Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bijakkah Memberi Makan kepada Satwa Liar di Ruang Terbuka Hijau?

25 Agustus 2022   04:17 Diperbarui: 27 Agustus 2022   01:34 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Minggu pagi saat itu sangatlah menyejukkan. Saat itu masih sekitar jam sepuluh dan cukup berangin, tidak terlalu panas walaupun matahari bersinar cerah.

Maka saya memutuskan untuk berjalan kaki di English Spring Park, Chino Hills, California. Yaitu taman yang sangat indah dengan danaunya yang menjadi ikonik di daerah situ.

Memiliki dua gerbang masuk. Satu menghadap ke jalan utama yaitu Chino Hills Parkway dan Grand Ave. Gerbang satunya lagi berada di belakang, menghubungkan perumahan dengan taman.

Di depan taman ada lapangan parkir khusus untuk para pengunjung taman. Tidak ada biaya masuk dan biaya parkir bagi pengunjung. Sayangnya lapangan parkir di bagian depan tidaklah memadai.

Ikonik danau di tengah taman yang sangat indah. Dokpri.
Ikonik danau di tengah taman yang sangat indah. Dokpri.

Ini membuat saya selalu memarkirkan mobil saya di belakang taman dekat gerbang masuk. Parkir di sana akan lebih adem karena banyak pohon yang cukup rindang dan tinggi di sekitar sana.

Masuk ke dalam taman kita akan melewati semak-semak di samping kiri jalan tapak. Semak-semak itu sudah dipotong rapi oleh pengelola taman. Sedangkan di sisi kanan jalan tapak ada lapangan voli pasir dan lapangan basket.

Jalan tapak menuju gerbang belakang. Ada lapangan voli pasir dan lapangan basket. Dokpri.
Jalan tapak menuju gerbang belakang. Ada lapangan voli pasir dan lapangan basket. Dokpri.

Berjalan turun menuju danau dari gerbang belakang hanya sekitar lima sampai tujuh menit. Jika kita tidak turun langsung ke danau, kita bisa agak naik ke atas. Ke arah dua gazebo yang berada di sana.

Tapak jalan menuju danau. Dokpri.
Tapak jalan menuju danau. Dokpri.
Total ada tiga gazebo di sana. Semua bisa dimanfaatkan oleh para pengunjung ketika ingin mengadakan acara bersama keluarga dan teman-teman.

Gazebo tampak dari jauh. Dokpri.
Gazebo tampak dari jauh. Dokpri.


Di gazebo tersedia meja dan tempat duduk yang banyak, cukup untuk sekitar 40-50 orang. Pesta di dalam ruang gazebo akan terasa lebih privat dan teduh. Kita bisa membawa makanan dan minuman masing-masing dan berbagi satu sama lainnya.

Jika kita melewati dua gazebo yang berada di atas, kita bisa lanjut berjalan mengitari danau tetapi tidak pas di dekat danau.

Di jalan tapak tersebut akan membawa kita ke arah tempat parkir yang berada di depan jalan masuk. Kita bisa tetap berjalan di dalam taman dan akan melewati WC umum, playground untuk anak-anak dan gazebo satunya lagi.

Bagian depan taman dekat air mancur di belakang bebatuan. Dokpri.
Bagian depan taman dekat air mancur di belakang bebatuan. Dokpri.
Dari gazebo yang terakhir itulah kita berarti sudah berjalan sekitar setengah dari keseluruhan tapak jalan. Kita bisa mendekat ke danau dari sana.

Banyak bebek yang berenang di danau. Dokpri.
Banyak bebek yang berenang di danau. Dokpri.
Di danau yang indah ini menjadi suatu tempat bagi bebek, angsa, kura-kura dan, ikan untuk berenang dan hidup di dalam danau.

Kura-kura yang sedang beristirahat di atas balok pohon. Dokpri.
Kura-kura yang sedang beristirahat di atas balok pohon. Dokpri.

Dokpri.
Dokpri.
Seekor kura-kura yang sedang berenang di permukaan danau.
Seekor kura-kura yang sedang berenang di permukaan danau.
Berbagai macam bebek dan angsa akan berenang dan mencari makan di sekitar pinggir danau.

Dokpri.
Dokpri.
Kadang ada pengunjung nakal yang memberi makan kepada bebek, angsa, dan kura-kura berupa serpihan roti. Para pengunjung seharusnya tidak boleh untuk memberi makan kepada satwa di sana. 

Dengan latar belakang bukit dari kejauhan. Dokpri.
Dengan latar belakang bukit dari kejauhan. Dokpri.
Walaupun ada beberapa papan peringatan untuk tidak memberi makan kepada satwa, namun banyak pengunjung yang tidak mengindahkannya.

Tampak dua orang pengunjung dari jauh yang sedang memberi makan kepada bebek. Dokpri.
Tampak dua orang pengunjung dari jauh yang sedang memberi makan kepada bebek. Dokpri.
Angsa di sana yang berleher pendek dan berukuran cukup besar tidak takut akan manusia. Mereka sering menghampiri para pengunjung untuk meminta makan. Kadang ada juga yang mencuri makanan. Itulah sebabnya para pengunjung tidak diperkenankan memberi makan kepada mereka.

Dokpri.
Dokpri.
Alasan lainnya adalah makanan manusia tidaklah sehat untuk satwa yang hidup di alam bebas. Diet dan gizi mereka akan berubah, awalnya makanan berasal dari alam lalu berubah menjadi makanan manusia.

Cara hidup mereka pun akan berubah. Mereka akan meninggalkan cara alami untuk mencari makan. Mereka menjadi tidak berburu atau mencari makan dari alam lagi.

Kita seharusnya membiarkan mereka mencari makan dengan sendirinya secara alami. Jika kita memberi mereka makan, ini akan membuat pola hidup baru dan perubahan perilaku bagi mereka. Membuat hidup mereka menjadi tidak sehat.

Dan seringkali jika mereka sudah sangat menginginkan makanan manusia dan tidak mendapatkan nya, mereka akan menjadi sakit dan stres. Mereka bisa menyerang manusia secara agresif untuk mencuri makanan kita.

Pemberian makanan manusia untuk satwa liar juga bisa merubah ekosistem dalam skala kecil ataupun besar.

Itulah sebabnya biarkan mereka mencari makanan secara alami, jangan merasa kita berbuat baik jika memberi mereka makan. Atau merasa mereka sangat lucu dan menarik lalu memberi mereka makan. Dengan berbuat demikian, kita malah akan menyakiti mereka pada akhirnya.

Lalu bagaimana agar kita bisa menikmati acara piknik, pesta, dan olahraga di ruang terbuka hijau dengan para satwa liar yang juga berada di sana?

Yuk kita simak berbagai cara yang aman dan dengan tetap menjaga keseimbangan alam antara manusia dan satwa.

- Jangan sekali-kali memberi makan kepada satwa.

Apalagi jika kita memberi makan yang sudah melalui berbagai proses. Ini sungguh tidak aman bagi mereka.

- Simpan makanan dengan aman.

Kita mungkin saja tanpa sengaja meninggalkan sampah atau serpihan makanan di tanah atau sekitarnya. Ini bisa membuat para satwa tertarik dan makan sampah atau sisa makanan kita. Setelah kita makan dan minum, simpan dan tutup wadahnya rapat-rapat.

- Buanglah sampah dengan aman dan di tempat sampah yang sudah tersedia di taman. 

Bungkus makanan sisa dan tutup botol bekas minuman lalu buang di tempat sampah yang ada di sana, jangan biarkan terbuka agar bisa tercium dan diakses oleh satwa.

- Bersihkan meja, kursi dan tanah dari sampah dan makanan atau minuman yang tercecer.

Ini agar tidak akan memberi sedikit pun peluang bagi kecerobohan kita untuk meninggalkan sesuatu yang berbahaya bagi satwa liar.

- Jaga jarak antara kita dan para satwa.

Berikan mereka ruang yang cukup jauh dari kita agar mereka tidak menghampiri kita dan juga agar kita tidak membuat mereka takut.

Dengan menghargai hidup para satwa, kita sebenarnya juga menjaga kelestarian alam dan para satwa itu sendiri.

Dengan demikian, kunjungan kita ke ruang terbuka hijau menjadi sangat menyenangkan dan aman bagi mereka dan kita sendiri.

Mari kita menjadi manusia yang bertanggung jawab dengan mencintai lingkungan dan alam di mana kita dan para satwa hidup.

****

Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
Agustus 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun