Mohon tunggu...
Willibrodus Nafie
Willibrodus Nafie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Doa Terbaik Adalah Melakukan Kebaikan

Setia Melakukan Perkara Kecil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Pemulung Berjuang Bangun Pesantren Bagi Anak Yatim di Tengah Kepungan Gunung Sampah

12 November 2021   21:56 Diperbarui: 12 November 2021   22:11 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saung Galing, seorang pemulung dan kuli bangunan, sekaligus pendiri Pondok Pesantren Nurjadiid (Foto Willi Nafie)

Tekadnya patut diapresiasi, pemuda rendah hati ini memulai impiannya dengan mengumpulkan uang dari hasil bekerja sebagai pemulung dan kuli bangunan.

Foto (Willi Nafie)
Foto (Willi Nafie)
Walau sudah berdiri dua lantai, namun dari tahun 2010 hingga sekarang pembangunan Pondok Pesantren Nurjadiid tak kunjung selesai. Faktor utamanya adalah biaya, penghasilan Saung Galing sebagai kuli bangunan dan pemulung tidak mampu melancarkan  pembangunan rumah bagi anak-anak yatim tersebut.

Meski demikian semangat  Saung Galing untuk memuliakan para anak yatim terus bergelora. Tujuan dia adalah mengajarkan agama dan menuntun anak-anak  yatim hidup lebih baik lagi ke depan.

Kepada penulis Saung Galing bercerita membutuhkan dana sekitar Rp150 juta lagi guna menuntaskan pembangunan pondok pesantren bagi anak-anak yatim.

Seperti mengokohkan pagar yang rapuh, benahi kamar para santri yang belum layak, membeli matras, bantal, lemari, membangun dapur serta membeli sejumlah perlengkapan bagi anak-anak yatim.

Saung Galing pahlawan bagi anak-anak yatim di tengah gunung sampah. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa menjamah hati orang-orang untuk ikut tergerak membantu Saung Galing sehingga adik-adik di sana bisa tidur nyeyak lalu belajar mengaji dan ilmu pengetahuan dengan leluasa. AMIN

Penulis: Willibrodus Nafie/Aktivis Sosial

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun