Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Langkah-langkah agar Terhindar dan Aman dari Penusukan OTK

25 Oktober 2022   07:55 Diperbarui: 27 Oktober 2022   07:47 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tak dikenal. (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Belakangan ini banyak sekali beredar berita tentang Penusukan oleh orang tidak dikenal (OTK). Hampir semua media berita di tanah air Indonesia memuat berita tentang hal itu.

Dari cuplikan video CCTV berita penusukan OTK, kita bisa melihat peristiwa sebelum dan sesudah kejadian keji terjadi.

Beberapa kejadian terjadi antara pelaku dan korban yang tidak saling kenal. Dan selebihnya lagi antara pelaku dan korban sudah saling kenal.

Alat bukti yang ditemukan berupa senjata tajam yang dipakai oleh pelaku umumnya adalah pisau dengan berbagai macam model, senjata ninja, dan gunting.

Dan umumnya motif pelaku penusukan adalah karena kebencian, hasutan, pencurian, dan perselisihan seperti dendam dan masalah internal lainnya antara pelaku dan korban.

Sebenarnya kasus kejadian penusukan OTK sudah beberapa kali terjadi. Namun memang penyebaran berita lewat media sosial terjadi begitu cepat dan masif, sehingga bisa membuat kita merasa mudah cemas dan khawatir. Tapi tentu saja ini hal yang wajar. Tapi jangan terlalu berlebihan.

Nah, daripada kita merasa cemas dan khawatir terhadap penusukan OTK, ada baiknya kita mencegah sebagai langkah prioritas dan bagaimana agar bisa selamat jika memang sedang terjadi pada diri kita.

Lalu apakah ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya kasus penusukan OTK terhadap diri sendiri dan orang yang kita cintai? Atau adalah cara agar bisa selamat jika kita sedang mengalami ancaman tersebut?

Tentu saja ada beberapa cara untuk mencegah hal tersebut terjadi dan penanganannya, di antaranya adalah:

1. Hindari konflik.

Jangan terlibat perselisihan terhadap siapapun, baik yang dikenal atau tidak. Seringkali kasus penusukan ini terjadi karena pelaku merasa dilecehkan oleh korban.

Kebanyakan yang terjadi adalah si pelaku pernah dikecewakan atau disakiti. Ini akan mengakibatkan munculnya dendam bagi si pelaku.

Dan jika pelaku adalah orang yang biadab dan tidak mengenal rasa kemanusiaan, maka ada kemungkinan dia akan menusuk korban. Atau bisa juga pelaku utama menyuruh dan membayar orang lain untuk melakukan aksi terhadap korban.

2. Berlaku baik.

Berbuat baiklah dengan siapa saja mulai dari yang mudah seperti menyapa dan memberi senyuman hangat. Tetapi tetap harus berhati-hati dengan orang yang tidak kita kenal betul, karena kita tidak tahu sifat dan pikiran orang lain terhadap kita.

3. Waspada ketika berada di luar rumah.

Perhatikan keadaan di sekitar kita, apalagi ketika kita berjalan seorang diri, di tempat yang sepi senyap dan sewaktu gelap. Berjalanlah dengan tidak santai dan terlalu pelan.

4. Jangan main gawai dan memakai aksesori mahal dan mewah.

Hindari pemakaian ponsel dan pemakaian aksesori yang mewah ketika berjalan di luar rumah. Ketika kita sedang bermain ponsel maka kewaspadaan akan berkurang karena perhatian kita lebih terfokus ke ponsel. 

Ini bisa memberikan kesempatan bagi mereka yang berkeinginan jahat terhadap kita demi merampas atau menodong ponsel dan mencelakakan kita.

Sedangkan barang mewah akan menarik perhatian bagi pelaku untuk merampas atau menodong dan bisa berakibat buruk jika pelaku sudah kalap.

5. Jangan berjalan seorang diri.

Jalanlah beramai-ramai, minimal dua orang. Kejahatan sering terjadi karena pelaku melihat kesempatan yang besar ketika pelaku berjalan seorang diri.

6. Pergi bersama orang dewasa.

Jika kita masih di bawah usia 17-18 tahun ada baiknya jika pergi ke luar disertai orang dewasa. Umumnya pelaku kejahatan menargetkan korban yang masih muda apalagi masih kecil.

7. Bawa peluit.

Ilustrasi garis batas polisi. Sumber: unsplash.com/s/photos/police-line
Ilustrasi garis batas polisi. Sumber: unsplash.com/s/photos/police-line

Selalu bawa peluit dengan dikalungkan di leher atau letakkan dalam saku baju atau celana yang mudah diakses. 

Jika akan terjadi hal yang berbahaya di dekat kita, maka kita bisa meniup peluit kencang-kencang atau berteriak sekuat tenaga untuk menarik perhatian orang banyak.

Ini juga berguna untuk menakuti pelaku kejahatan. Tetapi jika kondisinya masih memungkinkan yah baru kita bisa meniup peluit atau berteriak kencang untuk meminta tolong.

8. Berikan apa yang diminta oleh pelaku.

Cara ini adalah cara yang teraman, yaitu memberikan barang yang diinginkan perampok yang sudah dilengkapi oleh senjata tajam.

Berikan barang tersebut dengan cara dilempar atau diletakkan ke bawah dan agak menjauh dari kita. Kalau bisa letakkan ke arah yang berlawanan dari posisi kita. 

Sehingga pelaku kejahatan harus mengambilnya sambil menjauh dari kita. Saat itu kita bisa segera menghindar dan berlari.

9. Ingat ciri-ciri pelaku.

Sesudah pelaku mengambil barang milik kita, kita bisa mengingat-ingat ciri-ciri pelaku dari pakaian, atribut, senjata, dan kendaraannya jika ada. Itu semua berguna sebagai informasi bagi kepentingan para aparat yang berwenang.

10. Jangan berkeliaran terlalu larut malam di jalan.

Banyak sekali kejadian kejahatan terjadi di jam-jam malam di mana sudah tidak ada orang sama sekali. Kita tidak bisa memastikan kalau berkeliaran di luar larut malam adalah aman.

11. Mengadakan siskamling.

Bicarakan kepada Pak Lurah atau Pak RT dan para tetangga lainnya untuk diadakan siskamling secara bergilir dan setiap malam mulai pukul 6 malam atau ketika mendekati senja hari sampai pagi hari. 

Dengan demikian. lingkungan sekitar akan lebih aman. Di AS kami ada sistem yang persis sama dengan siskamling. Kami menyebutnya sebagai neighborhood watch.

12. Membawa pepper spray.

Kami di AS diperkenankan membawa pepper spray tapi nampaknya tidak diperbolehkan untuk Indonesia, meskipun demi keamanan.

13. Bekali diri dengan gerakan self defense.

Mempelajari self desense atau ilmu bela diri untuk menjaga diri dari ancaman dan bahaya yang mematikan. Gunakan ilmu bela diri sebagai opsi yang terakhir pada saat nyawa kita sudah sangat terancam oleh pelaku kejahatan.

14. Jika kita terluka.
Segera mencari orang terdekat di tempat kejadian. Gunakan semua alat untuk mencari perhatian kalayak ramai. Minta orang untuk memanggil ambulance dan segera tutup luka dengan perban atau kain yang bersih jika memungkinkan.

***

Nah semoga saja cara-cara yang baru saja disebutkan bisa menyelamatkan diri kita. Apalagi lebih baik jika bisa mencegah terjadinya penusukan oleh OTK atau berbagai jenis kejahatan lainnya yang sangat berbahaya.

Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
Oktober 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun