Beberapa hari yang lalu penulis sedang berada di kompleks perbelanjaan. Saat itu sekitar pukul 7 malam, terlihat beberapa anak muda sedang berkumpul.
Kalau penulis perhatikan anak muda atau remaja di sana berusia sekitar 17-20 tahun dari penampilan dan gaya berbusana yang mereka pakai.
Ada beberapa remaja perempuan dan lelaki, mereka saling berbincang-bincang membentuk suatu lingkaran. Yah begitulah gaya para remaja kalau sedang berkumpul.
Dan sangat disayangkan sekali ternyata beberapa di antara mereka mulai mengeluarkan rokok dari saku dan saling berbagi untuk menghisap rokok. Entah kapan mereka mulai mengenal dan merokok, apalagi sudah tidak ada rasa malu ketika dilakukan di tempat umum.
Pemandangan tersebut sangat disayangkan. Apakah ini merupakan tren dan gaya anak remaja sekarang ini? Padahal hukum negara bagian California melarang para remaja untuk membeli dan merokok. Minimal usia yang diperbolehkan untuk membeli dan merokok adalah 21 tahun.
Hal tersebut dicanangkan oleh para pembuat undang-undang agar para remaja sebelum berusia 21 tahun tidak mempunyai akses untuk membeli, merokok, dan membantu temannya untuk membeli rokok.
Ini akan menyelamatkan para remaja dari mengenal dan memulai menghisap rokok sedini mungkin. Hal tersebut juga mencegah mereka dari resiko kematian, penyakit dan masalah kesehatan yang disebabkan karena menghisap rokok tembakau.
Para anak yang baru memasuki masa pubertas dan menjadi remaja biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di luar bersama teman. Hal tersebut membuka peluang bagi mereka untuk mencoba pada hal baru. Hal baru tersebut bisa merupakan kegiatan untuk menghisap rokok.
Sepeti kita ketahui bahwa banyak sekali berbagai macam rokok yang bahan utamanya adalah tembakau. Dan pastinya para produsen rokok bersaing sangat ketat demi mendapatkan banyak pelanggan yang merupakan perokok aktif.
Cara ampuh para produsen rokok adalah memproduksi rokok dengan cita rasa yang kuat. Di samping itu mereka juga mencoba membuat berbagai ragam jenis rokok.
Ada sigaret yang bahan utamanya adalah tembakau, ada rokok tembakau yang dicampur dengan bahan lainnya seperti herbal, mentol, dan cengkeh.
Ada juga rokok elektrik atau vape, rokok kretek, rokok yang memiliki rasa (bidis), dan hookah yang memakai alat semacam tabung gelas. Dan yang paling keras adalah cerutu.
Dari semua jenis rokok yang beredar di California yang dapat ditemukan di toko rokok, toko serba ada, minimarket sampai supermarket, yang sangat digemari oleh pemuda dan dewasa muda umumnya adalah rokok menthol, herbal, bidis, hookah, dan rokok vape atau e-cigarettes.
Jika kita perhatikan kesemuanya yang digemari oleh mereka adalah jenis rokok yang memiliki rasa. Rasa seperti mentol, herbal yang bisa berupa rempah-rempah, buahan, bunga, rasa permen, minuman koktail, dan coklat.
Kesemuanya dilarang beredar oleh pemerintah federal AS kecuali rokok mentol. Namun belakangan ini beberapa negara bagian melarang rokok mentol dan rokok vape yang memiliki berbagai macam rasa.
Semua itu dikarenakan rokok yang memiliki rasa termasuk mentol menjadi suatu pemicu awal bagi para remaja, pemuda dan dewasa muda untuk memulai dan mencoba menghisap rokok. Belum lagi harganya yang sangat terjangkau bagi para remaja saat itu.
Dan itu semua sudah diteliti dalam beberapa riset di AS yang menemukan bahwa para remaja di usia 12 sampai 17 lebih menyukai rokok tembakau yang disertai berbagai macam rasa sebagai pilihan pertama.
Karena alasan itulah negara federal dan negara bagian AS selalu berupaya untuk melarang berbagai macam dan jenis rokok yang memiliki rasa.
Lalu bagaimana bagi para remaja yang sangat rentan untuk merokok? Apakah ada upaya yang bisa dilakukan oleh orangtua, sekolah dan lingkungan selain pemerintahan untuk mencegah remaja agar tidak merokok?
Beberapa upaya pemerintah selain untuk melarang berbagai jenis dan ragam rokok yang memiliki rasa, ada juga upaya lainnya untuk mencegah para remaja untuk menghisap rokok. Upaya itu adalah:
- Mengaplikasikan undang-undang batas minimum menjadi 21 tahun untuk bisa membeli dan menghisap rokok secara legal.
Para penjual di toko berhak menanyakan usia dan meminta para pembeli berusia muda untuk menunjukkan SIM atau kartu pengenal (ID card) ketika ingin membeli rokok. Cara ini bermanfaat untuk mencegah remaja untuk membeli rokok.
- Menaikkan pajak yang tinggi untuk produk tembakau yang dipakai sebagai bahan baku rokok.
- Diberlakukannya undang-undang bagi zona bebas rokok di ruang publik, seperti di taman, mal, tempat kerja, kantor, restoran, sekolah atau kampus, dan tempat umum lainnya termasuk di dalam bus dan kereta.
Untuk para orangtua remaja juga perlu berbagai macam upaya agar anak mereka tidak merokok. Beberapa hal tersebut adalah:
- Menegakkan aturan seperti jam malam dan mengatur waktu tidur anak remaja.
- Memberi hukuman bagi anak remaja mereka jika kedapatan merokok, berdiskusi tentang mengapa mereka merokok dan bahaya dari akibat merokok.
- Selalu aktif berupaya untuk mencegah anak remaja mereka agar tidak merokok. Perbuatan tersebut berupa mengawasi dan memantau aktivitas anak remaja mereka.
- Tidak terlalu judgemental dalam menerapkan aturan anti rokok bagi anak remaja mereka sehingga tidak memunculkan stres dan hubungan yang semakin jauh antara orangtua dan remaja mereka.
- Bagaimana mengatasi keinginan remaja mereka untuk merokok atau pada saat bersama teman yang sedang merokok. Misalnya mengajarkan mereka agar mengalihkan pikiran untuk menghindari keinginan merokok dan berani untuk menolak tawaran rokok dari teman. Atau bahkan tidak mengizinkan mereka untuk bergaul dengan teman yang merokok.
- Tidak merokok bagi diri sendiri. Orangtua yang mempunyai kebiasaan merokok umumnya akan ditiru oleh anak remaja mereka. Jika orangtua tidak merokok maka kemungkinan besar anak remaja mereka juga tidak merokok.
Selain peranan orangtua yang sangat penting, faktor lingkungan juga sangat menentukan anak remaja agar tidak menjadi perokok aktif.
- Di antaranya adalah faktor sekolah. Seperti kita ketahui bahwa anak remaja banyak menghabiskan waktunya di sekolah sekitar 6-7 jam. Pihak sekolah bisa mengedukasikan  siswa tentang rokok dan akibat dari merokok secara aktif dan pasif. Juga memberikan informasi tentang dampak rokok bagi kesehatan, sosial, dan sisi kejiwaan.
- Pesan-pesan atau iklan di televisi, internet, bioskop, mal, dan jalanan yang menyampaikan bahaya dari merokok juga memegang peranan penting untuk mengingatkan para remaja untuk tidak merokok.
- Peranan tempat ibadah tidak kalah pentingnya untuk memberikan informasi dan nasehat bagi para remaja agar tidak menjadi perokok aktif.
Namun dari kesemua faktor penting yang disebutkan sebelumnya, peranan yang paling terutama adalah kesadaran para remaja itu sendiri, yaitu:
-Memiliki pikiran yang kuat untuk tidak mencoba merokok.
-Tidak bergaul dengan para perokok. Jika ada teman yang sudah merokok, maka perlu sikap yang cerdas dan bijak dalam hal menanggapinya.
-Berani menolak ajakan merokok dari teman dan orang lain.
-Tidak berada di lingkungan para perokok seperti di diskotek atau di mana banyak perokok berkumpul di sana.
-Selalu memiliki tempat tujuan yang jelas ketika keluar rumah dan pulang tepat waktu.
-Mengetahui bahaya dari merokok dan manfaat dari menghindarinya.
Demikianlah hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua pihak agar para remaja tidak memulai merokok karena jika mereka sudah memulainya dan kecanduan maka akan sangat sulit untuk melepaskan kebiasaan merokok.
Kenaikan cukai rokok di Indonesia sangat diharapkan menjadi suatu pertimbangan yang layak bagi para perokok untuk berhenti atau setidaknya mengurangi intensitas merokok secara berkala. Dan cara tersebut sangat efektif di negara maju seperti AS yang memberlakukan pajak yang tinggi untuk tembakau yang digunakan sebagai bahan baku utama rokok. Yuk, pertimbangkan lah sedini mungkin selagi biaya cukai rokok naik.
*****
Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
November 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H