Beberapa minggu lalu yaitu hari Sabtu pagi yang merupakan hari yang baik untuk menambah inventori barang jualan. Oleh karena itu, berangkat lah saya ke pusat grosir di Los Angeles untuk kepentingan tersebut.
Saya selalu memilih hari Sabtu di pagi hari untuk pergi ke sana karena biasanya jalanan tidak macet. Di samping tidak macet, parkiran juga banyak yang kosong. Dengan demikian saya merasa lebih nyaman ketika berada dalam perjalanan dan ketika tiba di sana.
Perjalanan saat itu hanya memakan waktu 30 menit untuk tiba di sana. Setelah tiba, saya langsung memarkirkan mobil. Begitu masuk ke pusat grosir, saya menuju ke salah satu toko dan memilih stok baru yang kira-kira bisa dijual dan tidak lupa untuk menambah stok barang yang sudah hampir terjual habis di toko saya.
Dalam hal memilih stok baru, ada banyak kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu apakah barang tersebut sedang trendi dan dibutuhkan oleh calon pembeli. Keunikan dan kelangkaan barang juga bisa dijadikan patokan tambahan.
Akhirnya selesai juga sekitar setengah jam memilih. Begitu ingin membayar barang dengan uang tunai, ternyata dompet saya tertinggal di rumah. Saya sampai berpikir bagaimana harus membayar, apakah ada mesin ATM di sekitar sana untuk menarik uang tunai.
Tapi masalahnya mesin ATM bank saya tidak ada di sekitar situ. Yang ada adalah mesin ATM umum yang mengenakan biaya yang cukup tinggi jika kita menarik saldo di mesin tersebut. Belum lagi letaknya yang agak jauh dari pusat grosir.
Untungnya saya membawa smartphone. Memang smartphone sepertinya hampir tidak pernah lupa untuk dibawa ke mana pun kita pergi. Tidak seperti dompet yang kadang-kadang tertinggal di rumah.
Saya bertanya kepada si penjual barang apabila mereka menerima sistem pembayaran digital. Mereka menjawab iya tapi harus yang spesifik yaitu melalui Zelle. Untungnya saya ada Zelle yang terhubung melalui bank di akun saya.
Singkat cerita, saya membayar mereka melalui Zelle yang dananya langsung dipotong dari saldo checking. Tidak masalah karena sama sekali tidak ada potongan biaya bagi saya dan uang bisa langsung masuk ke akun mereka dalam hitungan detik.
Itulah cerita pengalaman tentang pentingnya pembayaran digital. Lalu apakah saya memiliki pengalaman sebagai penjual yang pembelinya tidak membawa uang tunai dan kartu kredit/debit untuk membayar barang belanjaan? Jawabannya ada. Hehe.
Saya sering sekali mendapatkan pembeli yang tidak membawa uang tunai. Meskipun saya lebih suka menerima uang tunai sebagai sistem pembayaran tetapi banyak warga AS yang tidak suka membawa uang tunai dalam dompet dan saku mereka. Termasuk saya sendiri.
Jadi saya menawarkan alternatif pembayaran digital, termasuk melalui kartu kredit bagi mereka yang tidak membawa uang tunai. Walaupun saya sudah memasang sign di pintu masuk yang menunjukkan berbagai pembayaran digital akan diterima, mereka sering bertanya apakah bisa membayar secara digital.
Seperti kita ketahui sejak wabah covid19 melanda dunia di awal tahun 2020, khususnya di AS banyak sekali aplikasi pembayaran digital yang bermunculan. Dan mereka semakin diperlukan.
Banyak pelaku bisnis seperti restauran, bengkel, rentals, farmasi, hotel, minimarket, dan sebagainya yang ingin aman dan terhindar dari virus covid19 memilih pembayaran digital yang mereka sebut sebagai contactless transactions.
Contactless transaction adalah transaksi digital yang menggunakan uang sungguhan tetapi bukan berbentuk uang tunai, bisa berupa kartu kredit atau debit dan mobile aplikasi. Berbagai macam aplikasi online di AS yang dipakai warga AS adalah Zelle, Cashapp, PayPal, Venmo, Google Pay, Apple Pay, Facebook Pay, dan masih banyak lainnya.
Hampir semuanya saya punya. Ya karena mereka sangat bermanfaat bagi perkembangan bisnis saya. Beberapa akan mengenakan biaya sekitar 3.5% dan biaya transaksi sekitar 35 cent setiap transaksi. Namun ada juga yang sama sekali tanpa biaya.
Pahitnya, pembayaran melalui transaksi digital mendapatkan perhatian yang sangat besar bagi federal yaitu pemerintahan pusat AS. Mereka menginginkan bagian dari transaksi tersebut. Melalui para pencetus undang-undang, mereka memutuskan suatu keputusan perihal transaksi digital warga AS.
Mereka membuat aturan dan mulai berlaku di awal 2022. Mereka memutuskan bahwa apabila pebisnis menerima uang digital melalui aplikasi online dalam hitungan per tahun sampai mencapai $600, maka uang tersebut akan dikenai Federal Tax atau pajak negara.
Ya, apa boleh buat. Bukankah warga negara yang baik dan patuh harus taat pada undang-undang dan menjalankan kewajiban warga bagi negara?
Terus terang bagi saya dan UMKM lainnya di AS sangat bergantung pada transaksi digital yang semakin marak di dunia digital. Hampir semua warga AS lebih menyukai membawa dompet digital daripada dompet sungguhan yang berisi uang tunai. Kalaupun mereka membawa uang tunai, jumlahnya sangat sedikit.
Saya dan rerata warga AS umumnya mengaku bahwa membayar transaksi melalui dompet digital memiliki lebih banyak keunggulan daripada uang tunai.
Beberapa keuntungan tersebut adalah:
1. Lebih aman dan nyaman.
Dengan hanya membawa dompet digital yang berupa smartphone yang memiliki aplikasi online membuat perasaan lebih aman dan nyaman dari berbagai bahaya kejahatan berupa penodongan atau sejenisnya.
Dengan aplikasi online yang disertai password atau kode keamanan menjadikan dompet digital aman dari tindakan orang-orang yang tidak baik.
2. Rekaman transaksi tersimpan baik.
Transaksi online akan memudahkan kita untuk mengakses histori keuangan kita. Kita bisa melihat dan mengecek semua transaksi yang telah kita lakukan dan terima sampai jauh ke tahun-tahun yang lalu.
3. Memudahkan kita mengatur pengeluaran.
Melalui berbagai aplikasi online, kita bisa mengatur seberapa besar budget kita untuk berbagai keperluan. Aplikasi online menyediakan tools untuk hal tersebut.
4. Lebih terproteksi.
Melalui transaksi online yang melibatkan instansi bank dan provider transaksi online maka akan ada asuransi atas penyalahgunaan transaksi oleh orang yang tidak kita ketahui. Tentu saja ada syarat dan ketentuan yang berlaku untuk mengklaim penyalahgunaan transaksi yang dilakukan orang lain atas nama dan dana kita.
5. Lebih simpel.
Dengan tidak membawa uang tunai dalam jumlah yang besar dan digantikan oleh dompet digital maka beban kita akan berkurang banyak seperti membawa dompet yang gemuk di dalam saku.
6. Bermanfaat untuk membayar tagihan secara online.
Ini juga merupakan salah satu keuntungan dari pemakaian dompet digital. Kita bisa menggunakan dompet digital untuk membayar iuran listrik, gas, dan lain-lain.
7. Bisa mentransfer uang digital kepada anggota keluarga dan teman atau rekan.
Melalui tools transaksi online akan memudahkan kita untuk transfer dana kepada siapa saja yang kita inginkan tanpa harus bertemu dan bertatap muka dengan mereka.
8. Sangat instan.
Transaksi melalui dompet digital hanya memerlukan beberapa detik saja untuk membayar. Begitu kita klik "kirim" atau "bayar" maka hampir saat itu juga uang di akun kita sudah berpindah tangan.
9. Membantu kemajuan ekonomi bagi negara.
Dari transaksi online yang terjadi, maka ada rekaman transaksi. Data tersebut juga akan dikirim oleh berbagai instansi seperti bank dan provider ke negara. Dari sana negara akan mengenakan pajak atau dalam bentuk apa saja terhadap pelaku bisnis. Ketika negara mendapatkan pendapatan pajak yang sesuai maka ekonomi negara juga akan mengalami perkembangan.
Nah, dari berbagai keunggulan dompet digital bagi para pengguna yang disebutkan sebelumnya, maka sudah pasti hal itu mengundang para pengguna baru untuk beralih ke dompet digital.
Saya sebagai diaspora dan pelaku bisnis atau usaha kecil sangat menyarankan para UMKM Indonesia agar segera menambahkan fitur penerimaan transaksi online melalui dompet digital jika masih belum ada. Juga jangan hanya menerima satu aplikasi pembayaran online, tapi tambahkan semuanya jika memungkinkan.
Yuk, kita harus optimis bahwasanya pemulihan ekonomi negara Indonesia dapat pulih dan berkembang dari berbagai tekanan dalam maupun luar. Â Apalagi penulis sudah bercerita tentang pengalaman dan manfaat penggunaan pembayaran melalui dompet digital yang dapat membantu pemulihan ekonomi.
****
Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
November 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H