Hidup bermasyarakat tidak bisa terlepas dari hidup bersama dengan para tetangga di suatu pemukiman. Kalau tetangga kita adalah tetangga yang baik pastinya bukan menjadi masalah. Tapi bagaimana dengan tetangga yang "bermasalah" dengan kita? Apakah pasti mereka yang bermasalah atau kita sendiri yang bermasalah bagi mereka?
Maunya sih mereka yang baik dengan kita. Tapi agar mereka juga baik dengan kita, bukannya lebih baik kita sendiri yang memulai untuk menjaga relasi yang baik dengan mereka?
Kalau bercerita tentang tetangga, saya teringat ketika masih tinggal di areal kompleks apartemen yang  gedung apartemennya mirip rumah biasa.
Setiap unit gedung apartemen terdiri dari empat unit kepala keluarga. Kami menyebutnya sebagai apartement home.
Dan dari keempat unit dalam satu gedung itu terpisah oleh tembok ala AS. Inilah yang disebut apartemen dupleks. Tembok di AS umumnya memakai papan dry-wall yang memisahkan keempat unit tersebut.
Kebetulan saya berada di bagian depan. Lalu ada dua tetangga di bagian samping kiri dan kanan dan condong ke belakang. Posisi mereka mendekat ke tempat garasi bersama. Jadi unit saya terjepit oleh dua tetangga dan mereka agak ke belakang, tidak persis satu deret dari depan.
Lalu ada unit di lantai dua. Mereka harus naik tangga untuk bisa masuk ke apartemen. Di bagian bawah mereka adalah garasi bersama dan di tengah tempat parkir ada ruang laundry bersama untuk semua unit di gedung ini.
Jadi unit kita masing-masing terasa begitu dekat dan menempel. Tidak terlalu menjadi masalah karena kita sebagai tetangga saling mengenal dan menghormati satu sama lainnya.
Setiap tahun di hari Natal, saya suka memberi mereka hadiah Natal. Tampaknya ini menjadi suatu tradisi di AS, setidaknya bagi saya. Hitung-hitung berbagi rezeki dan kebahagiaan untuk mereka.
Tetangga di gedung lainnya juga saya kenal. Saya sering menyapa dan berbicara dengan mereka. Begitu pula mereka. Mereka tidak segan-segan untuk memanggil dan menyapa.
Dari semua tetangga tentunya ada yang tidak suka menyapa dan mereka sangat cuek. Tidak peduli siapa tetangga mereka. Tentu saja itu merupakan hak mereka.
Tapi bagi saya, tetangga adalah sebagai teman dan kerabat. Seringkali kalau ada acara Thanksgiving, mereka akan mengundang saya makan di rumah mereka.
Jika ada surat yang nyasar ke tetangga, mereka akan menyimpannya sampai saya pulang ke rumah. Kadang juga saya sering bertukaran makanan dengan mereka. Yah karena kita semua terdiri dari pribadi-pribadi yang multikultural.
Sebagian dari mereka adalah orang Barat, Â sebagian berasal dari Meksiko, Jepang, Taiwan, Indonesia, dan Philipine. Dari sanalah kita sering menawarkan masakan dan kudapan khas masing-masing negara.
Kalau kita berbincang-bincang juga pastinya berbicara tentang budaya dan bahasa masing-masing. Sangat menarik juga dari apa yang disampaikan oleh mereka.
Kadang saya sering meminjam alat-alat untuk memperbaiki mobil dan lainnya. Mereka sama sekali tidak keberatan.
Beberapa kali juga saya menjebol jendela rumah mereka, bukan karena niat jahat tetapi demi untuk membuka pintu apartemen mereka ketika mereka terkunci di luar. Setidaknya ada dua tetangga yang meminta saya untuk menjebol jendela apartemen mereka.
Satu karena anaknya yang masih balita terkurung di dalam dan terus menerus menangis. Pemilik rumah menelepon saya sewaktu saya makan di sebuah restauran tidak jauh dari rumah. Saya harus segera menolong mereka dengan hanya makan dua suap dan langsung menuju ke apartemen mereka.
Begitu saya sampai di sana, anak gadisnya sedang menangis histeris dan memukul-mukul pintu. Saya mengambil pisau di rumah dan segera mencongkel jendela apartemen mereka, lalu harus manjat masuk ke dalam dengan cara meloncat masuk melalui jendela.
Kejadian kedua kalinya juga hampir sama dengan menjebol jendela apartemen tetangga lainnya. Untungnya anjing mereka sudah mengenal saya jadi saya tidak digigit. Pengalaman yang sangat menegangkan sekaligus agak heroik haha.
Kami juga saling mengingatkan untuk memindahkan mobil kalau salah satu dari kami parkir di jalan di hari street sweeping, karena jika tidak dipindahkan ke garasi maka pemilik mobil akan didenda.
Ada juga tetangga kami yang kehilangan pekerjaan, lalu saya menghibur dan membantu dia dalam mendapatkan suatu pekerjaan.
Kadang saya mengadakan semacam yard sale dan para tetangga akan mampir untuk membeli barang dagangan saya.
Sebagian malahan ingin berkunjung ke toko saya dan benar saja mereka datang ke toko untuk membeli barang dan sudah tentu saya memberikan mereka diskon dan ekstra barang.
Ya, memang banyak sekali suka dan dukanya yang malahan hampir tidak pernah muncul karena kita semua saling membantu, memberi, dan menjaga satu sama lainnya.
Dari pengalaman saya hidup bertetangga dengan mereka. Setidaknya ada 4 hal yang harus selalu dilakukan agar relasi atau hubungan terjaga dengan baik.
Ke-4 itu adalah:
1. Memberi
Di sini artinya kami sebagai tetangga suka memberi barang-barang yang berupa makanan dan minuman, pakaian, hadiah, dan apa saja yang berbentuk materi. Ini sangat penting dilakukan agar mereka merasa diperhatikan dan dicintai.
2. Ucapan yang penuh kasih
Kami selalu menyapa satu sama lainnya dengan senyum yang tulus. Bahkan ketika kita berseberangan. Menyapa dengan keras menjadi hal yang wajar agar sapaan terdengar jelas. Ini juga sangat penting, yah karena memang ucapan yang penuh kasih sangat didambakan oleh semua orang apalagi orang yang dikenal sebagai tetangga.
Ketika sedang berbincang-bincang, kita juga selalu menanyakan keadaan mereka. Bagaimana keluarga mereka, bahkan menanyakan keadaan hewan peliharaan.
3. Saling membantu
Sebagai manusia sosial yang tidak bisa hidup seorang diri dan selalu memerlukan bantuan orang lain, tetangga merupakan tempat untuk mencari bantuan ketika anggota keluarga tidak di rumah.
Hal ini sangat dirasakan oleh saya dan tetangga saya. Banyak sekali pertolongan yang saya terima dari mereka, begitu pula sebaliknya.
4. Tidak membeda-bedakan
Hal ini merupakan suatu perilaku yang adil bagi sesama. Meskipun para tetangga dan saya berasal dari latar belakang yang berbeda, kami semua tidak pernah membeda-bedakan.
Semua sama rata. Seperti ketika mereka mengadakan pesta di rumah, maka semua tetangga akan diundang. Juga ketika saya membagikan hadiah Natal, saya akan membagikan hadiah yang sama untuk mereka tanpa membeda-bedakan.
Nah Kompasianer, apakah kalian juga punya cara tersendiri agar hidup rukun, damai, dan saling bahu membahu dengan tetangga?
Salam kompak dan sehat selalu.
****
Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
Oktober 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H