Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

6 Kebiasaan Finansial Sehat sebagai Resolusi 2023

1 Desember 2022   05:21 Diperbarui: 4 Desember 2022   03:01 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keuangan | Sumber: unsplash.com/@towfiqu999999

Halo sobat Kompasiana.

Tahun 2022 akan segera kita tinggalkan untuk menyongsong tahun 2023. Tahun 2023 seharusnya menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Jika di tahun 2022 kita mengelola keuangan dengan cara yang kurang tepat, maka di tahun 2023 harus segera kita perbaiki.

Misalkan di tahun 2022 kita tidak pernah menabung uang, tidak pandai berhemat, tanpa rencana, adanya emosional spending, dan tidak pernah mengalokasikan dana maka tahun berikutnya kita harus lebih proaktif dalam hal keuangan.

Beberapa orang memandang 2023 sebagai tahun yang penuh dengan tantangan. Ada yang pesimis, optimis, dan realitis.

Kalau kita pesimis dengan tahun 2023 maka ini akan memberikan dampak yang tidak baik. Semangat dan kepribadian kita akan patah sebelum impian di tahun 2023 tercapai. Belum lagi hal tersebut akan menyebabkan kita kehilangan tujuan hidup.

Kalau kita punya sifat optimis untuk mengejar impian dan goal di tahun 2023 sebenarnya sangat bagus. Namun yang harus diperhatikan adalah jangan terlalu berlebihan.

Kalau kita perhatikan, sifat optimis yang berlebihan akan mengakibatkan kita mengambil keputusan yang salah atau buruk.

Hal tersebut disebabkan oleh kita yang terlalu percaya diri dan menutup diri untuk menerima dan mendengar pendapat orang lain yang bermanfaat.

Di samping itu, kalau kita terlalu optimis maka kita cenderung lebih tidak berhati-hati. Untuk mengatasi hal ini diperlukan suatu tindakan observasi dan pengamatan yang lebih teliti.

Lalu bagaimana dengan sifat realistis?

Sifat realistis sangat dibutuhkan untuk menghadapi gonjang ganjing ekonomi khususnya masalah keuangan kita. Sifat realistis ini adalah sifat yang memiliki pola dalam melihat sesuatu sesuai dengan realitanya secara wajar.

Nah dari sifat realistis inilah kita bisa membiasakan diri pada 5 cara sehat manajemen keuangan.

1. Paying yourself first

Uang yang kita peroleh dari gaji atau usaha dapat kita tabung seperti dalam bentuk Savings.

Rencanakan dengan transfer dana dari rekening checking ke saving secara rutin secara otomatis. Atau langsung masuk ke rekening saving jika kita tidak ada akun checking. 

Dengan kebiasaan prioritas ini akan memudahkan kita untuk menabung dan menghindari keinginan untuk belanja secara boros.

Dan yang lebih bagusnya adalah memakai uang tersebut untuk hal-hal yang produktif seperti investasi bagi masa depan. Dan investasi itu bisa berbagai macam dan ragam, tidak hanya investasi saham saja. 

Pilihlah investasi yang aman meskipun hasilnya lebih minim daripada saham yang beresiko besar demi keuntungan yang besar pula.

2. Kupon atau diskon

Pandai-pandai lah untuk mengumpulkan kupon belanja atau melihat potongan harga. Semua itu bisa meringankan pengeluaran harian dan bulanan.

Meskipun tidak terlalu besar namun jika kita hitung dari awal sampai akhir tahun maka hasilnya akan lumayan besar dan sangat membantu.

3. Perencanaan belanja

Sebelum kita ingin membeli sesuatu, buatlah semacam dana cicilan yang dikumpulkan setiap bulannya. Hal tersebut akan memberikan waktu  bagi kita untuk berpikir apakah yang ingin kita beli betul-betul diperlukan atau tidak.

Dengan cara tersebut, kita bisa mengerem dan lebih bijak dalam pengeluaran.

4. Menghindari emotional spending

Ketidakmampuan menahan keinginan untuk belanja suatu barang atau membeli sesuatu. Dan barang tersebut ternyata tidak terlalu dibutuhkan dan hanya berakhir pada rasa penyesalan.

Walaupun demikian, kebiasaan tersebut tetap dilakukan lagi dan lagi sehingga menghabiskan banyak uang hanya untuk barang yang tidak begitu penting.

Kebiasaan itulah yang disebut emotional spending karena hanya membeli barang-barang berlandaskan emosi semata dan bukan karena kebutuhan.

Maka dari itu hindari berbelanja karena untuk lari dari masalah, merasa bosan, ikut-ikutan tren, ingin diakui, dan dipandang orang lain.

Kebiasaan tersebut harus mulai dideteksi sedari awal jika sudah terbentuk polanya.

Cari tahu apa penyebabnya dan sering lah bertanya pada diri sendiri apakah alasan dibalik keinginan untuk belanja. Apakah betul-betul diperlukan sesuai kebutuhan atau tidak.

5. Buat anggaran pengeluaran dadakan

Hal ini sangat penting karena biasanya pengeluaran dadakan bisa menghabiskan sejumlah uang yang sangat besar.

Anggaran ini bisa berupa biaya rumah sakit, kecelakaan, musibah, kehilangan pekerjaan atau bisnis, cuti hamil, dan lainnya yang bisa terjadi tanpa kita duga dan biasanya memerlukan dana yang besar.

Di sinilah pentingnya anggaran bagi pengeluaran yang sulit diduga kemunculannya. Kita tidak ingin semua dana dan finansial kita menjadi berantakan karena ketidaksiapan kita mengantisipasi hal tersebut.

6. Dana sewa rumah atau cicilan rumah

Hal ini yang sangat menantang diri agar selalu menyiapkan dana sebagai dana kebutuhan tempat tinggal. Karena biaya sewa atau cicilan rumah yang besar, maka gaji atau profit bisnis harus setidaknya 3x lipat daripada uang sewa atau cicilan rumah per bulannya. 

Hal tersebut dapat dinilai sebagai langkah yang aman. Karena kita tidak mau pengeluaran untuk sewa atau cicilan rumah menjadi tidak dapat dipenuhi dalam standar normal hidup.

Apabila biaya tersebut berubah menjadi sangat besar dan hampir mendekati jumlah gaji atau profit, maka gaji atau profit lah yang harus dirubah dengan menambahkan jumlah jam kerja dan mencari profit tambahan. Hal tersebut harus dilakukan agar finansial kita tetap sehat.

Nah itulah enam cara agar kita selalu berada dalam finansial yang sehat. Sehat secara finansial sangat bisa memberikan kebahagiaan pada tahun 2023 mendatang.

****

Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
November 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun