Mohon tunggu...
Willibrodus Nafie
Willibrodus Nafie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Doa Terbaik Adalah Melakukan Kebaikan

Setia Melakukan Perkara Kecil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hati Melayani dan Semangat Belajar Ketemu di Gunung Sampah

31 Oktober 2021   19:03 Diperbarui: 31 Oktober 2021   22:21 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada pungutan biaya, semua dilakukan secara sukarela dan gratis. Bila diakumulasi anak-anak yang menjadi murid pasutri ini mencapai ratusan orang.

Banyak orang tua di sana meminta keduanya untuk mengajar anak-anak mereka, setelah melihat banyak perubahan dari anak-anak yang diajar. Awalnya tidak bisa menulis angka, huruf, dan juga membaca kini sudah lancar.

Bahkan untuk menambah semangat anak-anak agar terus belajar, keduanya rela membeli makanan ringan untuk dibagikan kepada anak-anak selepas proses belajar mengajar. Ini selalu dilakukan tidak pernah tidak.

Kata mengeluh apalagi malas, tak ada dalam kamus hidup pasutri ini, walau sakit namun masih bisa berjalan dan bersamaan tiba jadwal mengajar, keduanya bakal tetap memancal sepeda motor menerobos celah-celah gunung sampah di iringi bau sampah, mengalahkan terik panas matahari, dan hujan demi mengajari anak-anak di tempat pembuangan sampah.

Dari pengelaman sederhana ini, penulis kemudian mengerti alasan kedatangan Ka Jhon dan Ka Ragel, kenapa mampu merangsang suasana hati anak-anak berubah dari gelisah menjadi gembira? 

Ternyata keduanya telah mengambil risiko lebih besar di tengah orang lain sedang larut dalam lingkaran aman bagi dirinya sendiri. Bukan hanya pengajar tetapi pembangkit semangat anak-anak.

Spirit melayani Ka Jhon-Ka Ragel dan semangat anak-anak untuk belajar agar lebih pintar bertemu di tengah kepungan gunung-gunung sampah. 

Dari sana lahir spirit yang ikut memantik kesadaran  penulis tentang arti sesungguhnya sebuah pengorbanan. Terutama ikut mengambil bagian untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa di republik ini.

Di tengah keheningan relung hati yang terdalam, timbul gumpalan perasaan malu karena meski penulis sebagai seorang jebolan magister ilmu pendidikan, tidak mampu mengerjakan lebih dari yang dikerjakan Ka Jhon-Ka Ragel.


Foto Willi Nafie
Foto Willi Nafie
Sungguh keduanya mengilhami betul intisari pentingnya pengetahuan bagi umat manusia, yakni sebagai pintu peradaban dunia.

Dalam daya, upaya dan tak lupa dialaskan dalam doa, pasutri ini terus setia mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak-anak di tempat pembuangan sampah dengan harapan semoga bisa berkembang secara fisik, emosional, dan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun