Beberapa hari yang lalu, penulis mencoba chat dengan AI ChatGPT setelah mendengar dan membaca berbagai komentar terkait ChatGPT.
Agar bisa mengakses ChatGPT secara gratis, maka penulis langsung mendaftarkan email di sana agar bisa mengakses chat. Dipilihlah akun gmail untuk memudahkan pendaftaran.
Setelah berhasil mendaftar menggunakan email, ternyata penulis diminta untuk menunggu beberapa jam sampai website AI ChatGPT bisa diajak chatting. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pengguna ChatGPT pada saat itu.
Meskipun demikian, pihak mereka akan memberitahukan kapan penulis bisa mengaksesnya.
Agak penasaran juga untuk mencoba Kecerdasan Buatan Manusia ini, setelah banyak teman yang membicarakannya di grup WhatsApp.
Mereka bercerita bahwa AI ChatGPT bisa menjawab pertanyaan, memberi informasi, menulis email, menyusun pidato, esai sampai menulis karya puisi.
Serunya, ChatGPT tidak hanya bisa menerima perintah atau pertanyaan dan menjawab dengan bahasa Inggris, namun bisa berupa bahasa lainnya termasuk bahasa Indonesia.
Meskipun ChatGPT terlihat sangat pandai, namun tetap masih memiliki beberapa eror terkait informasi terkini dan terbaru.
Kendati demikian, saking viral dan pandainya chatbot yang dikembangkan oleh Open AI membuat beberapa orang menjadi skeptis.
Beberapa khawatir jika pekerjaan manual yang dilakukan manusia bisa diambil alih oleh AI seperti robot AI.
Wajar saja kekhawatiran tersebut muncul karena kecanggihan dan kepandaian AI yang sangat memukau. Berbagai perusahaan sudah memanfaatkan kepandaian AI untuk memasarkan pangsa produk mereka.
Sebagian lagi menggunakan robot AI untuk mempermudah produktivitas mereka. Kita bisa melihatnya di berbagai industri. Seperti pada industri kesehatan, kedokteran, pendidikan, pariwisata, kuliner, dunia hiburan, sampai pada industri mainan.
Terdengar seolah-olah robot AI bersaing dan mengambil alih profesi yang biasanya dikerjakan oleh tenaga manusia.
Namun, kita sebagai manusia yang lebih cerdas dan pandai daripada robot AI seharusnya tidak berpikir demikian.
Itu dikarenakan, robot AI selalu merespon atau mengerjakan sesuatu berdasarkan program dan algoritma yang telah diprogram sebelumnya oleh manusia sendiri.
Jadi tampaknya robot AI tidak akan mengalahkan manusia dalam hal bersaing dan mengambil alih semua profesi manusia.
Menurut opini penulis, sumber daya manusia tetap akan selalu eksis dan dibutuhkan oleh dunia yang dinamis ini. Dan pastinya robot AI bisa dijadikan partner kerja yang membuat pekerjaan manusia lebih ringan, salah satunya adalah membantu manusia dalam memecahkan solusi.
Itulah esensi penciptaan robot AI yaitu mereka diciptakan untuk membantu dan meringankan pekerjaan manusia.
Yuk, kita manfaatkan kehadiran mereka di era AI ini dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Agar bisa memanfaatkan kecerdasan robot AI, maka sudah semestinya sumber daya manusia melakukan riset tentang apa saja kelebihan dan kekurangan AI.
2. Pelajari hasil riset untuk mendapatkan data terkini dan terupdate dari robot AI sehingga kita bisa mengenalnya lebih jauh.
3. Pahami juga semua fitur yang ditawarkan oleh robot AI, dengan demikian kita tidak gagap saat harus mengoperasikannya.
4. Lalu adakan pelatihan penggunaan robot AI dari para pakar dan ahlinya. Sehingga kita tidak mendapatkan informasi yang keliru dan agar bisa menghemat waktu operasi.
5. Jangan lupa untuk membaca buku manual tentang pengoperasiannya secara bertahap, agar tidak ada langkah yang terlewati tanpa harus mengulang berkali-kali.
6. Pun menjaga dan merawat robot AI secara  secara berkala agar robot AI bisa bertahan lama dan tidak mudah rusak.
7. Selalu mengapdate software terkini dari perusahaan resmi pembuat robot AI agar sinkronisasi sistem dan manual bisa berjalan berbarengan.
Nah, alih-alih kita menjadi skeptis lebih baik mencoba beradaptasi dan menerima kehadiran mereka. Dengan demikian kita mampu menjadi sumber daya yang berkualitas di era AI ini.
Bagaimana Kompasianers, apakah kalian sudah siap menghadapi era kecerdasan buatan?Â
****
Penulis: Willi Andy, untuk Kompasiana.
Februari 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H