Mohon tunggu...
Politik

Pancasila Bukan Sekadar Hafalan

14 November 2017   19:01 Diperbarui: 14 November 2017   19:25 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sekolah dasar, setiap upacara bendera, kita selalu menyebutkan tentang Pancasila. Pancasila sendiri merupakan dasatr atau ideologi negara kita tercinta Indonesia. Namun di zaman sekarang ini, Pancasila masih belum dihidupi oleh masyarakat Indonesia seluruhnya. Padahal selain dasar negara, Pancasila mempunyai fungsi untuk pandangan hidup bangsa yang menjadi petunjuk arah untuk segala kegiatan berbangsa bernegara. 

Selain itu Pancasila merupakan cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia sehingga sudah sepatutnya harus dicapai. Di samping itu Pancasila merupakan kepribadian bangsa yang membuat Indonesia beda dari negara lain yang punya paham-paham tersendiri seperti komunis, liberal, atau yang lainnya.

Sejarah perumusan Pancasila bisa dibilang cukup panjang. Nama Pancasaila sendiri disebutkan oleh Ir. Soekarno pada sidang I BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 yang ditetapkan sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Lalu karena pada sidang itu tidak ada yang ditetapkan sebagai dasar maka dibentuklah Panitia Sembilan yang nantinya akan menghasilkan Jakarta Charter yang berisi rumusan dasar negara. 

Selanjutnya sebelum sidang PPKI yang pertama, Moh. Hatta mengusulkan untuk mengganti kata-kata pada sila opertama sehingga menjadi Pancasila yang selalu kita sebutkan saat upacara bendera.

Begitu panjang sejarah terbentuknya Pancasila menunjukkan perjuangan tokoh-tokoh masa itu  untuk merumuskan dasar negara yang membuat Indonesia punya cita-cita. Nmaun seperti yang sudah disebutkan sebelumnya di zaman sekarang semangat itu mulai pudar. Banyaknya pelencengan terhadap negeri ini membuat fungsi Pancasila tidak berjalan sebagaimana mestinya. 

Misalnya seperti yang terjadi dulu tentang ayat Al Quran yang disebutkan Ahok membuat beberapa orang-orang Muslim marah membuat konflik antar agama. Padahal Ahok sendiri punya kinerja bagus dalam memimpin DKI saat itu. Ini menujukkan masih kepentingan pribadi atau golongan harusnya tidak sampai ke pemerintahan.DI samping itu masih banyak juga pelecehan agama di  social media. Ini menunjukkan sila ke 3 tidak berjalan karena terjadi perpecahan di negeri ini. 

Selain itu tentang korupsi yang masih merajalela di negeri ini. Mereka yang ada di kursi pemerintahan menggunakan kekuasaanya mengambil harta rakyat untuk kepentingan dirinya sendiri. Ini bertentangan dengan sila ke 5 yang menuntut keadilan bagi seluruh rakyatnya. Rakyat yang di bawah akan tetap melarat dan yang di atas akan makin berkuasa karena hukum pun tetap membela rakyat yang ada di atas .

Hal yang disebutkan di atas hanyalah beberapa problematika yang ada di Indonesia. Masih banyak masalah-masalah yang dihadapi Indonesia saat ini. Lalu mari kita lihat pada diri kita sendiri, apakah hanya bisa hafal Pancasila dalam ingatan kita? Sudahkah kita mau menghidupi Pnacasila dalam hidup kita?  Maka dari itu kita sendiri harus sadar untuk mau menghidupi Pancasila dalam diri kita. 

Kita tidak perlu harus duduk di kursi pemerintahan dan mengubah sistem agar Pancasila terwujud. Kita  bisa menghidupinya di lingkungan kita sendiri seperti disiplin dalam bekerja atau sekolah, menghargai sesama ras,suku,serta agama, dan kegiatan-kegiatan lain yang bis amengarahkan Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun