Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Masa Kecilku

10 Januari 2023   05:08 Diperbarui: 15 Februari 2023   03:03 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak lelaki sedang sendirian | Sumber: pexels.com @Helena Lopes

Di sebuah kolam indah sebelah pohon beringin,
terdengar seekor jangkrik berbunyi
Ayunan mondar-mandir bergerak tertiup angin
Hanya ada sepasang capung terbang kian kemari

Kapur sang Guru bergerak di papan tanpa henti
Aku menunggu jam sekolah selesai
Agar bisa bermain di tengah hari
Pikiran selalu saja berandai-andai

Perut berontak ingin diisi oleh gula-gula
Cemilan selalu tersedia di kantin sekolah
Namun tak kutemukan sepeser uang
Yang ada hanyalah debu dalam kantong

Menanti seorang gadis dari sebelah kelas
Namun mengapa dia belum terlihat dari jendela gelas
Sambil menunggu dan membaca komik seri si kancil
Terbuai dan terbawa pada cinta masa kecil

Selalu menunggu jam tidur malam
Hanya untuk menyadari banyaknya pr yang belum selesai
Selalu menunggu ujian berakhir
Hanya untuk mengetahui seberapa banyak ilmu dalam segenggam pasir

Waktu adalah emas
Namun emas tidak mampu untuk membeli waktu
Hari demi hari berlalu
Tahun demi tahun berlalu
Oh kacaunya masa kecilku

Tak ada yang tahu
Mengapa mentari selalu hilang di balik bukit
Tak ada yang memberi tahu
Apakah ada peri hidup di bukit

Baca juga: Puisi: Kari Daging

Dalam hitungan hari yang penuh bait
Menatap kekosongan langit
Selalu ingin mencari dalam lamunan
Oh masa kecil yang penuh kesepian

Terlihat kupu-kupu terbang ke sana kemari
Bermain di atas hijaunya rerumputan
Crayon dan pensil berwarna tak mampu melukis indahnya pelangi

Kapankah aku menjadi kakak senior, untuk tumbuh dewasa
Mengharap liburan tiba
Seperti hari esok yang cerah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun