Mohon tunggu...
William Wiguna
William Wiguna Mohon Tunggu... Wiraswasta - CEO

Lifetime Diligence Coach Founder Care Plus Indonesia®, a behavior team work building network, Founder Salon Perilaku®, a class for Behavioral Styles Management® and BMCHK® (Bakat Minat Cita2 Hobi Karakter) Founder Lifetime Camp® Founder Diligence Quotient® Ketua ASPIRASI (Asosiasi Penulis dan Inspirator Indonesia) Partner Quantum Quality International® IPB Graduation, Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Angkatan 22 -1985 International Certified Professional Human Resource (CPHR) International Certified Behavior Analyst (CBA) dan Authorized Reseller DISCovery® DISC Report System dengan validitas Internasional (USA, UK, Singapore & Indonesia) International Certified Performance Inprovement (CPI) Master Pendidikan dari STT IKAT, Indonesia Professional in Behavioral Styles Management lebih dari 25 tahun. Narasumber Solusi Bisnis Radio Heartline FM 100.6 Pengasuh Rubrik Konsultasi Bisnis Tabloid Wanita Indonesia Coach khususnya di bidang Manajemen Perilaku Team SDM, Marketing dan Sales dengan JAMINAN KONSULTASI PRIBADI SEUMUR HIDUP® pertama di INDONESIA dengan total Client lebih dari 30.000 peserta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mematahkan Mitos Ketakutan

11 Februari 2015   14:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:27 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali dalam hidup kita mungkin pernah merasakan takut. Takut disini adalah sesuatu yang sangat manusiawi seperti rasa takut terlambat, takut dimarahi, takut melakukan sesuatu, bahkan takut untuk berkarir atau berbisnis.

Apabila kita belum bisa melepaskan rasa takut maka kita pasti akan mengalami hal-hal demikian seterusnya. Dimana dalam kasus-kasus tertentu bisa menghambat karir kita seperti misalnya takut berbicara di depan pimpinan atau orang lain.

Proses yang biasa dapat kita bantu adalah melihat bagaimana seseorang pada saat tsb mengenali sungguh-sungguh termasuk tipe yang mana rasa ketakutan tsb. Karena itu kami golongkan ada dua jenis rasa ketakutan:
1. Ketakutan yang wajar
2. Ketakutan yang tidak wajar

Faktanya banyak sekali orang-orang sukses dan terus sukses memiliki atau bahkan "memelihara" rasa ketakutan tersebut agar bisa menjaga "kebugaran" perilakunya. Ada cerita nelayan Jepang soal ini, yaitu mereka saat menangkap ikan Salmon hidup di laut, mereka selalu menaruh seekor Hiu di antara Salmon tsb. Rupanya dengan adanya Hiu walau seekor, semua ikan Salmon menjadi waspada dan bisa tetap hidup sampai di pelabuhan. Memang ada yang menjadi korban si Hiu, akan tetapi dibandingkan bila tanpa seekor Hiu, maka biasanya Salmon banyak yang mati karena kurang bergerak.

Hal ini mengajarkan bahwa memang selalu dan akan selalu ada masalah yang bisa membuat seseorang ketakutan. Akan tetapi hidup juga mengajarkan bahwa kita diberikan kemampuan oleh YME untuk mengontrol dalam batas tertentu ketakutan tsb.

Ketidak-mampuan seseorang saat menghadapi ketakutan biasanya adalah timbulnya stress/panik inilah ketakutan yang tidak lagi wajar. Dalam hal inilah seseorang seharusnya bisa dibantu atau menerima bantuan dari mereka yang dekat. Atau bahkan lebih baik saat Anda belum merasakan ketakutan untuk mempelajari dimana kemungkinan "Panic Button" dalam diri Anda sehingga Anda sudah ter-imunisasi dengan baik dari semua ketakutan tidak wajar tsb.

Untuk informasi lebih lanjut bagaimana imunisasi ketakutan tsb, bisa hubungi kami di william.wiguna@gmail.com

--

Salam Karakter,
Ir. William Wiguna, CPHR., CBA., CPI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun