Untuk menyampaikan pendapat, keinginan, dan gagasan diperlukan suatu tindakan ucapan dalam berkomunikasi. Komunikasi yang baik bukan terjadi hanya satu arah tetapi harus terjadi dalam dua arah.
Seperti percakapan antara dua atau lebih orang. Ada pihak yang mendengar dan ada pihak yang berbicara. Tidaklah mungkin jika percakapan terjadi hanya sepihak saja.
Ada yang berbicara dan ada yang mendengar dan kedua proses itu terjadi silih berganti. Inilah percakapan yang baik. Ada hubungan timbal balik di antara semua pihak di dalam suatu percakapan.
Dan ternyata, untuk berkomunikasi khususnya dalam suatu percakapan diperlukan keterampilan.
Untuk itu penulis mencoba membagi 4 keterampilan dalam berkomunikasi agar percakapan berjalan dengan baik dengan pihak lain.
1. Harus punya ide yang jelas
Sebelum kita berucap kata, ada baiknya kita punya gagasan atau ide dari apa yang ingin kita komunikasikan.
Contohnya jika kita ingin mengungkapkan perasaan maka percakapan haruslah yang berhubungan dengan perasaan yang kita atau orang lain rasakan.
Selain itu, dalam suatu percakapan juga dibutuhkan sebuah topik yang dijadikan bahan diskusi. Seperti saat kita menulis sebuah artikel, harus ada topik yang ingin diutarakan melalui suatu bentuk tulisan.
Tentukan topik utama dari berbagai topik sampingan yang masing-masing ada sangkut pautnya dengan topik utama.
2. Tujuan dalam suatu percakapan
Cari tahu dan kenali tujuan dari suatu percakapan. Apa sih yang ingin dibawakan di sana. Apa poinnya.
Cobalah kita buat beberapa poin yang ingin disampaikan. Pecahkan poin yang penting dan utama menjadi beberapa poin  kecil agar lebih mudah disampaikan dan didiskusikan.
Di samping itu, cari tahu dan kenali apa yang ingin kita selesaikan dari sebuah permasalahan. Misalkan suatu masalah diskusi yang memerlukan solusi. Di sana kita bisa menjabarkan beberapa solusi, tidak hanya satu. Dengan demikian percakapan akan lebih terarah.
3. Set dan adjust niat awal
Dalam suatu percakapan yang ideal, semua pihak yang terlibat di sana tidak boleh memaksakan kehendak.
Kita harus peka dengan perasaan lawan bicara. Selain itu, kita harus memperhatikan pikiran dan perspektif dari pendengar.
Cobalah untuk tidak merubah pikiran orang lain. Alih-alih kita berbuat demikian, akan lebih baik jika kita mencoba memahami perspektif mereka. Dengan demikian mereka akan lebih menghargai kita.
Keterampilan yang satu ini mengajarkan kita agar tidak menjadi orang yang egois dalam suatu percakapan.
4. Cara penyampaian merupakan hal yang krusial
Betapa pentingnya cara penyampaian yang benar dalam berucap. Ada saatnya kita diam, mendengar, dan berbicara.
Jika lawan bicara sedikit terbawa emosi kemarahan, maka kita harus bisa menyesuaikan keadaan dengan banyak diam, lalu berucap dengan lembut dan sabar.
Jika lawan bicara terlihat sedih maka lebih baik kita banyak mendengar daripada berbicara. Tatap matanya dengan rasa empati. Peluk atau elus bahunya jika memang diperlukan.
Di samping diam, mendengar, dan berbicara, kita juga harus memperhatikan raut wajah kita.
Jika lawan bicara menunjukkan kebahagiaan maka raut wajah kita haruslah bersukacita. Dengan demikian lawan bicara bisa merasakan getaran yang sama dan itu bisa membuatnya lebih nyaman saat berbincang-bincang dengan kita.
Jika saat mendengar lawan bicara yang bernada sedih maka ekspresi wajah kita haruslah berempati dan penuh kasih sayang.
Nah, itulah 4 keterampilan berkomunikasi, khususnya dalam suatu percakapan tatap muka secara langsung.
Mari kita menjadi orang yang terampil dalam berkomunikasi. Karena hal tersebut sangat penting untuk menjaga dan memperluas relasi.
Di samping itu, keterampilan tersebut bisa dikembangkan menjadi kemampuan dalam public speaking.
****
Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
Februari 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H