Terus kita memasangnya ke kompor di dapur yang sangat besar dan tidak bisa dipindah-pindahkan (konvensional).
Sama dengan kompor listrik, kompor listrik juga sangat besar dan tidak bisa dipindah-pindahkan. Hanya saja untuk mendapatkan sumber listrik, kita hanya mencolok kabel listrik ke lubang listrik yang tersedia di tembok dapur.
Sebelum penulis menggunakan kompor listrik di tahun tersebut, kompor gas menjadi pilihan satu-satunya.
Kompor gas umumnya ada pemantik apinya. Kalau tidak ada, maka kita menggunakan pemantik api secara manual dari korek api yang panjang atau dari lighter yang panjang untuk menghindari tangan terkena api dari kompor.
Sedangkan kompor listrik lebih mudah untuk dinyalakan. Cukup memutar knop kompor dan langsung kompor nyala.
Lalu di kompor gas ada dudukan untuk panci dan wajan. Sedangkan kompor listrik tidak ada dudukan seperti itu.
Kompor gas ada lubang untuk api, pipa dan sebagainya. Kadang kalau kita memutar balikan masakan, tanpa sengaja masakan bisa masuk ke lubang tersebut. Belum lagi kuah atau air dari masakan yang tumpah akan masuk ke lubang tersebut.
Sedangkan pada kompor listrik tidak ada lubang semacam itu. Permukaan kompor listrik tertutup rapat. Permukaannya biasanya anti lengket dan anti air.
Kompor gas lebih sulit dibersihkan karena banyak sela dan ada dudukannya. Satu-satu harus kita lepaskan, gosok dan cuci.
Sedangkan pada kompor listrik, kita hanya butuh membersihkan permukaannya saja. Kita bisa menggunakan pembersih khusus atau air dengan sabun yang aman untuk kompor listrik.
Untuk biaya yang dikeluarkan di AS, umumnya listrik lebih mahal dibandingkan dengan gas. Meskipun demikian, pemakaian gas lebih menguras sumber daya energi bumi.