuda sempat menjadi penguji Lembaga Psikologi untuk pelajar sekolah di Jabodetabek itu secara bertahap mulai memasuki dunia profesi wartawan.
Berawal dari magang hingga direkrut oleh salah satu media nasional menjadi seorang reporter. Proses demi proses dilaluinya, mulai dari  jarang makan,  kehujanan, mendapat cacian, hingga menunggu narasumber untuk mengkonfirmasi berita sehari semalam.
Tak hanya itu, Deros juga jarang memiliki waktu bersama keluarga. Bahkan hari raya Idul Fitri pun, pria berusia 32 tahun itu terkadang harus melakukan aktivitas liputan.
"Pertama kali saya terjun meliput di lapangan, saya ingat pertama kali di kementerian luar negeri. Waktu itu liputan masih jaman laporan by phone. Saya sempat bingung mau laporin apa. Tiba-tiba seorang redaktur di kantor bilang Alumni UIN ko jadi wartawan bukan jadi guru aja. Memang sempat ngerasa pahit, tapi kalau dalam proses terus mengeluh maka jangan harap  bisa berkembang," kata pemuda yang hobi traveling dan mencoba hal-hal yang baru tersebut.
Deros Mengembangkan Diri Dengan Lanjut Studi Magister
Setiap orang tentu ingin memiliki kualitas hidup yang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Seperti halnya Deros, setelah beberapa tahun menjadi wartawan  di beberapa media nasional dan sudah handal, tepatnya pada tahun 2016, Ia melanjutkan studi magister.
Jurusannya yang diambil olehnya masih linear, yakni Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus.Â
Saat ini pemuda murah senyum itu masih sebagai jurnalis namun mengarap liputan-liputan khusus dan aktif sebagai penulis buku.
"Awal membuka salah satu pintu kesuksesan sebagai seorang jurnalis itu, salah satunya wartawan harus punya karya. Bisa dengan menulis buku. Saya berharap teman-teman wartan kedepan bisa menulis buku. Ini sekaligus untuk pengembangaan diri,' ucap Deros.
Deros menekankan bahwa tentang segala sesuatu dalam hidup ini selalu ada waktunya, ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, ada waktunya untuk gagal dan ada waktunya untuk bangkit dan sukses.
"Menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban.
Setiap kejadian pasti ada hikmah di baliknya," ucap Deros mengakhiri perbincangan.