Pesilat, panggilan yang dipakai untuk menunjukkan seseorang yang menekuni Pencak Silat, salah satu bela diri khas Indonesia, yang turut dipertandingkan sebagai salah satu cabang olahraga di Asian Games 2018 Jakarta - Palembang. Pesilat tentunya identik dengan karakternya yang tegas, kuat dan garang dalam setiap gerakannya.
Para pesilat terbaik dari masing - masing negara peserta sudah menunjukkan hal tersebut melalui rangkaian pertandingan cabang olahraga Pencak Silat, dimana Indonesia berhasil meraih kesuksesan di cabor ini dengan mendominasi perolehan medali emas.
Salah satu pesilat terbaik yang dimiliki tanah air, penyumbang medali emas pencak silat  bagi Indonesia, Hanifan Yudani Kusuma, membuat cerita yang berbeda, dan seakan melunturkan kesan pesilat yang selama ini dikenal.
Hanifan Yudani Kusuma dari cabor pencak silat nomor kelas C putra 55-60kg, berhasil meraih medali emas tersebut dengan mengalahkan atlet pencak silat asal Vietnam, Nguyen Thai Linh. Hanifan berhasil menang dengan skor tipis 3-2 mengalahkan Nguyen Thai Linh yang beberapa kali memberi perlawanan sengit. Hasil tersebut menjadikan Hanifan Yudani menjadi atlet pencak silat ke-13 yang menyumbangkan medali emas untuk Indonesia sekaligus yang ke-29 bagi Indonesia.
Setelah dipastikan menjadi pemenang dan meraih medali emas, ada aksi unik yang dilakukan Hanifan sehingga menjadi sorotan penonton dan awak media. Pesilat muda itu langsung naik ke tribun kehormatan. Di sana ada Presiden RI Ir. Joko Widodo dan Ketua IPSI Prabowo Subianto yang duduk menyaksikan laga tersebut. Hanifan langsung disambut oleh Jokowi dan Prabowo. Setelah bersalaman dan memeluk masing-masing baik Jokowi dan Prabowo, Hanifan yang masih berselimut bendera itu tiba - tiba menarik Jokowi dan Prabowo. Keduanya kemudian diajak berpelukan dengan Hanifan.
Kejadian tersebut membuat histeris semua penonton dan langsung menjadi topik pembicaraan di media sosial, tidak hanya di media sosial, pasti juga akan menjadi pembicaraan mulut ke mulut juga di kalangan masyarakat. Seperti yang kita ketahui Jokowi dan Prabowo merupakan capres yang akan bersaing di Pemilihan Presiden 2019 nanti. Presiden RI Ir. Joko Widodo akan berpasangan dengan Prof. KH. Ma'aruf Amin dan Prabowo Subianto dengan Sandiaga Salahudin Uno.
Pasca deklarasi pencalonan diri sebagai capres dan cawapres oleh masing - masing partai pengusung pada awal Agustus 2018 lalu, suhu perpolitikan kembali memanas dengan berbagai manufer politik yang ada. Mulai dari batalnya Prof. Mahmud MD menjadi cawapres Jokowi, isu uang mahar Sandiaga Uno, pidato kontroversial Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di Sidang Tahunan MPR-RI pada 16 Agustus 2018, hingga gerakan #2019GantiPresiden yang mendapat penolakan dimana - mana.
Apa alasan Hanifan melakukan aksi tersebut ? "Saya terharu, pertama, kenapa harus melakukan seperti itu, bangsa Indonesia itu harus saling menghargai, kan banyak di media sosial yang saling memaki," kata Hanifan Yudani Kusuma dikutip BolaSport.com dari Kompas.com. "Padahal, Indonesia tidak seperti itu, saya ingin mempererat silaturahmi," ucap sang atlet menambahkan.Â
Hanifan sendiri sudah menyukai Pencak Silat sejak kelas 2 SD dan bakatnya menurun dari sang ayah. Sang ayah, Dani Wisnu, tergabung dalam Pelatnas Pencak Silat pada tahun 2005. Ini membuat Hanifan tertarik untuk meneruskan perjuangan yang ayah.Â
Atlet yang berasal dari Bandung ini bergabung dalam perguruan silat Tadjimalela saat kecil dan mulai ikut kejuaraan pada tahun 2010. Medali emas Asian Games 2018 bukan medali emas yang pertama bagi Hanifan. Dimana, tahun 2017 di Malaysia Open dan Belgia Open 2018, Hanifan juga meraih medali emas.
Aksi yang terbilang unik dan berani dari Hanifan ini seolah - olah meluluhkan hati semua mata yang melihatnya, pesilat tangguh yang berlari seperti anak kecil untuk memeluk dua orang yang penting bagi bangsa ini menjadi sebuah pelajaran bagi kita Indonesia.
Saling menghargai, saling mencintai, tidak peduli #2019GantiPresiden atau pun #JokowiDuaPeriode atau apa pun itu, kita adalah saudara, kita satu, kita Indonesia. Jangan mau terpecah belah oleh berbagai kepentingan politik yang tidak sehat, jangan saling mencaci maki bahkan menjatuhkan martabat bangsa sendiri, mari bangun kehidupan politik yang sehat.Â
Asian Games 2018 kali ini telah membuktikan banyak hal, Indonesia mampu menjadi tuan rumah yang baik, Indonesia mampu bersaing dengan negara lain, Indonesia kaya akan kenakegaragaman, dan yang terpenting Asian Games 2018 mampu sehatkan dan sejukkan politik nasional. Pilpres 2019 sehat, Pilpres 2019 damai, terima kasih Hanifan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H